Misteri Tanjakan Emen dan Kecelakaan Maut, Mbah Mijan Ungkap Sosok Si Emen dan, Ada 4 Versi
Terkait dengan kecelakaan ini, Mbah Mijan sang paranormal kontroversi ini akan mendatangi tanjakan Emen dan melihat langsung kondisi
Penulis: Hendra Kusuma | Editor: Hendra Kusuma
SRIPOKU.COM-Jalur Emen kembali memakan korban. Setidaknya dalam satu bulan kerap terjadi kecelakaannya. Kali ini, terjadi kecelakaan di kawasan Jalan Raya Bandung-Subang, Cicenang, Kecamatan Ciater, Subang, tersebut.
Sebuah mobil minibus Elf berplat menabrak tebing dan bagian depan rusak pada Senin (12/3/2018). Kejadian ini untuk kesekian kalinya di kawasan yang dianggap tempat munculnya sosok Emen, seorang pemuda yang kadang disebut pula seorang bocah korban tabrak lari.
Emen, nama yang selalu disebut-sebut penduduk sekitar dan hingga kini identitas sosok penunggu tanjakan maut itu tidak pernah jelas siapa dia. Namun nama Tanjakan Emen itu, sangat
Terkait dengan kecelakaan ini, Mbah Mijan sang paranormal kontroversi ini akan mendatangi tanjakan Emen dan melihat langsung kondisi di tanjakan.
"Saya harus turun langsung," kicau Mbah Mijan dari akun twitternya, sesaat setelah kejadian.
Seperti disebutkan bahwa, Mobil elf putih berplat nomor E-7548-PB, yang dikemudikan Arif Fahruroji (32) sedang melaju menuju Indramayu, untuk kembali pulang, melaju cukup kencang dan tidak mengindahkan kebiasaan imbauan masyarakat sekitar, sehingga saat melintasi turunan yang cukup curam sekitar pukul 12.00 WIB, kendaraan sempat tidak terkendali.
Akibatnya Kendaraan yang oleng itu tidak terkendali, sempat menabrak tebing, sebelum akhirnya terbalik dan membuat semua kaca kendaraan pecah. Beruntung tidak ada yang meninggal, semuanya selamat meski mengalami luka-luka berat dan ringan.
Menanggapi kejadian ini, Kasat Lantas Polres Subang, AKP Budhy Hendratno menjelaskan kronologi mini bus tersebut terguling. Dia mengatakan ada beberapa sebab yang membuat supir Arif tak mampu mengendalikan mobilnya.
Dimengatakan, kejadian itu berlangsung Senin (11/3/2018). Arif tidak sadar dengan kondisi jalan, sehingga saat itu turun dengan kecepatan cukup tinggi.
"Sehingga saat melintas di jalan yang menurun dan menikung kekiri, kendaraan tersebut melaju tidak terkendali dan terguling dibahu jalan sebelah kiri," ujarnya, seperti dilansir dari tribunnews.
Dia menjelaskan, para penumpang terdiri dari para wisatawan lokal yang baru saja berlibur di tempat wisata Tangkuban Perahu, Lembang.
"Rombongan karyawan Rumah Makan Taman Selera Kabupaten Indramayu, berangkat dari lokasi wisata Gunung Tangkuban Parahu, dalam perjalan pulang," katanya.
Sementara itu, kondisi mini bus elf berwarna putih yang mengalami kecelakaan dalam kondisi masih utuh, hanya bagian depannya saja yang mengalami rusak.
Kondisi Cuaca Cerah
Cuaca pada saat kejadian pada saat cerah dan arus lalulintas sedang.
Namun, kecelakaan terjadi disebabkan diduga supir mengalami kehilangan konsentrasi.
"Saudara Arif Fahruroji kehilangan konsentrasi, sehingga kendaraan melaju tidak terkendali, oleng ke kiri keluar dari badan jalan," kata Budhy.
Hanya Jalan Biasa, Tetapi akan Turun Tangan
Tidak ingin tanjakan itu dianggap serem dan menakutkan Praktisi supranatural, Mbah Mijan akan turun langsung dan akan menjelaskan bagaimana kondisi sebenarnya, termasuk akan berdialog dengan sosok Emen.
Tanjakan Emen atau tanjakan aman itu, disebut Mbah Mijan jalan biasa. Sebab kecelakaan terjadi sama dengan posisi kecelakaan yang pernah terjadi sebelumnya.
"Kecelakaan "Tanjakan Emen" kembali terjadi ditempat dan diposisi yang sama dengan kecelakaan sebelumnya, nampaknya saya harus turun," tulinsya.
Mbah Mijan khawatir, setiap orang yang lewat tanjakan emen mendapatkan sugesti negatif. Mereka menjadi menganggap jika Tanjakan Emen adalah tempat yang mengerikan.
"Saya khawatir akan jadi tempat yang lebih sugestif bagi para pengendara umum, jalan raya adalah jalanan biasa dan tidak boleh dianggap mengerikan," imbuhnya.
4 Versi Cerita Serem Si Emen
DALAM catatan kepolisian hampir tiap minggu terjadi di kawasan tanjakan Emen tersebut. Baik itu kecelakaan ringan maupun berat.
Penduduk sekitar memiliki mitos dan keyakinan ada sosok Emen dibalik kecelakaan yang sering terjadi. Muncul berbagai cerita dalam tiga versi, namun ada kesepakan dari masyarakat bahwa selalu muncul sosok Emen sebelum kecelakaan terjadi.
Versi Pertama, Emen si Kernet Bus
Seperti dilansir dari liputan6. Kisah pertama datang dari Sahidin Darajat, warga yang tinggal di sekitar tanjakan tersebut.
Sahidin mengaku sebagai saksi mata sebuah kecelakaan yang menyebabkan seorang kernet bus bernama Emen tewas. Insiden tersebut dia yakini terjadi tahun 1969.
Menurut Sahidin, saat itu Emen sedang mengganjal ban sebuah bus, yakni Bus Bunga, yang mogok di tanjakan. Nahas, rem bus tersebut blong sehingga Emen terseret bersama bus dan meninggal dunia.
Sejak kejadian itu, Sahidin menyampaikan bahwa sering terjadi penampakan dan kecelakaan di sana, sehingga kemudian tanjakan tersebut dikenal dengan sebutan Tanjakan Emen.
Versi Kedua Korban Tabrak Lari
Nah Versi kedua ini hanya sekilas saja, Emen adalah seorang korban tabrak lari di daerah itu.
Bukannya ditolong, jenazah Emen malah disembunyikan dalam rimbunan pepohonan di sekitar tanjakan tersebut.
Sejak saat itulah, arwah Emen dipercaya menuntut balas.
Versi Ketiga, Seorang Pengemudi Hebat
Versi ini mengatakan, bahwa dulunya Emen adalah seorang sopir oplet Subang-Bandung.
Peristiwa sial menimpa Emen pada tahun 1964, yaitu oplet yang dikendarainya kecelakaan dan terbakar.
Banyak orang mengatakan, Emen tewas di tempat kejadian. Sejak saat itu, semakin sering terjadi kecelakaan di sana.
Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, sebuah mitos pun berkembang di mana pengendara disarankan melempar koin, rokok atau menyalakan klakson agar terhindar dari bahaya saat melewati tanjakan Emen.
Versi Keempat
Versi terakhir adalah versi yang paling mendekati kebenaran. Wahyu, putra dari Emen membenarkan peristiwa nahas yang menimpa sang ayah. Pada saat Wahyu berusia 8 tahun, Emen yang sedang mengendarai oplet Subang-Bandung mengalami rem blong.
Oplet Emen pun menabrak tebing, terbalik kemudian terbakar. Menurut Wahyu, hanya ada dua orang yang selamat dari insiden tersebut.
Namun, ia menampik bahwa rentetan kecelakaan yang terjadi di tanjakan tersebut disebabkan oleh arwah penasaran sang ayah.
Wahyu yang berprofesi sebagai sopir angkot di Lembang ini menuturkan bahwa sang ayah tidak meninggal di tanjakan tersebut, tapi di Rumah Sakit Ranca Badak. Jenazah Emen pun disemayamkan di pemakaman umum di daerah Jayagiri, Lembang.
Mengesampingkan mitos yang beredar, tanjakan sepanjang sekitar 3 km ini memang cukup berbahaya karena memiliki tikungan-tikungan tajam dan kemiringan yang ekstrem. Kewaspadaan tinggi pun dibutuhkan oleh siapa pun yang melintasi daerah ini, terutama bagi pengendara yang baru pertama kali melewatinya.
Selain kewaspadaan, kondisi kendaraan yang prima juga menjadi faktor penting untuk menjamin keselamatan saat melewati tanjakan ini. Apalagi kebanyakan kasus kecelakaan di Tanjakan Emen disebabkan oleh kondisi rem yang blong.
Mitos dan Kepercayaan Saat Lewat
Jika malam hari, atau siang, supir diminta membunyikan klakson atau bel kendaraan ketika melintas agar tidak diganggu si Emen.
Sebab, jika tidak maka akan muncul sosok Emen, dan menganggu, paling tidak gangguan ringan seperti mesin tiba-tiba mati dan mobil mogok di kawasan itu.
Paling berat adalah rem blong sehingga mobil lepas kendali dan terjadi kecelakaan.