Tak Hanya Warga Tionghoa, Umat Muslim Juga Ramaikan Cap Go Meh di Pulau Kemaro
ndonesia memang kaya akan keberagaman apalagi tentang budaya, rasa menghormati dan mempelajari masih terasa di Negara te
Penulis: Wahyu Kurniawan | Editor: Odi Aria Saputra
SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Suatu pemandangan yang begitu indah terlihat di Pulau Kemaro pada hari Rabu (28/2/2018).
Suasana di Pulau ini terlihat sangat ramai dan meriah, banyak pengunjung yang datang dari seantero daerah.
Indonesia memang kaya akan keberagaman apalagi tentang budaya, rasa menghormati dan mempelajari sangat terasa di Nusantara khususnya di Kota Palembang.
Perayaan Cap Go Meh, yang menyatukan keberagamaan budaya dan agama tak perlu saling membeda-bedakan satu sama lain.
Bukan hanya untuk warga Tionghoa, perayaan hari terakhir dari tahun baru imlek ini juga didatangi dari semua suku, agama dan ras.

Hal ini terlihat dari pantauan Sripo dilapangan, umat agama muslim dan kristiani pun datang dan berziarah di makam Siti Fatimah.
Mereka berdoa dengan agama kepercayaan masing-masing.
Masnun, seorang pengunjung yang datang dari Tanjung Enim mengatakan, ia sengaja untuk berziarah dimakam tersebut karena momennya pas dan ramai.
"Untuk apa ngebedaiin hal yang tak perlu di buat beda, kan niatnya untuk ibadah, kan ini juga makam orang Islam,"jelasnya.

Hal itu juga dikatakan oleh Devi seorang keturunan Tionghoa yang mengatakan bahwa jangan ada lagi perbedaan yang terlalu menonjol ditahun ini semua masyarakat harus hidup rukun.
"Saya memang jarang di Indonesia, tapi saya berharap tahun ini tidak ada lagi keributan tentang isu ras,"ujarnya sambil terbatah-batah menggunakan bahasa Indonesia.
Masih di Pulau Kemaro, tak pelak pohon cinta masih menjadi pilihan untuk berkunjung ketika Cap Go Meh, terlihat banyak yang duduk diarea pohon tersebut dan berswafoto.