Bom Bunuh Diri Surabaya
Sebut Teror Bom Hanya 'Pengalihan Isu' di Facebook, Wanita Ini Pasrah Diciduk Polisi!
Polri menegaskan tidak ada upaya pengalihan isu di balik aksi teror bom di Surabaya dan Sidoarjo. Tudingan itu hanya hoax
Penulis: Rizka Pratiwi Utami | Editor: Rizka Pratiwi Utami
SRIPOKU.COM - Rentetan bom bunuh diri yang terjadi di Surabaya sampai saat ini masih menjadi duka bagi seluruh rakyat Indonesia.
Semua orang mengecam kelakuan keji tersebut.
Apalagi, sampai saat ini sudah puluhan orang meninggal dan terluka.
Bom bunuh diri awalnya terjadi di gereja Santa Maria Surabaya, kemudian menyebar kedua titik lain.
Pelakunya bernama Dita Oeprianto meledakkan bom di Gereja Pantekosta, Jalan Arjuno.
Setelah tiga gereja Santa Maria Surabaya, kemudian di malam harinya kembali terjadi ledakan di Rusun Sidoarjo disebut didalangi oleh jaringan teroris yang sama, yakni Jemaah Ansharut Daulah (JAD).
Kemarin pagi (14/5) Mapolrestabes Surabaya juga dihujani oleh teror bom bunuh diri.

Baca: Tak Hadiri Final LIDA tadi Malam! Ternyata Perseteruan Rhoma Irama Vs Inul Daratista Masih Ada
Kejadian tersebut tentu menjadi sorotan berbagai pihak.
Bahkan banyak dari netter ataupun masyarakat umum yang sengaja mencari mengani informasi tersebut.
Mirisnya, dari kejadian teror bom yang belakangan ini menjadi soortan masyrakat, ternyata masih ada saja orang yang mengungkapkan jika itu semua ialah peralihan isu semata.
Baca: Terungkap! Felix Siauw Beberkan, Siapa Dalang Dibalik Teror Bom di Surabaya! Tak Punya Hati!
Sontak kejadian tersebut membuat pihak Polri meradang.
Polri menegaskan tidak ada upaya pengalihan isu di balik aksi teror bom di Surabaya dan Sidoarjo.
Tudingan itu hanya hoax alias kabar bohong.
"Percayalah, nggak ada itu hoax," tegas Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto kepada wartawan di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (14/5/2018).
Baca: Heboh Teror Bom di Surabaya, Ini Penjelasan Ustad Abdul Somad Terkait Bom Bunuh Diri dan Mati Syahid
Kemarin, Polisi telah menciduk perempuan berinisial FSA usai menyebut tragedi serangan bom di Surabaya sebagai pengalihan isu pemerintah.
Kabid Humas Polda Kalimantan Barat ,Kombes Pol Nanang Purnomo membenarkan bahwa FSA telah diamankan dari sebuah rumah kos, Jl Sungai Mengkuang, Desa Pangkalan Buton, Sukadana, Kayong Utara, Kalimantan Barat.
"Ya, benar. Kami amankan yang bersangkutan," ujar Nanang, ketika konfirmasi, Senin (14/5/2018).
Nanang menyebut FSA tengah diperiksa oleh petugas.
Sebelumnya, FSA ditangkap pada Minggu (13/5/2018) pukul 16.00 WIB oleh personel Satuan Reskrim Polres Kayong Utara.
Dalam akun Facebook-nya, FSA menulis status analisisnya, yaitu tragedi bom Surabaya adalah rekayasa pemerintah.
"Sekali mendayung 2-3 pulau terlampaui.
Sekali ngebom:
1. Nama Islam dibuat tercoreng
2. Dana trilyunan anti teror cair
3. Isu 2019 ganti presiden tenggelam.
Sadis lu bong... Rakyat sendiri lu hantam juga. Dosa besar lu..!!!" tulis FSA, sebagaimana dikutip dari akun Facebook FSA.
FSA juga menulis status tragedi Surabaya sebuah drama yang dibuat polisi agar anggaran Densus 88 Antiteror ditambah.
"Bukannya 'terorisnya' sudah dipindahin ke NK (Nusakambangan) Wah ini pasti program mau minta tambahan dana anti teror lagi nih? Sialan banget sih sampai ngorbankan rakyat sendiri? Drama satu kagak laku, mau bikin drama kedua," tulis FSA.
Baca: Detik-detik Penangkapan, Terduga Teroris di JMP Dekat Lokasi Bom Polrestabes Surabaya
Nantinya kasus ini akan diserahkan penyidik Polres Kayong Utara kepada Polda Kalimantan Barat.
Dari tangan FSA, polisi menyita satu unit ponsel Samsung J3.
FSA pun terancam jerat Pasal 28 ayat 2 UU Informasi dan Transaksi Elektronik.
"Saat ini yang bersangkutan masih diperiksa.
Kasusnya akan ditangani Polda Kalbar," kata Nanang.
"Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA)," imbuhnya.
