Breaking News

Gunung Agung Mereda , Satelit Tangkap Pergerakan Magma 36 Meter Kubik Per Detik , Ini Kata PVMBG

Sering terlihatnya cahaya glow di atas kawah, juga mengindikasikan magma di kawah masih sangat panas.

Editor: Budi Darmawan
Sripoku.com / Ist
Letusan Gunung Agung pada 26 November 2017 pagi (sutopo/bnpb) 

Hal ini mengindikasikan semakin banyak dan semakin cepatnya suplai magma yang berusaha merangsek menuju permukaan.

"Hal yang baru sore ini adalah semakin banyaknya kita rekam gempa low frekuensi yang mencapai 19 kali. Ini artinya adanya aliran fluida magmatik ke permukaan. Atau dengan kata lain, semakin besar suplai magma menuju permukaan," jelas Kepala Sub-Bidang Mitigasi Pemantauan Gunung api Wilayah Timur PVMBG, Devy Kamil Syahbana.

Berdasarkan informasi dari data citra satelit yang diterima Rabu (29/11), rata-rata pergerakan magma ke permukaan kawah gunung Agung mencapai 36 meter kubik per detik.

Sehingga jumlah lava di kawah gunung Agung diestimasi sudah berjumlah 20 juta meter kubik, dari total kapasitas kawah gunung Agung yang mencapai 30 juta meter kubik.

"Ini artinya lava sementara baru memenuhi sepertiga kawah gunung Agung. Masih cukup jauh untuk memenuhi hingga bibir kawah. Kita lihat saja pertumbuhan magma ini kedepannya, bisa bertambah, bisa melambat, bisa juga terhenti sama sekali," terang Devy.

Sebelumnya, Pasemetonan Pasebaya melaporkan adanya sejumlah dampak dari abu vulkanik Gunung Agung di wilayah terdampak. Begini selengkapnya.

Laporan dari Pasebaya 1 Desember 2017 pemantauan bersama Kapolda Bali dengan Ketua Pasebaya:

1. Tanaman keras seperti kopi, cempaka, boni, sengon, manggis dan lainnya semua berguguran daunnya dan ada yang mati akibat hujan abu yang mengadung zat blerang.

2. Rerumputan dari Dusun Sogra menuju pura pasar agung yang radiusnya 5 km dari bibir kawah mengering semua.

 
3. Beberapa ekor hewan seperti anjing yang ditinggal dirumah ada yang mati, akibat kelaparan atau tidak kuat menghirup bau belerang.

4. Suara binatang kelaparan seperti kera masih terdengar di parkir bawah akibat buah yang biasa dimakan oleh kera tidak ada lagi.

5. Jalan menuju pura pasar agung penuh lumpur dan atau sisa debu  vulkanik dan daun daunan berserakan di aspal yang mengakibatkan jalan licin dan bisa menyebabkan kecelakaan apabila di lalui kendaraan.

6. Bau belerang sangat keras dan terasa yang mengakibatkan sakit kepala dan pusing apabila terus menghirupnya.

Dengan beberapa catatan di atas Kami imbau kepada semua masyarakat di KRB 3 dan 2 untuk tidak ada aktivitas apapun dan atau memasuki zona berbahaya tersebut.

(*)

Save

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved