Fauzi Baadila Bagi Kisah Pahit Dan Sedih Saat Berkunjung Ke Suriah & Turki, Tempat Gue Nginep Di Bom

Pemain film Fauzi Baadila membagikan pengalaman yang mengerikan ketika mengunjungi Suriah dan Turki

Kolase Sripoku.com

SRIPOKU.COM - Setelah kembali sehabis sempat mengunjungi perbatasan Suriah dan Turki, pemain film Fauzi Baadila membagikan pengalaman yang mengerikan sekaligus haru baginya.

Bersama tim Aksi Cepat Tanggap, ia melihat bagaimana perang berkepanjangan di Suriah meninggalkan luka mendalam di batin maupun fisik warga sipil.
Fauzi mengaku dirinya merasa kesal ketika kembali ke Indonesia. Ia merasa orang-orang di Indonesia terlalu banyak mengeluh.

Dilansir Sripoku.com dari instagram gosip @lambe_julid, Fauzi mengunggah sebuah video yang memperlihatkan situasi disana, ia juga terlihat menceritakan kehidupan disana.

Bagaimana ketika ada seseorang yang sedang menggendong anak kecil, namun dibelakangnya terjadi sebuah tembakan keras.
Fauzi mengaku ia bukanlah orang yang melankolis, namun saat berada disana dia merasakan kehancuran hatinya.

"Saya bukan orang yang melankolis, tapi disitu hati saya hancur, saya ngerasa kayak diiris disaat saya ngeliat sosok anak kecil merindukan sang ayah", ucapnya.

Dalam video tersebut, terlihat Fauzi yang menggendong beberapa anak kecil yang ada disana. Terlihat juga psotingan Fauzi dalam akun instagramnya yang mengunggah foto dari anak yang digendongnya ketika sedang berada di Suriah.

fauzibaadilla2018
instagram.com/fauzibaadilla2018

Dilansir Sripoku.com dari TribunJakarta.com, Fauzi menceritakan alasannya mengapa ia memutuskan untuk pergi ke Suriah.

Keinginan itu muncul ketika dirinya membaca perihal konflik berkepanjangan yang melanda Suriah.

Setelah itu dirinya membandingkan dengan hidupnya yang ia rasa terlalu 'nyaman'.

"Jadi beberapa bulan sebelumnya gue baca (konflik Suriah), terus gue kepikiran, hidup gue ini enak banget, terlalu nyaman dah," jelasnya, Kamis (24/5/2018).

Merasa hidupnya terlalu nyaman, hati Fauzi terketuk dan membayangkan bagaiamana bila dirinya yang berada di Suriah.

"Terus gue kepikirann tentang gimana rasanya ada di area perang," ujar Fauzi.

Siapa sangka, beberapa bulan kemudian dirinya diajak oleh Aksi Cepat Tangganp untuk menjadi relawan di Suriah.

"Beberapa bulan kemudian gue diajakin sama Aksi Cepat Tangap buat jadi relawan," jelas Fauzi.

Fauzi langsung merima tawaran tersebut.

Karena dirinya ingin keluar dari zona nyaman di kehidupannya.

"Jiwa gue lama-lama lemah karena terlalu terbuai dalam kenyamanan," jelas Fauzi.

Fauzi menceritakan di hari pertama dirinya sampai di Suriah, ia dan tim langsung beristirahat.

Namun rupanya tempat Fauzi beristirahat pernah hancur terkena rudal.

"Di hari pertama gua istirahat dulu," ujarnya.

"Pas nyari di Google tempat gue nginep ternyata pernah di bom," tambahnya.

Ia menjelaskan tempatnya mengingap memang dekat dengan daerah perbatasan.

"Tempatnya memang dekat sama perbatasan," kata Fauzi.

Pada hari selanjutnya Fauzi bercerita dirinya dan tim menyempatkan diri datang ke tempat penampungan korban perang.

"Hari ke dua ke tempat penampungan," ujar Fauzi.

Ia menceritakan hal mengerikan yang ia lihat selama di penampungan.

Fauzi mengungkapkan kondisi para pengungsi dewasa rata-rata mengidap depresi.

Ia menjelaskan anak-anak di sana terkena imbas dari orang taunya yang depresi.

"Yang dewasa mayoritas depresi, anak kecilnya tuh udah pada kena efek yang dewasa," jelas Fauzi.

Para korban memiliki kondisi yang sangat memprihatinkan.

Fauzi mengatakan kebanyakan dari mereka sudah tidak memiliki fisik yang sempurna.

Korban perang yang terkena peluru atau bom kimia terpaksa diamputasi.

Selain tak memiliki fisik yang sempurna para korban juga mengalami depresi.

"Kalau enggak cacat, badan diamputasi, kena peluru, atau bom kimia, fix depresi," ujar Fauzi.

Fauzi juga menjelaskan bila warga sipil Suriah memiliki uang hal tersebut tidak berpengaruh.

Pasalnya perekonomian di Suriah telah hancur.

"Karena kalaupun punya uang di sana engga ngaruh, ekonomi sudah hancur," ujar Fauzi.

Ia mengatakan saat dirinya kembali ke Indonesia, ia merasakan kehidupan yang benar-benar berbeda.

"Saya balik ke Indonesia, waduh gila hidup gue selama ini terlalu nyaman," ujar Fauzi.

Ia membandingkan kehidupan orang-orang di Indonesia dengan di Suriah.

Menurut Fauzi di Indonesia masyarakatnya terlalu banyak mengeluh.

Fauzi mengatakan bila di Suriah untuk sekedar makan dan tidur saja masyarkatnya merasa tidak tenang.

Rudal dan bom kimia bisa kapan saja menyerang mereka.

Dengan mata kepalanya sendiri, Fauzi menyaksikan masyarakat Suriah yang terkena dampak bom kimia.

Baca: Akibat Narkoba, Berikut Beberapa Artis Yang Ditahan Lebih Dari Sekali, No 4 Hingga 4 Kali!

Baca: Habiskan Waktu Dengan Kedua Anaknya, Maia Estianty Ungkap Sosok Seorang Wanita Muda Gini Nih . . .

Baca: Mulan Jameela Kerap Berpenampilan Seksi, Namun Kini Penampilannya Berubah Drastis, Kok Bisa?

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved