Ramadan 2018
Sering Tak Disadari, 2 Dosa ini Ternyata Kerap Terjadi Selama Ramadan
Setiap bulan Ramadan datang, semua umat muslim diwajibkan untuk berpuasa.
SRIPOKU.COM -- Setiap bulan Ramadan datang, semua umat muslim diwajibkan untuk berpuasa.
Ditambah lagi, pada bulan ramada, umat muslim juga diperintahkan untuk memperbanyak amal shalih, seperti membaca Al-Qur’an, solat malam, solat sunnah hingga sedekah.
Namun maksiat rupanya masih saja terjadi.
Di bulan Ramadan, tindak pencurian, perselingkuhan, hingga dosa terbesar yaitu kesyirikan masih saja ada.
Kenapa demikian?

Disebutkan oleh Abul ‘Abbas Al-Qurthubi rahimahullah:
“Setan diikat dari orang yang menjalankan puasa yang memperhatikan syarat dan adab saat berpuasa. Adapun yang tidak menjalankan puasa dengan benar, maka setan tidaklah terbelenggu darinya.”
“Seandainya pun kita katakan bahwa setan tidak mengganggu orang yang berpuasa, tetap saja maksiat bisa terjadi dengan sebab lain yaitu dorongan hawa nafsu yang selalu mengajak pada kejelekan, adat kebiasaan dan gangguan dari setan manusia.”
“Bisa juga maksudnya bahwa setan yang diikat adalah umumnya setan dan yang memiliki pasukan sedangkan yang tidak memiliki pasukan tidaklah dibelenggu.”
“Intinya maksudnya adalah kejelekan itu berkurang di bulan Ramadan. Ini nyata terjadi dibandingkan dengan bulan lainnya.” (Al-Mufhim lima Asykala min Takhlis Kitab Muslim, 3: 136)
Kalau kebaikan akan berlipat pahalanya jika dilakukan di bulan Ramadan, bagaimana dengan maksiat, apakah semakin besar dosanya?

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah menjelaskan dalam Syarh Al-Mumthi’,
“Kebaikan bisa berlipat, dosa pun demikian dilihat dari tempat dan waktu. Kebaikan itu berlipat dilihat dari kammiyah (kuantitas atau jumlah) dan kayfiyah (kualitas). Adapun dosa berlipat-lipat dilihat dari kayfiyah (kualitas), bukan dari kammiyah (kuantitas). [Maksudnya: dosa tidak dilipatgandakan dari sisi jumlah, namun dipandang dari sisi besarnya].”
Aada beberapa contoh maksiat di bulan Ramadan yang masih terus dilakukan oleh orang yang berpuasa:
1. Muda-mudi jalan berdua dengan kekasihnya (pacarnya) hingga ngabuburit menunggu buka dengan pacar. Pacaran itu jalan menuju zina atau zina kecil-kecilan.
2. Mementingkan buka puasa bersama dengan teman atau rekan kerja dibandingkan solat Maghrib, bahkan solat sampai ditinggalkan. Ingat, meninggalkan satu solat saja, itu akan menghapus amal.
Dari Burairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Barangsiapa meninggalkan solat Ashar, maka terhapuslah amalannya.” (HR. Bukhari, no. 594).
Di antara maksud hadits sebagaimana kata Ibnul Qayyim dalam kitabnya Ash-Shalah adalah akan menghapus amalan pada hari tersebut.
Jika demikian, apakah puasa orang yang meninggalkan solat walau satu saja jadi diterima? Silakan direnungkan.
Dan ingat, yang namanya maksiat akan menghancurkan pahala orang yang berpuasa walau secara hukum puasa tetap sah selama yang dilakukan bukan pembatal puasa.
Semoga kita dimudahkan oleh Allah SWT untuk menjauhi segala macam maksiat di bulan Ramadan dan waktu seterusnya.
Semoga kita dimudahkan oleh Allah SWT menjadi lebih baik selepas Ramadhan, itulah tekad dan harapan kita.
Wallahualam. (*)
===
Sumber : Wajib Baca
===
Baca: Usai Lapor ke Komnasham Pusat, IS Harap Itikad Baik dari Cawagub Sumsel
Baca: Imigrasi Palembang Waspadai Daerah Perairan Sebagai Pintu Masuk WNA ke Sumsel
Baca: Roy Kiyoshi Sebut Ayu Ting Ting Dekat Dengan Duda Kaya, Reaksi Raffi Ahmad Tiba-Tiba Kasar
Baca: Mularis Djahri Siap Hadapi Sidang Gugatan M Sholih di PN Sekayu
Baca: Pengerjaan Fisik Sungai Sekanak Dimulai, Saat Asian Games Wisatawan Bisa Berlayar