BBPJN Ajukan Dana Rp 1,6 Triliun untuk Membuat Mulus Jalan Lintas Timur Sumatera
Pengerjaan menyeluruh jalan lintas timur ini menelan dana Rp 1,6 triliun dengan pengerjaan multi years dua tahun, mulai tahun 2018 ini.
Penulis: Siti Olisa | Editor: Tarso
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Permasalahan jalan lintas timur yang tak kunjung selesai membuat Satuan Kerja Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional (P2JN) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) menggeluarkan dana lebih dari tahun sebelumnya.
Pengerjaan perbaikan menyeluruh jalan lintas timur ini menelan dana Rp 1,6 triliun dengan pengerjaan multi years dua tahun, mulai tahun 2018 ini.
Kasatker Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional (P2JN) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah V, Dadi Muradi, Rabu (21/2) mengatakan, dana yang disiapkan untuk pengerjaan 2018-2019 sebesar Rp 1,04 teiliun dan sisannya akan dipakai untuk pengerjaan tahun 2020-2021.
"Selama ini perbaikan jalan lintas timur ini tidak tuntas, sehingga dana yang dihabiskan seakan percuma karena hasil perbaikannya tidak tampak. Untuk itu, kami menyiapkan dana lebih untuk perbaikan menyeluruh dengan harapan permasalahan jalan lintas timur ini tuntas, dan kami tidak lagi mengurusi jalan lintas timur dalam waktu lima tahun," ujarnya.
Perbaikan jalan lintas timur ini penting dilakukan karena ini merupakan jalur logistik. Dari total panjang 383 kilometer (Km) sekitar 30 persen jalan ini mengalami kerusakan mulai dari rusak ringan sampai rusak berat.
Kondisi jalan lintas timur hingga akhir tahun lalu yang dalam kondisi baik 115,9 Km baik, tidak mantapnya ada 101,1 Km, 166,14 Km sedang, 93,3 Km rusak ringan dan 7,8 Km rusak berat.
"Tahun ini kita fokus memuluskan jalan lintas timur mulai dari arah Jambi hingga Lampung. Sebab, jalan ini adalah jalur logistik Pulau Sumatera. Saat ini, proses perbaikan jalan ini sudah sampai pada tahapan penandatanganan izin multiyearsnya di keuangan. Pihaknya meyakinkan jika prosesnya selesai, maka pelelangan akan dilaksanakan. Pelelangan akan dilakukan dua tahapan. Seperti tahap prakualifikasi yakni untuk memastikan penyedia jasa yang memenuhi persyaratan," ujarnya.
Dadi mengatakan, karena proyeknya cukup besar dan pengerjaannya komplek jadi dibutuhkan kontraktor yang memenuhi syarat, baik dari sisi finansial maupun teknis.
"Jika semuanya sudah selesai pengerjaan baru akan dilakukan pada April nanti," ujarnya.
Ia menegaskan, khusus jalur lintas timur ini penanganannya akan dilaksanakan secara komprehensif atau menyeluruh dan sampai tuntas. Dengan panjang jalan 383 Km tersebut dibutuhkan dana Rp1,6 triliun. Pengerjaan dua tahap multiyears ini pada tahap satu di 2018-2019 sudah disetujui dananya Rp1,04 triliun diantaranya Rp420 miliar di tahun 2018 dan Rp629 miliar di 2019.
"Kemudian sisanya sekitar Rp418 miliar dilakukan di tahap selanjutnya tahun 2020 dan 2021. Pendanaan ini melalui SBSN (Skema Pendanaan Melalui Surat Berharga Syariah Negara)," katanya.
Ia mengharapkan, penangangan ini menjadi mantap 100 persen, sehingga dalam waktu 5 tahun tidak ada lagi pengerjaan. Kemudian pihaknya bisa melakukan ke pengerjaan jalan di lintas tengah dan lintas penghubung.
Januari sampai saat ini, di lintasan tersebut masih dilakukan penanganan rutin menggunakan dana transisi sehingga jalan tidak rusak berat.
"Sebelum Idul Fitri kontrak ditandatangani, April target langsung fisik, tahap satu ini pengerjaan 21 bulan," ujarnya. (cr5)