Belajar Bedakan Berita Hoax, Mahasiswa Duta Komunikasi Sambangi Dapur Redaksi Sriwijaya Post
Kantor Redaksi Sriwijaya Post yang terletak di Jalan Alamsyah Ratu Prawiranegara, Jumat (16/3), kembali disambangi oleh Para Mahasiswa.
Penulis: Rangga Erfizal | Editor: Reigan Riangga
Laporan wartawan Sripoku.com, Rangga Erfizal
SRIPOKU.COM, PALEMBANG — Kantor Redaksi Sriwijaya Post yang terletak di Jalan Alamsyah Ratu Prawiranegara, Jumat (16/3), kembali disambangi oleh Para Mahasiswa.
Kali ini mahasiswa dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik yang diwakili oleh 16 orang Duta Komunikasi Universitas Sriwijaya tersebut datang guna belajar lebih jauh mengenai media massa terutama media cetak, dan peran media dalam memfilter berita dari hoax.
Menurut Febby (20) salah satu perwakilan panitia, kedatangan teman-teman duta Komunikasi kali ini untuk melihat sekaligus belajar bagaimana proses mencari berita hingga naik untuk di cetak.
"Kedatangan teman-teman untuk belajar perspektif media massa, bagaimana berita tersebut terbit, proses mencari berita, kode etik, dan dapur redaksi, hingga persaingan media massa saat ini serta belajat membedakan yang mana berita hoax," ujarnya.
Pada pertemuan tersebut, para calon duta komunikasi hadir berdialog secara langsung bersama jajaran redaksi Sriwijaya Post yakni Salman Rasyidin dan Igun Bagus Saputra.
Baca: BAHAYA ! Jangan Minum Obat Amoxicillin Bersama Antibiotik Tanpa Resep Dokter, Ini Penjelasannya
Dalam dialog yang berlangsung terbuka tersebut, para mahasiswa sangat antusias mendengar bagaimana perjalanan awal Sriwijaya Post hingga dapat bertahan selama 30 tahun seperti sekarang.
"Koran Sriwijaya Post berkembang mengikuti perkembangan jaman,
semua itu diwujudkan melalui berbagai macam inovasi yang dilakukan media ini untuk bertahan di tengah gempuran sosial media.
Untuk itu Portal Sripoku.com hadir guna menjangkau anak-anak milenial, ditengah kondisi persaingan yang ketat saat ini," ujar Igun jajaran redaksi Sripoku.com.
Hal ini pula dibenarkan Salman, menurutnya apa yang dihadapi media cetak saat ini tidak hanya dari persaingan cetak saja, namun sudah dalam ranah persaingan online.
Baca: Siapkan Genset, PLN Bakal Padamkan Listrik Dari Pukul 08.00 - 16.00.
"Disinilah peran media kenapa masih dibutuhkan, proses-proses kode etik yang ketat masih tetap dipegang teguh, berbeda dengan sosial media yang hadir tanpa filter," ungkapnya.
Lanjut Igun, dirinya menghimbau teman-teman komunikasi untuk ikut andil dalam memerangi berita hoax yang kerap kali viral di sosial media, dengan menyaring berita terlebih dahulu sebelum di share.
Baca: Wahai Para Istri Berhentilah Mengeluh, Ingat 10 Wasiat Rasulullah Kepada Putrinya, Fatimah Ini
"Jadilah masyarakat yang cerdas dan jangan mudah terpancing untuk menyebarkan berita yang tidak jelas.
Sebab berita hoax memiliki efek yang sangat dahsyat," ujar Igun saat mengisi materi Sosial media.
Disela-sela kunjungan tersebut ke 16 Duta Komunikasi diajak berkeliling melihat ruang redaksi bagaimana kerja wartawan hingga berkeliling melihat bagaimana koran dicetak. (*)