Berita Palembang
Imigrasi Palembang Waspadai Daerah Perairan Sebagai Pintu Masuk WNA ke Sumsel
Sementara itu, Kepala Dinas Ketenagakerjaan Kota Palembang, Edison mengatakan, ratusan TKA tersebut banyak bekerja sebagai
Penulis: Yandi Triansyah | Editor: Yandi Triansyah
Laporan Wartawan Sripoku.com Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - - Kantor Imigrasi Kelas I Palembang mewaspadai pintu pintu tikus masuknya Warga Negara Asing di wilayah Sumsel.
Luasnya daerah perairan di wilayah Sumsel memudahkan WNA masuk tanpa diketahui.
Namun untuk menjangkau daerah pelosok dan perairan itu Kantor Imigrasi kerap kali terbentur dengan anggaran yang ada.
"Anggaran kita buat pengawasan itu sekitar Rp 200 juta setahun, sangat minim untuk memaksimalkan kinerja kita, " kata Kepala Kantor Imigrasi Kelas 1 Palembang, Budiono Setiawan, Rabu (23/5/2018)
Sedangkan kantor Imigrasi yang ia bawahi memegang beberapa wilayah Kabupaten kota di Sumsel diantaranya, Muba, Banyuasin, Prabumulih, OI, OKI dan Palembang sendiri.
Untuk menjangkau daerah daerah ini, khususnya di daerah perairan dibutuhkan kerjasama pihak lainnya..
"Terkadang kita sampai sana orangnya sudah tak ada lagi, "kata dia..
Budiono mengatakan, WNA yang datang ke Palembang cukup meningkat dari tahun sebelumnya. Sehingga pengawasan kepada orang asing ini pun harus diperketat.
Data yang tercatat hingga April ini ada 376 Tenaga Kerja Asing (TKA) yang bekerja dari total keseluruhannya 602 WNA baik yang wisata dan lainnya.
Sementara tahun lalu yang TKA yang bekerja saja ada 350 orang, total tahun lalu 500 orang. Mereka yang datang ini kebanyakan dari Cina.
" Sepanjang tahu 2018 ini pihaknya baru menemukan sebanyak 3 orang TKA yang menyalahgunakan izin tinggal dan melakukan pelanggaran keimigrasian, "katanya.
Pihaknya melakukan patroli sepekan sekali di daerah wilayah kerja mereka.
Pihaknya juga dibantu oleh tim pengawas lainnya yang dibentuk.
Untuk memaksimalkan jika ada pelanggaran di lapangan bisa dengan cepat diketahui.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketenagakerjaan Kota Palembang, Edison mengatakan, ratusan TKA tersebut banyak bekerja sebagai tenaga ahli di perusahaan karet.
TKA ini bekerja sebagai peneliti kualitas karet. Selain itu juga ada yang bekerja di tempat kursus dan bekerja di LRT. "TKA ini paling banyak di perusahaan karet," ujarnya.
Ia mengatakan, kendati jumlah TKA sudah mencapai ratusan namun Palembang dipastikan tidak akan ada serbuan tenaga kerja asing.
"Yang penting mulai dari sekarang kami sudah akan melakukan antisipasi agar tidak ada serbuan tenaga kerja asing di Palembang," jelasnya.
Lanjutnya, untuk mengantisipasi hal tersebut pihaknya selalu memantau tempat kerja TKA tersebut.
"Kami akan terus memonitor mereka dan memantau setiap TKA yang masuk kesini, dan kebanyakan TKA yang datang ke Palembang berasal dari Asian Tenggara," katanya.