Karena Menjadi Ost Fillm Horor, 5 Lagu Ini Jadi Tampak Seram. Ternyata Makna Sebenarnya Menyedihkan

Namun, ada beberapa cerita di baliknya yang belum banyak orang tahu bahkan tidak ada unsur mistis sama sekali.

Penulis: Tresia Silviana | Editor: Tresia Silviana

Laporan wartawan Sriwijaya Post, Tresia Silviana

SRIPOKU.COM - Genre film horor sedang digandrungi oleh pencinta film Indonesia. 

Selain adegan seram yang sanggup membuat kita menutup mata, film horor juga identik dengan lagu pengiring yang membuat bulu kuduk merinding.

Kesuksesan film horor kerap menularkan lagu yang terus diingat oleh penontonnya. 

Namun, ada beberapa cerita di baliknya yang belum banyak orang tahu bahkan tidak ada unsur mistis sama sekali. 

Seperti beberapa lagu ikonis berikut ini yang tentu saja sudah sangat familiar di telinga kita.

Berikut kisah di balik 5 lagu ikonis film horor Indonesia.

Utopia - Antara Ada dan Tiada

Tembang milik Utopia ini merupakan pengiring untuk serial Di Sini Ada Setan yang hits pada 2003 lalu. 

Kesuksesan serial horor ini membuat Di Sini Ada Setan diangkat ke layar lebar.

Namun, apabila dicermati lirik lagunya, lagu ini adalah kisah percintaan yang tidak berbalas. 

Sangat jauh dari hal-hal mistis

 
Rizal Mantovani - Jelangkung

Jelangkung, Jelangkung, di sini ada pesta, pestanya kecil-kecilan, datang tak dijemput, pulang tak diantar

Baca:

Ternyata Sekelompok Orang Penangkap Hantu Beneran Ada di Dunia Nyata. Ini Buktinya, Iih Serem

Ini Pernyataan Sarita, Ibu dari Anak yang Labrak Jennifer Dunn. Menohok Si Pelakor dan Pendukungnya

Lagu tersebut dipopulerkan pada film Jelangkung karya Rizal Mantovani tahun 2000. 

Lagu yang sekaligus mantra pemanggil arwah ini terjadi perubahan di sekuel film Jailangkung (2017). 

Perubahan itu ada dua bait akhir lagu tersebut. 

Dalam film Jailangkung (2017), mantra diganti, ‘datang gendong, pulang bopong’.

Menurut Jose Poernomo (Sutradara Jailangkung), perubahan tersebut berangkat dari cerita salah satu orang yang datang menemui mereka dua tahun setelah film Jelangkung ditayangkan.

Sarasvati Band - Story of Peter

Lagu band Sarasvati ini diciptakan oleh Risa Saraswati, sang vokalis. 

Ia punya kemampuan berkomunikasi dengan makhluk gaib dan bersahabat dengan hantu anak-anak di zaman kolonial. 

Menurut Risa, lirik dalam lagu ini digemari oleh anak-anak Belanda yang dulu tinggal di Indonesia. 

Oleh karena itu, Risa dan ‘temannya’ sepakat menggunakan lagu Boneka Abdi sebagai kode kalau pengen bermain bersama.

Kisah pertemanan Risa itu diangkat dalam film Danur: I Can See Ghosts.

Abdi teh ayeuna gaduh hiji boneka
Teu kinten saena sareng lucuna
Ku abdi di erokan, erokna sae pisan
Cing mangga tingali boneka abdi

The Spouse - Kelam Malam

“Di kesunyian malam ini. Ku datang menghampiri…”. 

Itulah sepenggal lirik Kelam Malam, salah satu lagu tema atau soundtrack film Pengabdi Setan. 

Namun banyak yang salah kaprah tentang lagu ini. 

Baca:

Jarang Muncul,Ini Nasib Primus Yustisio dan Jihan, Bikin Pangling,Putri Sulungnya Justru Bikin Kaget

Kena Karma , Begini Jadinya Nasib Wanita Yang Cekoki Hewan Di Taman Safari dengan Miras

Joko Anwar mengungkap bahwa lagu itu bukanlah daur ulang dari salah satu hits era 1960-an berjudul Di Keheningan Malam yang dipopulerkan penyanyi lawas, Anna Mathovani.

Mulanya ia sempat terpikir untuk menggunakan Di Keheningan Malam sebagai soundtrack Pengabdi Setan, namun karena beberapa hal, akhirnya Joko pun memutuskan membuat lagu sendiri dengan inspirasi lagu milik Anna itu. 

Lalu digandenglah pasangan musisi Tony Merle dan Aimee Saras yang tergabung dalam duo The Spouse.

Sunan Kalijaga - Lingsir Wengi

Lingsir Wengi merupakan syair yang diciptakan oleh Sunan Kalijaga dan digunakan untuk menyebarkan agama Islam di pulau Jawa.

Di mana lagu ini sering dibawakannya saat pagelaran wayang kulit. 

Selain itu, lagu ini juga memberikan nasihat agar manusia mendekatkan diri pada Sang Pencipta.

Lagu ini secara tersirat, merupakan sebuah doa yang bertujuan untuk meminta keselamatan dari segala penyakit dan penolak bala dari gangguan makhluk halus.

Tapi seiring berjalannya waktu, lagu Lingsir Wengi sering digunakan sebagai lagu pengantar tidur oleh ibu-ibu zaman dulu untuk anak mereka. 

Sayangnya, karena perkembanga jaman, lirik dan makna berubah yang menjadi pengundang mahkluk halus.

Lingsir Wengi (Menjelang Tengah Malam) – Versi Sunan Kalijaga 

Lingsir wengi (saat menjelang tengah malam)
Sepi durung biso nendro (sepi tidak bisa tidur)
Kagodho mring wewayang (tergoda bayanganmu)
Kang ngreridhu ati (di dalam hatiku)

Kawitane (permulaanya)
Mung sembrono njur kulino (hanya bercanda kemudian terjadi)
Ra ngiro yen bakal nuwuhke tresno (tidak mengira akan jadi cinta)

Nanging duh tibane aku dewe kang nemahi (kalau sudah saatnya akan terjadi pada diriku)
Nandang bronto (menderita sakit cinta)
Kadung loro

(terlanjur sakit cinta)
Sambat-sambat sopo (aku harus mengeluh kepada siapa)
Rino wengi (siang dan malam)
Sing tak puji ojo lali (yang saya cinta jangan lupakan ku)
Janjine mugo biso tak ugemi (janjinya kuharap tak diingkari)


 

Sumber:
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved