Asal Usul Tari Piring Gelas Musirawas, Tarian Perang Mengelabui Musuh. Saksi Terbentuknya Musirawas

Tari Piring Gelas khas Kabupaten Musirawas yang mampu memukau khalayak saat tampil di ajang Malaysia Tour and Tra

Penulis: Ahmad Farozi | Editor: Odi Aria Saputra
SRIPOKU.COM/AHMAD FAROZI
Penari Piring Gelas, Suci Tiaranita, menari dihadapan Bupati Musirawas H Hendra Gunawan dan rombongan, saat tampil di even MATTA Fair 2018 di PWTC, Kuala Lumpur, Malaysia, 17 Maret 2018. 

Laporan wartawan Sripoku.com, Ahmad Farozi

SRIPOKU.COM, MUSIRAWAS - Tari Piring Gelas khas Kabupaten Musirawas yang mampu memukau khalayak saat tampil di ajang Malaysia Tour and Travel Association (MATTA) Fair di Putra World Trade Centre (PWTC) Kuala Lumpur Malaysia, 17-18 Maret 2018, ternyata bukanlah tarian biasa.

Sepintas tarian ini lazimnya memang seperti tarian lainnya, adalah sebuah karya seni.

Namun, jika ditilik dari sejarahnya, Tari Piring Gelas ini merupakan tarian perang atau jenis tari heroika kepahlawanan.

Keberadaan Tari Piring Gelas dipercaya sudah ada sebelum terbentuknya Kabupaten Musirawas.

Tidak ada yang tau darimana asal mula munculnya tarian ini. Demikian pula musik pengiring tari yang kental dengan irama melayu, juga tak ada yang tau siapa penciptanya.

Baca: Fakta 8 Bule Jerman Temukan Ular Putih Sepanjang 23 Meter Berukuran Manusia Dewasa di Manggarai

"Keberadaan Tari Piring Gelas sama dengan keberadaan Musirawas, bahkan sebelum Kabupaten Musirawas terbentuk, tarian ini sudah ada," ungkap Hamam Santoso, Kabid Kebudayaan pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Musirawas.

Dikatakan, berdasarkan sejarahnya, Tari Piring Gelas masuk dalam kategori tarian heroika atau tarian perang.

Tarian ini diciptakan untuk mengelabui musuh dari kaum imperialis.

Konon menurutnya, penduduk pribumi takut dengan bangsa penjajah Belanda.

Kalau Belanda datang, penduduk lari bersembunyi kedalam hutan.

Namun ada salah satu dusun pada waktu itu, yang tidak takut dengan penjajah tapi tidak juga melawan.

Maka ketika Belanda datang, mereka tidak lari.

Baca: Ngadu Nasib ke Persib Bandung, Mantan Pemain Sriwijaya FC ini Dinyatakan tak Lulus Seleksi

Belanda disuguhkan dengan tarian Piring Gelas untuk mengelabuinya.

Setelah terlena dengan gemulai ritmik tarian yang dibawakan oleh penari, maka para pemuda yang sebelumnya sudah dipersiapkan langsung menyerang penjajah secara tiba-tiba.

Menurutnya, tanda serangan dicirikan dengan dimulainya irama rentak.

Dimana, irama musik yang sebelumnya mengalun, tiba-tiba rentak diiringi mulai naiknya penari keatas piring yang tersusun diatas gelas.

"Musiknya sudah diteliti oleh Unevirsitas Negeri Semarang (UNES). Musiknya sudah dibakukan, notasi, alat, filosofi, semua sudah. Musik pertamanya kan ngalun, begitu naik kaki ke piring langsung irama rentak, saat itulah merupakan tanda untuk menyerang," tutur Hamam Santoso.

Namun, seiring waktu berjalan, kini tarian perang itu sudah berubah menjadi tari persembahan atau tari penyambutan yang disuguhkan ditampilkan di even-even tertentu maupun ajang festival.

Baca: Tak Hanya di Manggarai, Fakta Ular Raksasa Panjang 80 M Dalam Sejarah Pernah Ditemukan di Indonesia

Sejak kemerdekaan sampai kini, Tari Piring Gelas bukan lagi sebagai alat perjuangan.

Tapi lebih kepada kreasi seni budaya bercita rasa tinggi.

"Setelah merdeka, tujuannya berubah.

Tarian bukan lagi sebagai alat perjuangan, tapi sebagai alat penyambutan dan persebahan," ujar Hamam.

"Filosofinya juga berubah, yaitu siapa pandai meniti buih, alamat badan sampai ke seberang.

Meniti buih itu sulit, maka tarian ini memang sulit.

Tidak sembarang penari bisa membawakannya. Perlu konsentrasi, fokus, keberanian dan keseimbangan," sambungnya.

Ditambahkan, Tari Piring Gelas Kabupaten Musirawas ini, sudah melanglang buana.

Didalam negeri, tim kesenian Kabupaten Musirawas hampir seluruh propinsi di Jawa sudah lernah tampil.

Kemudian Bali, dan di Pulau Sumatera sendiri. Bahkan pernah ikut festival di China dan kali ini tampil di Kuala Lumpur Malaysia.

Baca: Menguak Fakta, Tulung Selapan OKI Diduga Kampung Pembobol Bank. Ini Penjelasan Lengkap BRI

"Akarnya sama dengan Tari Piring Gelas dari Kabupaten Muratara. Idealnya kalau di Muratara berdua menari semua," ujarnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved