UNBK

Didukung Banyak Pihak, 2 SMA di Pesisir Pantai Timur OKI Bisa Ujian Nasional Berbasis Komputer

Pihak sekolah didukung banyak pihak seperti jaringan listrik dari pemerintah daerah dan jaringan internet oleh PT OKI Pulp and Paper.

Penulis: Mat Bodok | Editor: Tarso
SRIPOKU.COM/MAT BODOK
SMAN 1 dan SMAN 2 Air Sugihan di Pesisir Pantai Timur, mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). 

Laporan wartawan sriwijaya post, Mat Bodok

SRIPOKU.COM, KAYUAGUNG -- Meski berada di pelosok, dua sekolah menengah atas di Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) tahun ini mampu menggelar Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).

Dua sekolah tersebut yaitu SMAN 1 dan SMAN 2 Air Sugihan di Pesisir Pantai Timur.

Kepala Sekolah SMAN 2 Air Sugihan, Darmawan mengungkapkan, meski berada di pelosok sebanyak 104 anak didiknya pada tahun ini bisa mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).

“Tahun ini yang pertama, guru-guru dan siswa bertekad untuk menyelenggarakan UN berbasis Komputer,” ungkap Darmawan saat dihubungi wartawan melalui ponselnya, Senin (9/4/2018).

Untuk menyelenggarakan UNBK, Darmawan mengungkapkan pihak sekolah didukung oleh banyak pihak seperti jaringan listrik dari pemerintah daerah dan jaringan internet yang dibackup penuh oleh PT OKI Pulp and Paper.

"Alhamdulillah sudah ada listrik ditambah jaringan internet dari perusahaan tahun ini kita bisa menyelenggarakan Ujian Nasional berbasis Komputer,” tungkasnya.

Menurut Darmawan, pihaknya sengaja bikin terobosan dalam hal pendidikan kepada siswanya yang ada di daerah pelosok agar tidak kalah dengan pendidikan siswa yang berada diperkotaan.

Para siswa menurut dia telah dilatih dengan simulasi selama kurang lebih dua bulan agar bisa siap ketika mengikuti UNBK.

"Meski baru pertama kali mereka tidak merasa kaku atau ragu lagi untuk mengerjakan ujian karena terus diajak simulasi," bebernya.

Metode ujian Berbasis Komputer ini menurut Darmawan sangat istimewa, karena menjamin tidak ada kebocoran soal dan mencegah para peserta didik untuk melakukan kecurangan.

"Bukan hanya meningkatkan kompetensi anak didik, secara moral kita menginginkan tidak adanya kecurangan pada pelaksanaan ujian nasional, tapi secara sistem tidak bisa dimanipulasi, tidak bisa curang, tidak bisa menyontek. Itu keuntungannya," katanya memaparkan.

Pelaksanaan UNBK di sekolahnya menurut Darmawan dibagi menjadi 3 ship perharinya dengan menggunakan 25 perangkat komputer milik sekolah ditambah 11 laptop yang dipinjam dari guru.

“Sekolah memang masih kekurangan perangkat komputer, sisanya dipinjam dari guru, yang penting siswa bisa ujian dan dapat hasil terbaik,” ungkapnya.

Sedangkan SMAN 1 Air Sugihan, UNBK diikuti oleh 151 orang siswa dan ujiannya di bagi menjadi 2 sesi. UNBK di SMAN 1 Air Sugihan berlangsung lancar karena semua siswa telah memiliki laptop masing-masing.

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved