Kisah Nyata. Kecantikan Janda Berusia 31 Tahuni Ini Bikin Seorang Pemuda Mengesampingkan Segalanya
Banyak orang mengatakan aku tampan. Itu yang membuatku percaya diri ketika ada gadis yang mencuri perhatianku.
Penulis: Candra Okta Della | Editor: Candra Okta Della
Dua hari setelah insiden itu, saudaraku meninggal dunia.
Aku lebih merasa bersalah lagi. Tidak bisa membantu transfusi darah, dan juga ingat dialah yang dulu menasehatiku agar menjauhi wanita tersebut.
“Kamu di mana sayang? Lama tidak bertemu,” wanita itu meneleponku sepekan setelah aku kehilangan saudaraku.
“Apa maumu?” jawabku dengan nada marah.
“Kamu kenapa?”
“Saudaraku meninggal dan aku sangat terpukul”
“Yang penting kau masih hidup. Kapan kita bisa bertemu?” ia bahkan tidak mendoakan saudaraku.
“Kita tidak akan pernah bertemu lagi”
“Kenapa?”
“Aku mencintaimu dan tak mau kau celaka?”
“Ada apa?”
“Aku terkena HIV”
“Bagaimana kau tahu?”
“Saat saudaraku kecelakaan, aku diminta donor darah. Ternyata darahku mengandung HIV”
“Apakah kau pernah berhubungan dengan wanita lain selain diriku?”
“Tidak”
“Apakah kau pernah transfusi darah sebelumnya?”
“Tidak”
“Kalau begitu, engkau akan mati tak lama lagi”
“Apa maksudmu?”
“Sebenarnya, aku memang mengidap AIDS. Dan aku bertekad akan membalas dendam.
Aku akan menularkan penyakit ini pada setiap laki-laki. Engkau adalah korban pertamaku.”
“Dasar wanita pengindap AIDS, wanita…” Aku marah. Emosi. Kata-kata kasar keluar dari lisanku.
Hari-hari berikutnya aku jalani dengan penderitaan panjang.

Usiaku kini sudah 32 tahun.
Setiap kali orang tua mendesak aku untuk menikah, aku selalu mengelak. Aku tak ingin menularkan penyakit mematikan ini pada siapapun.
Tidak pada istriku, tidak juga pada anakkku sekiranya aku menikah dan punya anak.
Banyak pertanyaan dari kerabat dan teman, aku ini tampan, kenapa tidak juga menikah. Aku hanya tersenyum getir.
Dalam hati aku teriris-iris. Kutahan air mata ini dan kutumpahkan saat sujud.
Ya Allah… aku ingin bertaubat. Sejak hari itu kuperbaiki ibadahku.
Aku ingin benar-benar bertaubat.
Aku tak tahu sampai kapan aku bertahan hidup. Tetapi aku tak mau mati dalam kondisi kafir..
Maka aku mulai rajin ke masjid, puasa sunnah, shalat malam dan mulai menghafal kitab suci.
Sengaja kutulis kisahku ini agar menjadi peringatan bagi setiap pemuda Islam. Jangan pacaran, apalagi sampai berzina.
Sebab azab pedih menanti. Di dunia saja sudah bisa menderita seperti ini. Apalagi di akhirat jika tak mendapat ampunan. (Kisahikmah.com)