Ramadan 2018

Heboh Teroris Ajak Anak & Istri, Felix Siauw Beri Gambaran Bagaimana Keluarga Islami yang Sebenarnya

Ia bercerita bagaimana hidupnya jika tanpa Islam.Begitu banyak yang dihantarkan Islam untuk keluarga kecil mereka.

instagram
Felix Siauw dan keluarga 

Begitu menginspirasi, bagaimana Islam mengajarkan kebaikan tanpa sedikitpun adanya kekerasan.

Baca: Sadis! Ditabrak Oleh Mobil Terduga Teroris, Dua Wartawan jadi Korban

Begini tulisan lengkapnya:

Yang Islam Hantarkan

Tak perlulah kami bahas bagaimana Islam ketika menyentuh bangsa yang lemah, suka bertikai antar saudara, tertinggal, lalu Islam mengubah mereka menjadi ummat yang mengemban kebaikan dan jadi yang terbaik, nanti engkau bilang itu terlalu jauh

Kami hanya ingin beritahu, apa yang Islam hantarkan pada kami, pribadi yang bukan apa-apa, bukan anak raja, bukan penguasa.

Tapi yang Islam hantarkan pada kami jelas jauh melebihi semua yang pernah disinari matahari sampai akhir masa

Islam berikan kami arti hidup, hingga menganggap mati adalah hal biasa, yang penting justru hidup sebelum mati, dan hidup setelah mati, mati hanya transisi yang tak perlu dikhawatirkan.

Tapi apa yang kita buat saat hidup, itu yang berarti.

Foto ini kami pasang, supaya anda juga tahu, bahwa dalam gambar ini, seorang ayah yang tersadarkan sejak kuliah bahwa dia harus memeluk Islam, harus mengkaji Islam, harus mendakwahkan Islam, sebab itu dia aktif dalam halqah-halqah ilmu di kampus, menulis dan berdakwah sejak itu

Sedang ibunya anak-anak hanya anak petani dan buruh tani, yang takut menikah sebelum mengenal dakwah Islam, Islam yang mengubahnya menjadi mau memercayai lelaki, yang dulu dia klaim semua sama, semua akan membuat sengsara istrinya dengan saweran atau selingkuhan

Kami diselamatkan oleh dakwah, diselamatkan oleh halqah, oleh para aktivis Islam, perempuan berkerudung, pendukung khilafah, yang sekarang seolah dimusuhi media yang mengolah berita, mengait-ngaitkan radikalisme dengan mereka yang serius mempelajari Islam

Dari rahimnya kami diberi amanah 4 anak-anak itu.

Mereka bertengkar, ayahnya sering memarahi, ibunya kerap mengamuk.

Tapi kasih sayang yang berusaha kami berikan juga maksimal, airmata dan doa bagi mereka saat sujud malam juga tersedia, pikiran kami tentang masa depan mereka bukan hanya soal dunia, tapi kami ingin masuk surga nantinya, bersama-sama

Halaman
123
Sumber:
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved