Tolak Bantuan Jokowi Berangkat ke Suku Asmat, Ketua BEM UI Zaadit Taqwa Terciduk Mohon Minta Uang
Tolak Bantuan Jokowi Berangkat ke Suku Asmat, Ketua BEM UI Terciduk Mohon Minta Uang
SRIPOKU.COM – Usai acungkan kartu kuning ke presiden Jokowi, ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia 2018 Zaadit Taqwa memang saat ini masih diperbincangkan.
Terutama soal sanggahannya mengenai suku Asmat yang dimintai bantuannya.
Aksinya tersebut menuai komentar beragam dari warganet, ada yang berupa pujian tapi tak sedikit juga berupa kritikan.
Beberapa hari setelah aksinya itu, Zaadit mengunggah poster kajian #kartukuningjokowiyang berisikan data-data mengenai gizi buruk di Asmat ke dalam akun Instagramnya, @zaaditt.
Tidak hanya poster, hasil kajian berupa kepsyen singkat juga ditulis olehnya.
Isinya tentang permohonan minta uang.
Baca:
Lucianty Pahri:Majelis Permata Cendekia Tempat Siaturahmi dan Tambah Ilmu bagi Ibu Pengajian
Dulu Nakal Jadi Istri Simpanan Pejabat, Tak Disangka 7 Pabrik Uang Angel Lelga Ini Bikin Melongo
Eits tapi bukan minta uang yah, melainkan memintan bantuan donasi untuk pihak yang memerlukan.
Halo, #OrangBaik. Saya Zaadit Taqwa, Mahasiswa Fisika UI, Ketua BEM UI 2018.
Hari-hari ini kita semua terenyuh mendengar dan menyaksikan pemberitaan gizi buruk dan wabah campak yang menimpa saudara-saudara kita di Asmat, Papua.
Karena itu saya bersama dengan teman-teman di BEM UI melalui GABRUK! (Gerakan Asmat Bebas Gizi Buruk), sangat membutuhkan dukungan kawan-kawan sekalian untuk membantu saudara kita di Asmat, Papua.
Seperti diketahui, menurut pemerintah daerah setempat, tercatat 71 anak meninggal dunia terkena wabah campak dan gizi buruk sejak September 2017 hingga saat ini.
Data dari Kemenkes, menyebutkan, terdapat 646 anak terkena wabah campak dan 144 anak menderita gizi buruk di Asmat.
Selain itu, ditemukan pula 25 anak suspek campak serta empat anak yang terkena campak dan gizi buruk.
Kini, Ayo kita bersatu dan tunjukkan bahwa kita semua bersama Papua. Kita semua bisa saling membantu suadara-saudara kita di Asmat, Papua
Dana yang terkumpul nantinya, berapapun itu akan Kami salurkan melalui lembaga kemanusiaan* kepada para korban sebagai bentuk solidaritas kita untuk rakyat Papua.
Di akhir kepsyen, Zaadit mengajak warganet berdonasi untuk Asmat.
"Atas nama kemanusiaan, Ayo berdonasi untuk Asmat dengan klik https://kitabisa.com/donasiasmat," tulisnya.
Pantauan TribunnewsBogor.com, Zaadit kembali mengunggah informasi terbaru mengenai jumlah dana yang sudah terkumpul hingga Jumat (9/2/2018) lewat Instastory akunnya.
"Alhamdulillah dalam 4 hari sudah dapet segini," tulisnya.
Lewat Instastory di akun miliknya juga, hari ini, Sabtu(10/2/2018) Zaadit meminta doa untuk BEM UI yang akan berangkat ke Asmat.
"Mohon doa nya, dalam waktu dekat tim BEM se-UI akan berangkat ke Asmat," tulisnya dengan latar belakang foto informasi terbaru jumlah donasi untuk Asmat.
Hingga berita ini diturunkan, donasi yang bertajuk 'Anak dan Ibu Suku Asmat adalah Kita' itu telah mencapai angka donasi sebesar Rp 161 juta.

(tribunBogor)
Detik-detik Zaadit Taqwa Di-Skakmat Adian Napitupulu dan Moeldoko di Mata Najwa
Aksi Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI), Zaadit Taqwa minggu lalu mendapat sorotan dari publik.
Bagaimana tidak?
Sosoknya menuai pro dan kontra pascamengacungkan 'kartu kuning' di hadapan Presiden Joko Widodo yang mengunjungi UI, Jumat (2/2/2018) silam.
Seolah tak berhenti membuat kontroversi, Zaadit Taqwa kembali jadi perbincangan beberapa waktu kemudian.
Hal ini terjadi saat sosoknya hadir dalam konferensi pers terkait aksinya tersebut.
Zaadit Taqwa mengatakan, 'kartu kuning' itu adalah peringatan kepada Jokowi, bahwa masih banyak tugas-tugas Jokowi yang belum selesai dan harus dikerjakan.
Usai sosoknya menjadi perbincangan, penampilan Zaadit Taqwa kembali disorot saat menghadiri acara Mata Najwa malam ini (7/2/2018).
Baca:
Mantapkan Diri, Ini Foto-foto Cantik Kartika Putri dalam Balutan Hijab Semoga Istiqomah
Lihat Gaya Mewah Bos Abu Tours Hamzah Mamba Hingga Tak Berangkatkan 16 Ribu Calon Jemaahnya
Ya, terlihat ada yang berbeda dengan penampilan ketua BEM IU, Zaadit Taqwa di acara Mata Najwa.
Dalam acara Mata Najwa kali ini, Zaadit Taqwa yang hadir bersama beberapa ketua BEM dari Universitas ternama lainnya tampak mengenakan wardrobe yang berbeda dibandingkan saat konferensi pers.
Zaadit mengatakan bahwa dirinya berani mengritik Presiden Joko Widodo (Jokowi) setelah mengetahui kondisi Asmat lewat pemberitaan di media.
Politikus, Adian Napitupulu, menilai pernyataan Zaadit soal Asmat selama ini tidak memiliki legitimasi atau pengakuan moral yang kuat.
Pasalnya sebelum melayangkan kritik, Zaadit belum mengetahui secara langsung apa yang terjadi di Asmat.
"Kalian kan calon pemimpin. Pemimpin siapa, pemimpin rakyat.
Lalu siapa yang harus kalian kenali, ya rakyat itu.
Dan mengetahui tentang rakyat tidak cukup dari membaca buku.
(Seharusnya) cium aroma tubuhnya (rakyat), cium keringatnya, pahami penderita mereka, makan bersama mereka.
Lalu baru kalian menjadi pemimpin yang lahir dari rahim rakyat itu sendiri.
Kalau itu kalian lakukan sebelumnya, kartu kuningnya memiliki legitimasi sangat kuat.
Sekarang jadi debatabel. Kartu kuning itu dasarnya apa.
Oke bicara Asmat, udah ke sana? Belum.
Perlu di ajak Presiden? Tak perlu!
Nilai perjuangan itu dinilai dari perjuangan kita ke Asmat!" terang Adian.
acara Mata Najwa, Rabu (7/2/2018).
Sambil memegang secarik kertas putih, Moeldoko berdiri di depan para penonton dan narasumber acara yang dipandu Najwa Shihab itu.
"Kayaknya harus berdiri saja, biar jelas muka gue," ujar Moeldokodisambut tepuk tangan penonton.
Secara lantang ia menjelaskan bahwa selama kepemimpinan Jokowi sebagai presiden, sudah banyak hal yang dicapai.
"Presiden, selama 3 tahun bisa membangun kilometer. Kuota haji, hanya dalam tempo beberapa tahun, Pak Jokowi bisa menaikan dari 168.800 menjadi 221.520," ujar mantan Panglima TNI itu.
Moeldoko juga menjelaskan capaian Jokowi terkait dana desa, Kartu Indonesia Pintar, dan Program Keluarga Harapan.
Prestasi Jokowi soal reformasi agraria yang terlaksana dalam waktu cepat juga tak luput dari penjelasan Moeldoko.
"Kurang apa lagi?" ujarnya.
Moeldoko sengaja menjelaskan capaian Jokowi dalam rangka memberikan informasi yang penuh kepada masyarakat.
"Ada satu yang kurang dalam pemerintahan kita ini adalah memberikan informasi yang penuh kepada masyarakat Indonesia, kalau nanti saya berikan informasi yang penuh, mungkin semuanya akan salut kepada Pak Presiden," ujarnya.
Penjelasan Moeldoko lantas mendapat tanggapan menohok dari Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) Zaadit Taqwa.
Menurut Zaadit, capaian Jokowi selama menjabat, khususnya soal pembangunan jalan tol dirasa tidak tepat sasaran.
"Selama kepemimpinan Pak Presiden, sudah membangun beribu-ribu kilometer jalan tol yang kemudian hanya bisa digunakan untuk orang-orang yang menggunakan mobil. Kemudian fasilitas-fasilitas yang hanya dinikmati segelintir orang," ujar Zaadit Taqwa.
Zaadit Taqwa menjelaskan, alangkah lebih baiknya jika Jokowi mendahulukan mengurusi permasalahan fasilitas yang ada di Papua.
"Sementara teman-teman kita di Papua yang membutuhkan fasilitas-fasilitas umum yang ternyata di sana masih jauh dari yang disampaikan Pak Moeldoko," ujar Ketua BEM UI yang acungkan 'kartu kuning' untuk Jokowi itu.
"Saya lebih berharap, saya mendorong pemerintah untuk kemudian lebih aktif dan lebih optimal lagi dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada di Papua," ujar Zaadit Taqwa. (*)
