Kisah Detik-Detik Wafatnya Siti Khadijah Yang Memilukan, Inilah Permintaan Terakhirnya
Dialah orang yang sangat berjasa dalam dakwahnya Rasulullah untuk menyebarkan agama Islam.
Penulis: ewis herwis | Editor: ewis herwis
Rasulullah mendekap Khadijah dengan penuh perasaan pilu. Air matanya menetes, demikian juga orang -orang yang ada di sekitar Rasulullah.
Di dekat jazad Khadijah, Rasulullah dengan kesedihan yang mendalam berkata
"Wahai Khadijah istriku sayang, demi Allah, aku takkan pernah mendapatkan istri sepertimu. Pengabdianmu kepada Islam dan diriku sungguh luar biasa. ALLAH maha mengetahui semua amalanmu. Semua hartamu kau hibahkan untuk Islam. Kaum muslimin pun ikut menikmatinya. Semua pakaian kaum muslimin dan pakaianku ini juga darimu.
“Namun begitu, mengapa permohonan terakhirmu kepadaku hanyalah selembar sorban?
=====================

Itulah permintaan terakhir Siti Khadijah kepada Rasulullah sebelum wafat, hanya selembar kain sorban milik Rasulullah.
Padahal jika melihat harta kekayaan Siti Khadijah, ia memiliki 2/3 kekayaan kota Mekkah.
Sejak menikah dengan Rasulullah, semua harta kekayaan Siti Khadijah habis diserahkan kepada Allah dan RasulNya dalam memperjuangkan Islam.
Pernah suatu ketika Rasulullah tertidur dan Siti Khadijah membelai kepala rasulullah dengan kasih sayangnya hingga tak terasa air mata Siti Khadijah menetes dan mengenai pipi Rasulullah dan membuatnya terbangun lalu Beliau berkata.
"Wahai Khadijah, mengapa engkau menangis? adalah engkau menyesal bersuamikan aku, Muhammad?"
"Engkau dulu seorang bangsawan dan mulia. namun sekarang engkau telah dihina orang dan menjauh darimu. Semua kekayaanmu habis. Adakah engkau menyesai walah Khadijah bersuamikan aku, Muhammad?"
Dengan lembut Siti Khadijah menjawab.
"Wahai Suamiku, bukan itu yang kutangiskan. Dahulu aku mememiliki kemuliaan dan kemuliaan itu telah aku serahkan untuk Allah dan RasulNya. Dahulu Aku adalah seorang bangsawan dan kebangsawanan itu pun telah aku serahkan untuk Allah dan RasulNya. Dahulu juga aku memiliki kekayaan dan semua kekayaan itu pun telah aku serahkan untuk Allah dan RasulNya."
"Wahai Rasulullah. Sekarang aku tak punya apa-apa lagi. Tetapi engkau masih terus memperjuangkan agama ini. Wahai Rasulullah. Sekiranya aku mati sedangkan perjuanganmu belum selesai, sekiranya engkau hendak menyeberangi sebuah lautan, sekiranya engkau hendak menyeberangi sungai namun engkau tidak memperoleh rakit ataupun jembatan. Maka galilah lubang kuburku, ambillah tulang belulangku. Jadikanlah sebagai jembatan untuk engkau menyeberangi sungai itu supaya engkau bisa berjumpa dengan manusia dan melanjutkan dakwahmu. Ingatkan mereka tentang kebesaran Allah. Ingatkan Mereka kepada yang hak. Ajak mereka kepada Islam, wahai Rasulullah."
Apa yang disampaikan Siti Khadijah kepada Rasulullah tersebut sungguh membuat hati Rasulullah pilu.
Hingga tahun tersebut pun disebut sebagai tahun kesedihan (Aamul Huzni) dalam kehidupan Rasulullah.