Jaringan Teroris Sumatera
Terduga Teroris yang Dibekuk Densus 88 di Sumatera Berencana Menyerang Mapolres OKU
Solihin yang merupakan otak dari jaringan di Sumatera merupakan DPO karena sering membantu pelarian terduga teroris.
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Status Sumatera Selatan sebagai wilayah aman dari konflik (zero conflict) dimanfaatkan oleh jaringan teroris untuk membangun basis perlawanan di daerah Sumsel.
Hal ini terungkap dari penangkapan jaringan teroris Jamaah Ansharut Khilafah. Setelah pengembangan lebih lanjut tersangka teroris bertambah satu menjadi 9.
Kapolda Sumatera Selatan Irjen Pol Drs. Zulkarnain Adinegara dalam jumpa pers kamis (14/12) mengatakan bahwa jaringan teroris tersebut sudah sejak 6 bulan terakhir telah membangun basis di Sumsel.
“Ya mereka juga jaringan dari Poso, dan akan membangun basis perlawanan di Sumatera, menurut keterangan salah satu pelaku.” ujar Zulkarnain.
Beberapa waktu lalu polisi berhasil meringkus jaringan di Jambi dan Riau. Jaringan tersebut adalah kelompok sumatera, merupakan pelarian dari Jawa dan Aceh. Dari semua yang ditetapkan menjadi tersangka bukan warga asli Sumsel.
Solihin yang merupakan otak dari jaringan di Sumatera merupakan DPO karena sering membantu pelarian terduga teroris.
Menurut kabar ketika ditangkap ia sedang bertransaksi pembelian tanah di OKU. Solihin merupakan salah satu anggota jaringan teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang berafiliasi dengan Jamaah Ansharut Khilafah (JAK) yang telah berbaiat kepada jaringan teroris Negara Islam Irak Suriah (ISIS).
Dalam kamp pelatihan di markas tersebut, Solihin merencanakan dan mengajarkan taktik menyerang Mapolres OKU kepada lima orang pengantin amaliah.
Para pengantin akan dibekali busur panah yang dilengkapi bahan peledak di mata panahnya. Dari pengakuan calon pengantin amaliah, Jafar Saputra alias Fajar (15), penyerangan dilakukan oleh lima orang.
Penyerangan direncanakan terbagi dalam dua gelombang. Tiga orang pertama akan menyerang secara langsung mengkonfrontir para aparat kepolisian bersenjatakan busur panah berbahan peledak.
Saat kondisi kacau dan fokus aparat kepada tiga penyerang, dua pengantin lainnya akan menyusup ke dalam markas polisi untuk mencuri senjata aparat yang tersimpan di dalam markas.
"Setelah itu, mereka berencana akan menyerang Markas Brimob di Jakarta berbekal senjata curian dari polisi," jelas Zulkarnain.
Tiga dari sembilan tersangka tersebut telah dibawa ke Mabes Polri untuk pemeriksaan lebih lanjut, Rabu (13/12). Mereka adalah Abdul Kadir alias Yazid, Suwarto alias Abu Jakfar, serta Imron alias Abu Hasan.
Sedangkan lima tersangka lainnya dibawa ke Mabes Polri pada Kamis (14/12) sore, yakni Sugianto alias Abu Faris, Zulkarnain alias Zengki, Jafar Saputra alias Fajar, Budiman, dan Slamet Widodo.
Sementara Solihin sebagai pimpinan kelompok teroris ini masih ditahan di Mabes Polri untuk pengembangan pemeriksaan lebih lanjut.