Bali United Kalah dari Sriwijaya FC, Suporter Kecewa Berat. Nyanyikan 'Baliku Bikin Malu'
Ribuan suporter kemudian menyerbu pintu masuk stadion. Suasana pun jadi riuh. Kembali nyanyian Baliku Bikin Malu berkumandang.
Pantauan Tribun Bali, saat Wawan Hendrawan berjalan keluar, ia meluapkan emosinya. Wawan tak berjabat tangan dengan rekan-rekannya dan pelatih. Dia langsung berjalan menuju ruang ganti.
Sebelum tiba di ruang ganti, Wawan berjalan dengan penuh emosi. Ia melampiaskan emosi tersebut pada botol air mineral di depan bench Bali United.
Wawan menendang botol air minum tersebut dan tercecer di depan bench. Setelah itu, dia langsung berjalan ke ruang ganti. Ia pun tak terlihat saat pemain melingkari titik putih lapangan guna hormati fans.
Tidak hanya Wawan Hendrawan. Andhika Wijaya pun melakukan hal yang sama. Andhika tertunduk sedih di gawang utara. Ricky Fajrin dan Yabes Roni berlari menjemput Andhika.
Setelah bersalaman dengan pelatih Widodo Cahyo Putro (WCP), Andhika berbalik badan dan menendang botol air mineral di depan bench. Setelah itu, ia bergabung dengan rekannya.
Akan Temui Suporter
Bali United memang memulai laga dengan tekanan cukup besar dari suporter. Ini menyusul hasil kurang positif di enam laga sebelumnya dan juga di Piala AFC.
Tampak spanduk besar berwarna kuning bertuliskan Ada Apa Denganmu dibentangkan suporter di tribun utara Stadion Dipta. Sedangkan suporter di tribun timur membuat koreo bertuliskan “Come On”.
Meski memberikan kritikan tajam kepada Bali United, namun dukungan suporter tetap menggebu-gebu sejak awal laga. Mereka memberikan dukungan penuh terhadap perjuangan serdadu tridatu untuk meraih kemenangan.
Secara teknis, harus diakui permainan SFC lebih baik. Passing dan kombinasi serangan mereka sangat bagus. Lini tengahnya solid dan penyerang-penyerang sayapnya sangat membahayakan.
Bali United sebetulnya juga sudah bermain bagus, umpan-umpan pendek jalan. Serangan juga hidup dari sayap.
Kelemahan paling menonjol Bali United adalah di lini belakang. Koordinasi lini tengah dan belakang saat mendapat serangan tidak berjalan baik. Dua gol SFC dari open play karena kesalahan lini belakang.
Dan dua gol bola mati dari SFC juga karena lemahnya koordinasi dan tidak disiplinnya pemain Bali United.
Pelatih Bali United, Widodo Cahyo Putro (WCP) telat mengganti pemain. Milos Krkotic yang performa dan fisiknya mulai menurun drastis sejak menit 70-an seharusnya ditarik keluar.
Widodo justru kali ini tak berani mengganti Milos, padahal Bali United butuh darah segar untuk menambah serangan setelah skor 3-3.