Inilah Putra dan Putri Rasulullah SAW dan Hikmah Kenapa Allah Tidak Memperpanjang Usia Mereka

Satu-satunya anak Rasulullah yang hidup saat beliau wafat adalah Fatimah, kemudian ia pula keluarga Rasulullah yang pertama yang menyusul beliau.

Editor: ewis herwis
Ilustrasi 

Satu-satunya anak Rasulullah yang hidup saat beliau wafat adalah Fatimah, kemudian ia pula keluarga Rasulullah yang pertama yang menyusul beliau. Fatimah radhiallahu ‘anha wafat enam bulan setelah sang ayah tercinta wafat meninggalkan dunia. Ia wafat pada 2 Ramadhan tahun 11 H, dan dimakamkan di Baqi’.

Ilustrasi
Ilustrasi ()

Putra-putra Rasulullah

1. al-Qashim  bin Rasulullah.

Rasulullah berkunyah dengan namanya, beliau disebut Abu al-Qashim (bapaknya Qashim).

Qashim lahir sebelum masa kenabian dan wafat saat usia dua tahun.

2. Abdullah  bin Rasulullah.

Abdullah dinamai juga dengan ath-Thayyib atau ath-Thahir.

Ia dilahirkan pada masa kenabian.

3.  Ibrahim bin Rasulullah.

Ibrahim dilahirkan pada tahun 8 H di Kota Madinah.

Dia adalah anak terakhir dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dilahirkan dari rahim Maria al-Qibthiyah radhiallahu ‘anha.

Maria adalah seorang budak yang diberikan Muqauqis, penguasa Mesir, kepada Rasulullah.

Lalu Maria mengucapkan syahadat dan dinikahi oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Usia Ibrahim tidak panjang, ia wafat pada tahun 10 H saat berusia 17 atau 18 bulan.

Rasulullah sangat bersedih dengan kepergian putra kecilnya yang menjadi penyejuk hatinya ini. Ketika Ibrahim wafat, Rasulullah bersabda,

“Sesungguhnya mata ini menitikkan air mata dan hati ini bersedih, namun kami tidak mengatakan sesuatu yang tidak diridhai Rab kami. Sesungguhnya kami bersedih dengan kepergianmu wahai Ibrahim.” (HR. Bukhari).

Itulah Putra dan putri Rasulullah SAW yang merupakan tanda kesempurnaan Beliau sebagai manusia.

Namun Allah Mengambilnya satu persatu sebagaimana Allah mengambil orang-orang terkasihnya terdahulu yakni ayah, ibu, kakek dan pamannya Rasulullah.

Allah juga tidak memperpanjang usia putra-putra beliau, salah satu hikmahnya adalah agar orang-orang tidak mengkultuskan putra-putranya atau mengangkatnya menjadi Nabi setelah beliau.

Bisa kita lihat, cucu beliau Hasan dan Husein saja sudah membuat orang-orang yang lemah terfitnah.

Mereka mengagungkan kedua cucu beliau melebih yang sepantasnya, bagaimana kiranya kalau putra-putra beliau dipanjangkan usianya dan memiliki keturunan? Tentu akan menimbulkan fitnah yang lebih besar.

Hikmah dari wafatnya putra dan putri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga sebagai teladan bagi orang-orang yang kehilangan salah satu putra atau putri mereka.

Saat kehilangan anaknya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabar dan tidak mengucapkan perkataan yang tidak diridhai Allah. Ketika seseorang kehilangan salah satu anaknya, maka Rasulullah telah kehilangan hampir semua anaknya. (kisahmuslim.com)

Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved