KEK TAA dan Tanjung Carat Masuk Tahap Finalisasi Amdal, tidak Ada Lahan Gambut

Setelah Diidenyifikasi ternyata di KEK TAA dan Tanjung Carat tak ada lahan gambut seperti yang diisukan.

Penulis: Rahmaliyah | Editor: Tarso
istimewa
Direktur Utama PT Sriwijaya Mandiri Sumsel, I Gede Bagus Surya dan Ketua Kadin Indonesia, Edy Ganefo saat berfoto bersama usai pertemuan bersama investor KEK TAA dan Tanjung Carat. 

Laporan wartawan sripoku.com, Rahmaliyah

SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Walau sempat terhambat karena adanya isu gambut beberapa waktu lalu, namun progres pembangunan kawasan ekonomi khusus (KEK) Tanjung Api-Api (TAA) dan Tanjung Carat masih terus berlanjut. Dimana saat ini sudah masuk proses finalisasi pengurusan Analisis dampak lingkungan (Amdal).

I Gusti Bagus Surya Negara, Direktur Utama PT Sriwijaya Mandiri Sumsel (SMS) mengungkapkan, imbasnya proses pengurusan Amdal yang telah dilakukan harus terhenti saat itu.

"Setelah kita urus dengan badan restorasi gambut (BGR) dan mereka lakukan identifikasi lahan, ternyata di KEK TAA dan Tanjung Carat tak ada lahan gambut seperti yang diisukan. Barulah, kemudian pengurusan Amdal jalan lagi. Harapannya sekitar Mei atau Juni nanti akan rampung," ujarnya, Selasa (24/4/2018)

Dengan rampungnya Amdal, maka ini akan mempermudah calon investor/tenant yang ingin berinvestasi di kawasan industri prestige di Sumatera Selatan.

"Nah, masing-masing tenant hanya tinggal mengurus UPL/UKL. Intinya kawasan yang kami jual ini sudah siap bangun lengkap fasilitas penunjang, seperti power and water supply, public service offices dan masih banyak lagi," ujarnya

Selain itu, Kata Surya, Besok (Red-Hari Ini) untuk sertifikat Hak Pengelolaan Lahan (HPL) KEK TAA sudah diterbitkan. Ketika ada yang beli maka masing-masing tenant akan mendapatkan Sertifikat HGB, dengan total kurun waktu perpanjangan sampai 80 tahun.

"Kalau mekanisme tahap perpanjangannya sesuai dengan ketentuan UU," katanya.

Sejauh ini minat terhadap kawasan industri baru tersebut cukup tinggi. Bahkan, Ketua Umum Kadin Pusat, Edy Ganefo menyambangi kantor dan membawa salah satu calon investor yang tertarik dengan KEK TAA.

Surya menambahkan, jika KEK TAA dan Tanjung Carat memiliki ratusan kavling lahan yang siap bangun. Dengan rincian KEK TAA sebanyak 215 Kavling dan Tanjung Carat sebanyak 130 Kavling.

"Ketertarikan ini kita prioritaskan yang mana lebih dahulu, karena ada beberapa calon investor yang bidangnya sama. Contoh ada yang ingin membangun power plan ,bagi kami mempersilakan dan membuka siapa yang duluan beli. Kita harap Juni nanti bagi yang sudah booked segera untuk teken kontrak," jelasnya.

Namun, pihaknya tak bisa jual secara sporadis, karena tak ingin sampai blok-blok yang berada dibelakang tak laku.

"Mayoritas mereka tertarik di area yang dekat untuk operasional perusahaan, misalnya dekat perairan. Total prospek perusahan ada 233. Kita tetap utamakan pengusaha/perusahaan lokal," ujar Surya.

Sementara itu, untuk Tanjung Carat akan dilakukan reklamasi terlebih dahulu, dimana pengerjaan kemungkinan juni 2018 dan proses pengerjaan selama 2 tahun.

"Harga sekarang 75 USD, Rp 1 Juta per meter persegi untuk di KEK TAA dan Rp 4 Juta permeter untuk di Tanjung Carat," tutupnya.(cr26)

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved