Pemilihan Gubernur Sumsel

Pengamat: Aswari-Irwansyah Alami Lompatan Elektoral

"Bila dilakukan Survei Opini, persepsi Publik Positif serta Elektibilitas Aswari-Irwansyah meningkat signifikan."

Penulis: Abdul Hafiz | Editor: Sudarwan
SRIPOKU.COM/ABDUL HAFIZ
Pasangan calon gubernur dan cawagub Sumsel nomor urut 2, H Saifudin Aswari Rivai- HM Irwansyah (Asri). 

"Misalnya dalam opening statement melakukan over spending time, menjawab pertanyaan panelis dan para Paslon lainnya, kurang jelas deskripsi atau tujuannya, lebih mengandalkan retorika, normatif dan tebar pesona," terangnya.

Mengenai paslon gubernur nomor urut 2, untuk debat kali ini, mampu mencuri perhatian audiens juga penonton diluar panggung debat, karena penampilannya yang rapi, casual, lugas, santun dan realistis dalam bertanya dan memberi jawaban.

"Sepertinya paslon nomor dua mampu mampu memposisikan diri sebagai figur yang mampu merangkul antar paslon lain, yang tengah memuncak ambisinya untuk segera menjadi pemenang dalam kontestasi pilkada ini," ujarnya.

Baca: 2 Bulan Dicerai Ahok, Tak Disangka Begini Penampilan Veronica Tan Sekarang. Lihat Foto-fotonya

Sedangkan paslon nomor 3, kelihatan lancar dan jelas dalam menyatakan program kerja, visi misi maupun jawaban atas pertanyaan panelis maupun perwakilan warga.

"Mungkin saja hal ini dikarenakan, kombinasi latar belakang Paslon, yakni pasangan birokrat berpengalaman dengan akademisi profesional."

"Walau tak terhindarkan agak textual serta kurang flush intonasi penyampaiannya," jelas Bagindo.

Sedangkan, Paslon nomor urut 4, energinya relatif banyak terkuras untuk tampil sempurna yang justru "menjadi tidak sempurna" membangun performa menjadi paslon yang sangat siap mengikuti event debat kandidat ini.

"Walau tak bisa dipungkiri Paslon nomor 4, memiliki kemampuan mumpuni dalam memberi jawaban, maupun penjelasan atas pertanyaan yang disampaikan kepada mereka," tandasnya.

Bagindo menyebut memang, tujuan dan efektifitas debat terbuka kandidat Pilkada Gubernur Sumsel, bukan menjadi acuan utama para pemilih dalam mengambil keputusan pilihan politik masyarakat, dalam menentukan pemimpin daerah ini untuk periode 5 tahun ke depan.

Baca: Pria Ini Tinggalkan Uang di Tempat Umum untuk Tes Keamanan di Jepang, Saat Kembali Ia Malah Syok

"Akan tetapi, melalui media debat seperti ini, publik diharapkan memperoleh manfaat atau masukan tambahan akan kualitas profil calon Gubernur yang telah atau kelak didukungnya."

"Sehingga tidak terjebak atau salah pilih, memberikan hak politiknya kepada figur dalam artian pemberi cek kosong."

"Dimana sesungguhnya pemerintah adalah fasilitator serta regulator pembangunan."

"Itu juga bukan berarti semua permasalahan dan tuntutan masyarakat bisa diserap serta dengan mudahnya diselesaikan oleh pemerintah," pungkasnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved