Dandin Ingatkan Warga tidak Main-main dengan Bakar Lahan, Resikonya Tembak di Tempat
“Sekali lagi kami ingatkan, kepada warga untuk tidak main-main dengan membakar lahan, resikonya tembak di tempat," tukas Seprianizar.
Penulis: Beri Supriyadi | Editor: Tarso
SRIPOKU.COM, INDERALAYA - Meski belum memasuki musim kemarau, namun di wilayah Kabupaten Ogan Ilir (OI) sudah terjadi kebakatan hutan dan lahan (karhutla) dan telah berdiri sebanyak 32 posko secara swadaya untuk menghadapi karhutla di tahun 2018 ini.
“Kabupaten Ogan Ilir salah satu kabupaten di Indonesia yang lebih dahulu bergerak membentuk Posko Karhutla, ini murni inisiatif masyarakat, Kodim sifatnya inisiator saja,’’ kata Dandim 0402/OKI-OI Letkol Inf Seprianizar S Sos, Kamis (22/2).
Menurut Seprianizar, dari 32 Posko yang sudah dibentuk, sebanyak 263 warga siap untuk menjadi satgas Karhutla.
“Tinggal bagaimana teknis kita menindaklanjutinya bersama instansi terkait , baik Pemkab Ogan Ilir, BPBD Sumsel, Provinsi. Untuk keterampilan satgas akan kita serahkan kepada petugas Manggala Agni yang akan memberikan keterampilan melatihnya,’’ ujar Seprianizar.
Dandim menambahkan, dalam kurun dua bulan ini atau di awal tahun 2018, sudah tiga kali terjadi Karhutla, namun dalam skala kecil di lahan persawahan.
"Tidak ada dugaan, kasusnya sama yakni membakar lahan untuk membuka lahan,’’ terang Seprianizar.
Masih kata Dandim, di Ogan Ilir terdapat 57 desa yang rawan Karhutla, namun yang paling rentan ada 13 Desa berada di dua Kecamatan yakni Kecamatan Pemulutan dan Kecamatan Indralaya Utara.
“Sekali lagi kami ingatkan, kepada warga untuk tidak main-main dengan membakar lahan, karena kami tidak ada kompromi, resikonya tembak di tempat," tukas Seprinizar.