Gempa Guncang Jakarta
Gempa Jakarta 6.4 SR Lebih 1 Menit, Ternyata BMKG Jakarta Sudah Peringatkan Ini, Awas Susulan!
Pasalnya tiba-tiba ada terasa ada gempa menggunjang Jakarta. Gempa mengguncang Jakarta. Guncangan keras terasa.
Penulis: Candra Okta Della | Editor: Candra Okta Della
SRIPOKU.COM, JAKARTA - Gempa guncang Jakarta dengan kekuatan 6.4 SR begitu terasa hampir di seluruh wilayah Ibukota.
Pasalnya tiba-tiba ada terasa ada gempa menggunjang Jakarta.
Gempa mengguncang Jakarta. Guncangan keras terasa.
Jakarta diguncang gempa pada pukul 13.35 WIB, Selasa (23/1/2018).
Guncangan terasa lebih dari 2 menit di gedung-gedung di Jakarta.
Hingga pukul 13. 37 WIB, guncangan masih terasa. Gedung tinggi terasa bergoyang.
Hal ini dilaporkan seorang netizen kepada Sripoku.com yang mengaku merasakan guncangan kuat.
Ia berada di Jakarta Selatan, tepatnya di Pesanggrahan Jakarta Selatan.

Tak hanya itu, ia mengakui kekuatan gempa juga terasa di sekitar bandara.
Berdasarkan sumber Sripoku.com dari BMKG '
Gempa Mag:6.4 SR, 23-Jan-18 13:34:50 WIB, Lok:7.21 LS,105.91 BT (81 km BaratDaya LEBAK-BANTEN), Kedlmn:10 Km ::BMKG
Peringatan dari BMKG
Ternyata jauh sebelum terjadinya gempa, BMKG sudah merilis jika harus hati-hati di bulan Januari dan Februari.
Dikutip dari Kompas.com,
BMKG sudah memprediksi akan ada hujan deras mengguyur ibu kota sampai Februari.
Untuk Wilayah Jabodetabek, sangat berpotensi adanya petir dan kilat.
Cuaca panas pada pagi dan siang hari merupakan salah satu tanda turunnya hujan pada sore atau malam hari.
Masyarakat diimbau untuk waspada dengan perubahan kondisi cuaca yang sangat dinamis terutama pada tiga hari ke depan.
===
Awas Ada Gempa Susulan

Dikutip Sripoku.com dari Wikipedia, setiap kali ada gempa akan diiringi dengan gempa susulan.
Seperti diketahui,
gempa susulan adalah gempa bumi yang terjadi di wilayah yang sama dengan gempa utama tetapi memiliki magnitudo yang lebih kecil dan muncul dengan pola yang mengikuti hukum Omori.
Hukum Omori (diperbaharui dengan Hukum Omori yang dimodifikasi) adalah rumus empiris yang menghitung skala gempa susulan.
Omori mempublikasikan hasil penelitiannya pada 1894 mengenai gempa susulan,
dimana ia menyatakan bahwa frekuensi gempa susulan menurun berdasarkan resiprokal waktu setelah gempa utama terjadi.
Hukum lain yang menggambarkan gempa susulan juga dikenal sebagai Hukum Bath yang mengatakan gempa utama umumnya memiliki gempa susulan yang berkekuatan 1 (rata-rata 1,2) magnitudo lebih kecil dari kekuatan gempa utamanya.
Urut-urutan gempa susulan juga umumnya mengikuti skala Guttenberg-Richter.
Gempa susulan sangat berbahaya karena selain tidak bisa diramalkan,
dapat berupa sebuah gempat dengan magnitudo besar dan dapat menghancurkan bangunan-bangunan yang rusak dikarenakan gempa utama.
Gempa besar dapat memiliki gempa susulan yang lebih banyak dan lebih kuat di mana kemunculannya dapat bertahan dalam hitungan tahun atau lebih lama.
Contohnya dapat dilihat pada New Madrid Seismic Zone di mana gempa susulan masih bermunculan mengikuti hukum Omori setelah gempa utamanya pada 1811/1812.
===
Baca: Warga Berlarian Keluar Gedung, Gempa Jakarta dan Banten Ternyata Lebih Terasa di Daerah Ini
Baca: Sebelum Berpulang Lampu Kamar Jupe Dirawat Pernah Dimatikan, Dengar Apa yang Keluar dari Mulutnya
Baca: Ramalan Ayu Ting Ting Soal Inisial O Meleset, Ini Tanggapan Mbah Mijan Hingga Ungkap Fakta Lainnya
Baca: Dokter Tim Sriwijaya FC Berikan Program Khusus, Hamka Siap Tampil Hadapi PSMS Medan
Baca: Suami Mandul Istri Ngotot Hamil. Pasrah Istrinya Digituin Mantan, Pas Lahir Bikin Syok Anak Itu!