Seorang Satpam Berhasil Jadi Jutawan dan Biayai Adik Kuliah. Ini Kisahnya

Pria yang kesehariannya berprofesi sebagai satpam ini mampu membiayai adiknya kuliah dan membantu keluarganya.

Editor: Pitria Tiningsih
Istimewa
Suherman. 

SRIPOKU.COM - Tidak berprofesi sebagai pengusaha atau salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Indonesia sekalipun.

Suherman. Pria yang kesehariannya berprofesi sebagai satpam ini mampu membiayai adiknya kuliah dan membantu keluarganya.

Bahkan, hidupnya kini terbilang sukses dan mapan.

Bermula dari ketertarikannya dengan investasi di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Dilansir dari Kompas.com, ia meraup untung dari sejumlah saham andalannya.

Baca:

Kisah Nyata, Tangis Pecah Janda Muda Ketiban Rezeki Nomplok Usai Tenggak Minuman di Warung

Suaminya Pingsan Dokter Menangis Haru, Kisah Wanita Hamil Selamatkan Bayinya Ini Sungguh Perih

"Rata-rata, saya memperoleh gain sekitar 50 persen hingga 60 persen," ujar Suherman, Minggu (18/3/2018).

Dia menyebutkan, sejak awal tahun 2017 sudah mulai mengakumulasi saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Waskita Karya Tbk (WSKT).

Suherman mengaku tidak ribet menggunakan analisa teknikal atau rasio fundamental lainnya.

Dia membenamkan investasinya hanya bermodal percaya dan pengetahuan umum yang diperolehnya setiap hari melalui surat kabar.

Dia memilih ADRO karena memiliki laba yang menarik.

Suherman juga memilih PTBA karena permintaan batubara dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) masih tinggi.

Sementara WSKT ia pilih lantaran saham konstruksi diguyur sentimen tax amnesty yang juga berkontribusi dalam percepatan pembangunan infrastruktur.

"Justru saya tahu sentimen dari membaca Kontan," sebut Suherman.

Namun, buah manis usaha Suherman ini tak didapatnya secara instan.

Dia mulai mengenal saham pada 2008 silam.

Perkenalan itu tak lepas dari pengamatannya terhadap aktivitas di sekitar lingkungan kerjanya, di Mandiri Sekuritas.

Awalnya, dia hanya coba-coba.

Baca:

Kedatangan Kereta Tanjung Karang Masuk Kertapati Terlambat

Penderita Down Syndrome Membawa Penyakit Penyerta, Periksakan Segera 

Namun, berkat dorongan atasannya, Suherman benar-benar memberanikan diri masuk ke dunia saham pada 2010.

Bermodal duit yang ia sisihkan, Suherman masuk dengan deposit awal Rp 8 juta.

Mengalami kerugian pasti pernah.Namun, pengalaman pahit itu dia jadikan pelajaran berharga.

Dari sana dia tahu bahwa membatasi risiko merupakan langkah antisipasi yang sangat diperlukan.

Bahkan dari pengalaman itu Suherman mulai "membatasi" harapan untung terlalu tinggi.

Dia menyadari, tidak ada seorang pun yang tahu apa yang bakal terjadi di bursa saham.

"Saat ini terlihat bakal naik terus, bisa saja sedetik kemudian bisa berbalik arah," katanya.

Suherman membagi aset investasinya menjadi dua porsi.

Sebesar 80 persen digunakan untuk menabung saham, sisa 20 persen dia gunakan untuk trading jangka pendek.

Nah, porsi 20 persen untuk trading jangka pendek pun dia pagari dengan strategi lanjutan.

"Saya kasih limit, kalau sudah untung antara 10 persen hingga 15 persen, saya alihkan ke saham lain yang lebih murah," ujarnya.

Baca:

Kapolres Pagaralam Akan Lakukan Ini Antisipasi Terjadinya Money Politik, di Pilwako Pagaralam

Ini Rumor Spesifikasi OPPO F7 yang Siap Dipasarkan

Dengan menerapkan strategi alokasi aset seperti itu, ternyata dia berhasil memetik hasil yang lumayan.

Pada awal 2017 portofolio Suherman sekitar Rp 90 juta.

Setahun kemudian nilai portofolionya sudah menjadi sekitar Rp 140 juta.

Merasakan nikmat strategi yang diterapkan, Suherman berniat terus mengembangkan asetnya.

Memiliki penghasilan tambahan dari bursa saham tak membuatnya gelap mata.

Dia tidak menggunakan keuntungan yang dia peroleh semata-meata untuk kepentingan prbadi.

"Sebagian untuk membiayai kuliah adik saya serta untuk membantu keluarga," ujar bujangan ini.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved