Dahulukan Puasa Syawal Atau Membayar Utang Puasa? Ini Penjelasan Waktu Yang Utama Mengqadha Puasa

Sedangkan batasan waktu untuk melakukan puasa qadha itu sendiri terdapat sebuah hadits yang diriwayatkan oleh ‘Aisyah ra

Editor: ewis herwis
Ilustrasi 

Pendapat ini dikuatkan oleh Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 185 yang tidak merincikan kapan waktu untuk menggantu puasa Ramadan.

“Bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat inggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur” (QS.  Al Baqarah: 185)

Sedangkan batasan waktu untuk melakukan puasa qadha itu sendiri terdapat sebuah hadits yang diriwayatkan oleh ‘Aisyah ra, bahwa ia berkata:

“Aku memiliki tanggungan puasa dari bulan Ramadhan, maka aku tidak mengqadha’nya sehingga datanglah bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari).

Jadi, waktu yang utama untuk mengqadha puasa itu tidak ditentukan kepastiannya.

Boleh di bulan Syawal, boleh juga di bulan lainnya selain Ramadhan.

Yang terpenting adalah qadha tersebut haruslah ditunaikan, utamanya sebelum datang Ramadhan berikutnya.

sumber: https://www.islampos.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved