20 Tahun tak Pernah Tinggal Sholat Tahajud, tapi Tidak Bisa Masuk Surga, Ternyata ini Penyebabnya
Abu percaya bahwa namanya ada di dalam buku, mengingat ibadah sholat yang selalu ia lakukan..
Dia tidak percaya, Abu bin Hashim meminta Malaikat untuk mencarinya lagi.
“Itu benar … namamu tidak ada dalam buku ini!” Kata sang Malaikat.
Abu bin Hashim bergetar dan jatuh di depan Malaikat.

Dia menangis begitu banyak.
“Kehilangan diri saya yang selalu berdiri setiap malam di tahajud dan bermunajat tapi nama saya tidak ada dalam kelompok pecinta Tuhan,” keluh.
Melihat itu, Malaikat berkata, “Wahai Abu Hashim! Saya tidak tahu Anda bangun setiap malam saat yang lain tidur, minum wudhu dan air dingin saat ada yang tertidur di tempat tidur malam. Tapi tangan saya dilarang bahwa Allah menuliskan nama Anda. ”

“Apa penyebabnya?” Tanya Abu bin Hasyim.
“Anda bersedia pergi ke Allah, tapi Anda bangga pada diri sendiri dan bersenang-senang memikirkan diri sendiri.
Di sebelah kanan perut Anda ada orang sakit atau lapar, jangankan melihat dan memberi makan. Bagaimana mungkin kamu bisa menjadi kekasih Tuhan jika kamu sendiri tidak pernah mencintai makhluk yang diciptakan oleh Allah? “ Kata sang malaikat.
Abu bin Hasyim disambar petir di siang hari.
Dia menyadari bahwa hubungan pemujaan manusia tidak hanya untuk Allâh (HablumminAllâh), tapi juga untuk sesama manusia (hablumminannas) dan alam.(*)