Bom Bunuh Diri Surabaya
Sebut Pembunuhan Islam dari Dalam, Ustadz Abdul somad Ungkap Hal Mengerikan Teror Bom di Surabaya
Sebut Pembunuhan Islam dari Dalam, Ustadz Abdul somad Ungkap Hal Mengerikan Teror Bom di Surabaya
Penulis: Fadhila Rahma | Editor: Fadhila Rahma
SRIPOKU.COM - Teror bom di Surabaya dan Sidoarjo sungguh tidak termaafkan.
Apapun alasan pelaku, membunuh hingga melakukan pengrusakan yang menebar ketakutkan tersebut sangat berdampak buruk bagi warga dunia.
Presiden Joko Widodo pun dengan tegas, akan memberantas pelaku teror dan jaringan teroris di Indonesia hingga ke akar-akarnya.
Jika benar alasannya karena ingin meninggal dengan mati syahird atau meninggal di jalan Allah, maka hal ini sepertinya sudah salah kaprah.
Baca:
Heboh Teror Bom di Surabaya, Ini Penjelasan Ustad Abdul Somad Terkait Bom Bunuh Diri dan Mati Syahid
3 Keluarga Jadi Pelaku Serangan Bom di Surabaya, Tito Karnavian Ungkap Fakta Mencengangkan

Menanggapi hal tersebut, ustadz Abdul Somed dalam ceramahnya yang tim Sripoku.com lansir dari instagram @adamdubby, ia menerangkang bagaimana efek dari bom bunuh diri yang sedang remain dibicarakan tersebtu.
Menurutnya Abdul Somad, teror bom bisa diartikan sebagai pembunuhan islam dari dalam.
Meski tak ada larangan untuk tak masuk islam, namuns ecara tidak langsung masyarakat muslim merasa ditakuti.
Baca: Korbankan Anak Istri, Dita Otak Bom Bunuh Diri Bukan Orang Sembarangan. di Sini Belajar Merakit Bom
“Tentang masalah bom yang terjadi, ini apa sebenarnya pembunuhan islam dari dalam, mereka tidak larang jangan masuk islam jangan, tapi mereka bunuh islam (dari dalam) akhirnya orang tua sekarang takut anaknya ikut pengajian, lebih takut anaknya ikut pengajian dari pada anaknya ikut karoke,” ungkap Abdul Somad.
Tak hanya itu, masyarakat tentunya pasti akan melarang anak-anak penerus bangsa untuk bebas melakukan hal-hal negative.
Khusunya masyarakat muslim yang akhirnya orangtuanya takut jika anaknya ikut pengajian.
“Saya pak ustadz kalo anak saya karoke gak apa-apa lah, paling-paling mabuk, tapi kalo anak saya ikut pengajian nanti ikut ISIS, ikut gafatar (aliran sesat), nanti ikut aliran, nanti ikut ini, ini pembunuhan islam dari dalam oleh sebab itu pahami masalah ini dengan baik.,” terangnya.
Maka hal ini terjadilah dengan yang namanya penistaan agama, dimana orang akan mudah menuduh setiap yang datang rutin ke masjid adalah teroris hingga mengubah mindset buruk bagi muslim.
“Adapun masalah isu di internet ini dilakukan oleh inteligen ini, itu urusan mereka, yang jelas ini penistaan islam supaya orang mudah menuduh, nanti kalo ke mesjid ahh.. itu rajin ke mesjid tuh teroris tuh ah.. itu penjahat itu,” ungkapnya.
Mati Syahid Versi Ustadz Abdul Somad

Mati syahid ialah muslim yang maut ketika berperang atau berjuang di jalan Allah membela kebenaran atau mempertahankan hak dengan penuh kesabaran dan keikhlasan untuk menegakkan agama Allah.
Siapa yang berjuang membela harta miliknya, jiwanya, keluarganya, agamanya, dan meninggal dalam perjuangannya itu, maka ia meninggal fi sabilillah atau mati syahid.
Mati syahid merupakan cita-cita tertinggi umat Islam.
Salah satu jalan menuju mati syahid adalah berjuang di jalan Allah (jihad fi sabilillah).
Namun seperti banyak pihak yang slaah kamprah mengenai hal ini.
Dalam ceramahnya yang diunggah oleh Meong Channel, Ustad Abdul Somad akan menjawab pertanyaan dari salah satu jamaahnya.
Begini pertanyaannya :
"Apakah bom bunuh diri yang dilakukan oleh pejuang Palestina dibolehkan?"
Ini jawaban Ustad Abdul Somad:
Jangan katakan bom bunuh diri. Ini titiktitik ulama Mesir jangan katakan kharakah inti khariah tapi katakan Kharakah Istis hadiya.
kharakah inti khariah gerakan bunuh diri.
Itu pers barat yang mengatakan.
Yang betul ialah Kharakah Istis hadiya, gerakan mati syahid, bukan mati konyol.
Ada dalilnya, nabi terkepung perang uhud, perang uhud kalah, perang badar menang.
Pada saat perang uhud, nabi terkepung, sahabat berkeliling, musuh sudah dekat, ketika masuk ke dalam kelompok musuh pasti mati.
Kemudian datang seorang sahabat, ia cabut pedangnya , masuk dia ke dalam rombongan musuh tersebut lalu ia putar keliling, mati musuh, iapun mati.
Nah itu dalil Kharakah Istis hadiya.
Saat ini kita sering salah kaprah mengenai dalil tersebut.
Baca:
Astaga! Ibu Ini Serang Wanita Bercadar Dan Sebut Seperti ISIS, Netizen : Ngaruh Buat Ibu?
Terkuak! Cerita Anak Kecil Bangkit Usai Bom Di Polrestabes Surabaya, Ada Tulisan Ini Di Celana Dalam
Tentu, mati syahid dunia dan akhirat tentu menjadi idaman setiap muslim yang beriman kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
Namun ternyata, terdapat kategori mati syahid di dunia namun tidak syahid di akhirat dan sebaliknya.
Yang dimaksud syahid di dunia adalah orang yang gugur dalam perang, dalam keadaan maju bukan kabur, namun niatnya bukan dalam rangka menegakkan kalimat (agama) Allah.
Baca: Heboh Teror Bom di Surabaya, Ini Penjelasan Ustad Abdul Somad Terkait Bom Bunuh Diri dan Mati Syahid
Maka di dunia ia dihukumi sebagai syahid secara zahirnya. Namun di akhirat, di sisi Allah, ia tidak mendapatkan pahala syahid.
Adapun syahid di akhirat yang bukan syahid dunia, ia diperlakukan di akhirat kelak sebagaimana orang yang mati syahid dan mendapatkan pahala syahid.
Adapun di dunia, jenazahnya tetap dimandikan, dikafankan, dishalati, dan jenazahnya diperlakukan sebagaimana jenazah kaum muslimin pada umumnya.
Semoga kita selalu mendapatkan hidayah dari Tuhan yang maha esa.