Pemilihan Gubernur Sumsel
Sapa Warga Tionghoa Saat Cap Go Meh, Ini Pesan Aswari untuk Umat Beragama di Sumsel
Dalam rangka menjaga kerukunan umat beragama dan suku di Sumatera Selatan yang selama ini bebas dari konflik, C
Penulis: Abdul Hafiz | Editor: Odi Aria Saputra
SRIPOKU.COM, PALEMBANG --- Dalam rangka menjaga kerukunan umat beragama dan suku di Sumatera Selatan yang selama ini bebas dari konflik, Calon Gubernur Sumsel Aswari Rivai tak ingin melewatkan momen menyapa warga keturunan Tionghoa yang merayakan Cap Go Meh di Pulau Kemaro Palembang, Rabu (28/2/2018) malam.
Menurut Paslongub nomor urut 2 ini yang pada Pemilihan Gubernur Sumsel 27 Juni mendatang berpasangan dengan mantan Walikota Pangkalpinang (Bangka Belitung) Irwansyah, keberagaman ini menjadi warna dalam kehidupan yang harus dijaga bersama-sama.
"Kita di sini untuk menyapa warga yang sedang merayakan cap go meh di Pulau Kemarau.
Perbedaan jangan dijadikan penghalang bagi kita, jadikan ini bentuk keberagaman suku.
Kita rangkul semua agar tetap terjaga dan harmonis antar suku dan budayanya," ungkap Aswari Rivai.
Baca: Miris, Usianya Sudah 15 Tahun, Gadis ini Diperkosa Sejak Masih 7 Tahun, Tak Pernah Bisa Melawan
Rutinitas tahunan yang dilakukan warga keturunan di Pulau Kemarau Palembang merupakan budaya masyarakat keturunan Tionghoa sejak puluhan tahun silam.
Meski lumrah terjadi, tapi perayaan Cap Go Meh di delta berjarak 6 kilometer dari Kota Palembang itu tetap menarik perhatian.
Bupati Lahat dua periode ini nampak berjalan santai mengelilingi Pulau Kemaro yang dipadati ribuan masyarakat yang berkunjung di pulau ini.
Baca: Antisipasi Sabotase Saat Asian Games, PLN Akan Lakukan Simulasi Listrik
Warga yang disapa menyambut antusias kehadiran Ketua DPD Partai Gerindra Sumsel ini dengan membalas senyuman.
Warga juga tak segan untuk berfoto bersama calon gubernur Sumatera Selatan tersebut tanpa kecanggungan. Aswari berharap, hal ini terus dijaga kelestariannya karena menjadi warna dan daya tarik bagi wisatawan.
Sekadar diketahui, Pulau yang berjarak sekitar 40 kilometer dari Kota Palembang.
Hal ini menjadi tempat berdirinya vihara Cina, Klenteng Hok Tjing Rio yang dibangun tahun 1962 yakni suatu tempat untuk berdoa yang diyakini oleh warga Konghucu.
Di sini juga terdapat pohon cinta yang diyakini sebagai pohon jodoh.
Jika ada pasangan yang berkunjung ke Pulau Kemarau hubungannya diyakini akan awet sampai akhir hayat.