Inilah Suku Tertua Sadhu Aghori, Berusia 1000 Tahun Pemakan Daging Manusia Demi Kesempurnaan

Mereka hidup untuk mencapai kesempurnaan, biasa disebut moksa, yang berarti pembebasan dan menyatu dengan sang pencipta.

Editor: Candra Okta Della
Suku Sadhu Aghori 

Selain itu, mereka juga dapat ditemukan di daerah lain yang jauh lebih terpencil, termasuk gua-gua dingin di Himalaya, hutan lebat di Bengal, dan gurun pasir Gujarat yang panas.

Menurut kepercayaan Aghori, pembebasan dapat dicapai dengan merangkul praktik yang dianggap tabu oleh masyarakat Hindu ortodoks.

Satu praktik paling terkenal dari Aghori adalah kanibalisme.

Meski begitu, Aghori tidak pernah dan menolak membunuh manusia guna mendapatkan daging mereka.

Sebagai gantinya, daging mayat diperoleh dari tempat kremasi lalu mereka konsumsi.

Daging manusia ini sering dimakan mentah, meski kadang juga dipanggang di atas api terbuka.

Prosesi Kremasi
Prosesi Kremasi ()

Satu keyakinan orang-orang Aghori adalah mereka tidak meyakini perbedaan dan semua itu hanyalah sebuah kepalsuan belaka.

Aghori berpendapat jika mereka tak pernah melihat kebaikan dan kejahatan, maka mereka juga tidak membedakan daging manusia dan daging hewan.

Selain melakukan praktik kanibalisme, Sadhu Aghori juga dikenal meminum air kencing dan makan kotoran, praktik ini tak lain demi membunuh ego dan meninggalkan persepsi keindahan sebagai manusia.

Aghori juga mengabaikan pakaian selain hanya secaraik cawat mereka terkadang tak mengenakan busana sekalipun.

Mereka menganggap hal ini untuk mengatasi rasa malu mereka dan menolak dunia material dan keteraikatan benda-benda meterial.

Dewa Siwa membawa kepala Brama
Dewa Siwa membawa kepala Brahma 

Untuk menghindari penyakit, Aghori mandi menggunakan abu sisa kreamsi, hal ini adalah bentuk tiruan dari yang dilakukan Dewa Siwa.

Tengkorak yang selalu dibawa Aghori juga memiliki makna lain.

Konon Siwa pernah memenggal kepala Brahma dan membawa kepala itu ke mana-mana.

Aghori menjaga tengkorak manusia tersebut karena keyakinan bahwa setelah kematian, kekuatan hidup seseorang melekat di puncak tengkorak.

Lebih jauh lagi, Aghori percaya bahwa dengan menggunakan mantra dan persembahan tertentu (terutama alkohol), mereka dapat memanggil roh almarhum dan mendapatkan kontrol atasnya.

Berita ini telah dimuat di Intisari.grid.id dengan judul Demi Kesempurnaan Hidup, Suku Ini Memakan Daging Manusia Walau Menolak Membunuhnya

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved