Waspadai Penyakit ‘kencing tikus’, 1 Warga Surabaya Tewas, Begini Gejalanya, Mirip Dengan . . .

Jika tidak segera ditangani secepatnya akan bisa menyebabkan kematian. Apalagi, itu sudah menguning, tidak bisa berjalan

Penulis: ewis herwis | Editor: ewis herwis

SRIPOKU.COM-- Memasuki musim penghujan, semua warga dihimbau untuk berhati-hati dan waspada terhadap berbagai penyakit yang akan ditimbulkan.

Apabila kondisi lingkungan rumah yang kotor, maka dampak untuk terkena penyakit bisa lebih besar.

Baru-baru ini warga Dukuh Karangan Gang V, RT 10 RW 3, Kecamatan Wiyung, Kota Surabaya, Jawa Timur, dibuat geger atas serangan penyakit misterius yang menyerang salah satu keluarga.

Bahkan, satu warga tewas dalam peristiwa ini.

Korban tewas adalah Sukatono berusia 49 tahun, yang meninggal hari Sabtu (18/11) kemarin.

Hal itu diketahui setelah Ketua RT 10 RW 3 mendapatkan laporan dari warganya bahwa Sukatono dibawa ke Rumah Sakit Wiyung Sejahtera Surabaya karena penyakitnya tidak kunjung sembuh.

Salah satu penyakit yang diakibatkan oleh kencing tikus
Salah satu penyakit yang diakibatkan oleh kencing tikus ()

Selain semakin parah, Sukatono bahkan tidak bisa berjalan dan hanya terkulai di tempat tidur.

“Awalnya warga itu hanya asam urat, terus menguning, demam panas tinggi,” kata Ketua RT 10 Sigit Nurcahyanto, kepada merdeka.com, di lokasi, Senin (20/11).

Begitu, dibawa ke Rumah Sakit Wiyung Sejahtera, Sukatono, kata Sigit, darahnya diambil untuk dijadikan sample. Tidak hanya itu, karena istrinya yakni Suparmi yang mempunyai penyakit serupa.

Karena saat Sukatono sakit, yang merawat Suparmi. Warga pun membawa Suparmi ke Rumah Sakit Wiyung Sejahtera.

“Tidak lama setelah itu, Pak Sukatono meninggal. Kalau istrinya sampai sekarang masih dirawat di rumah Sakit,” ujar dia.

Selain Sukatono dan Suparmi, tiga anaknya yakni Yudha Dimas Husaini, Aurel Husaini, Aura Husaini diduga juga harus mendapatkan penanganan dan perawatan medis di rumah sakit yang sama.

ist

Lantaran, ketiganya juga masih satu rumah.

Warga yang takut menjadi wabah penyakit virus menular, Sigit yang sebagai Ketua RT langsung berinisiatif minta bantuan dari dinas kesehatan supaya mendatangkan petugas.

Menurut Sigit, dari keterangan dokter, keluarga Sukatono tewas akibat terkena virus tikus.

Selain Sukatono dan istrinya Suparmi, ketiga anaknya Yudha Dimas Husaini, Aurel Husaini, Aura Husaini yang selama ini tinggal di rumah dimungkinkan kena virus yang sama.

“Dari keterangan dokter yang menangani, Pak Sukatono dan keluarganya itu dimungkinkan terjangkit virus atau bakteri berasal dari tikus,” kata Ketua RT 10 Sigit Nurcahyanto, kepada merdeka.com, di lokasi.

Dalam ilmu kedokteran virus tikus ini lebih dikenal bernama Leptospirosis.

aaa

Pengertiannya, penyakit yang disebabkan oleh bakteri leptospira, penyebaran melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi bakteri. Seperti hewan anjing, kemudian tikus.

Penyebarannya ini bisa melalui kencing hewan yang terkena penyakit, masuk ke dalam genangan air di lingkungan sekitar.

Baik itu air banjir, kolam, sungai, danau, air selokan atau tanah yang telah terkontaminasi urine hewan pembawa bakteri leptospira.

Kemudian lingkungan dalam rumah juga menjadi faktor penyebab munculnya virus bakteri tikus.

Apalagi daya tahan tubuh Kurang sehat atau tidak fit.

Maka bakteri bisa cepat masuk, menyerang tubuh, dan akan menular ke orang yang ada di sekitar lingkungan.

Seperti halnya didalami Suparmi yang selama ini merawat suaminya Sukatono.

Ternyata selama merawat, tanpa disadari Suparmi, lambat laut, tubuh ikut lemas seperti lumpuh, dan cirinya sama persis dengan Sukatono.

ss

“Iya saya sampaikan ke dokter yang merawat kalau istrinya itu juga mengalami hal sama. Dokter minta dibawa supaya tidak sampai menular ke lainnya,” ujar Sigit.

“Saya tidak bawa istrinya saja. Tapi anaknya yang tinggal bersama juga ikut saya bawa bersama warga, untuk diperiksa. Ternyata sudah terkena penyebaran virus bakterinya,” kata Sigit lagi.

Berdasarkan keterangan dokter, kata Sigit, Jika tidak segera ditangani secepatnya akan bisa menyebabkan kematian. Apalagi, itu sudah menguning, tidak bisa berjalan, layaknya seperti orang lumpuh.

ss

“Keterangan dokternya itu karena faktor lingkungan kurang bersih. Kebetulan keluarga Sukatono ini rumahnya kurang bersih. Banyak ditemukan sarang tikus, bau menyengat. Jadinya warga sekitar akhirnya membersihkannya,” ujarnya.

 Mengenai virus penyakit bakteri tikus tersebut, Dinas Kesehatan dan Puskesmas yang datang dilokasi enggan berkomentar.

Walaupun mereka sudah mengambil sample darah dari Yudha Dimas Husaini, Aurel Husaini, Aura Husaini.

Berikut ini gejala awal penyakit kencing tikus / leptospirosis :

• Demam tinggi, menggigil
• Sakit kepala
• Sakit tenggorok
• Batuk
• Malaise (lesu/lemah)
• Muntah sampai diare
• Konjungtivitis (radang mata)
• Rasa nyeri otot terutama pada bagian betis dan punggung
• Takut cahaya

Bila tidak segera mendapatkan pengobatan, Leptospirosis dapat mengakibatkan:

• Muntah darah
• Gagal ginjal
• Meningitis (peradangan pada membran di sekitar otak dan saraf tulang belakang)
• Gagal hati
• Kesulitan bernapas (nyeri dada dan sesak nafas)

tttt

Apakah Pengidap Penyakit Kencing Tikus Leptospirosis Dapat Menulari Orang Lain?

Leptospirosis dapat ditularkan kepada orang lain, misalnya penularan lewat kelamin atau air susu ibu, meskipun jarang.

Kuman Leptospira dapat ditularkan lewat air seni selama berbulan-bulan setelah terkena.

Kuman leptospira dapat hidup di air tawar selama lebih kurang 1 bulan.

Bahkan leptospira juga bisa bertahan di tanah yang lembap, tanaman, maupun lumpur dalam waktu lama.

Kuman leptospira ini dapat ‘berenang’ di air sehingga bisa menginfeksi kaki manusia yang sedang terluka.

Leptospira juga bisa menginfeksi seseorang melalui makanan atau minuman.

Umumnya laporan orang yang terkena leptospirosis terjadi setelah banjir.

Leptospira juga bisa memapar mereka yang banyak bersentuhan dengan binatang seperti
peternak, petani, dan dokter hewan.

Petugas pembersih selokan juga memiliki risiko terpapar leptospitosis. (berbagai sumber)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved