Eksklusif
Disangka Kerikil, Petugas Zuriat Kaget Lihat Pondasi Mirip Kaki di Makam Sultan Palembang, Ternyata?
"Tapi kita ketahui bahwa dulunya Kerajaan Sriwijaya berkuasa dari abad ke 9 sampai abad ke 14. Kita tidak pernah mengaburkan sejarah
Penulis: Welly Hadinata | Editor: Hendra Kusuma
SRIPOKU.COM, PALEMBANG-Penemuan susunan batu bata kuno di areal pemakaman Kironggo Wirosentiko, cukup mengejutkan bagi kalangan zuriat atau garis keturunan. Terlebih lagi temuan adanya lempengan batu bata kuno yang terukir motif Bungo Cino. Ukiran itu sama persis dengan motif songket.
Arkeolog Palembang menduga tumpukan batu batu itu sebagai pondasi bangunan mirip kaki candi di Jawa Tengah. Namun bangunannya sendiri memang peninggalan masa Kesultanan Palembang masa abad 17 dan 18.
Susunan batu bata kuno ditemukan secara tak sengaja oleh zuriat yang awalnya membersihkan areal pemakaman Kironggo Wirosentiko yang berlokasi di Jalan Talang Keranggo Lorong Keluarga Kelurahan
Kelurahan 30 Ilir Kecamatan IB II Palembang.
Berawal saat akan menggali gundukan tanah untuk menuju areal pemakaman utama, ditemukan tumpukan batu bata kuno yang tersusun rapi menyerupai pagar atau yang biasa disebut jambangan.
Ketika kembali dilakukan penggalian lebih dalam lagi dengan kedalaman 50-80 cm, ditemukan susunan tapak batu yang juga tersusun rapi dan diduga kuat sebagai lantai untuk dijadikan jalan setapak menuju areal makam utama sebelum masuk ke gapura yang di atasnya terdapat penanggalan tahun arab 1142 hijriyah.

Dari pantauan Sripo, Rabu (8/11), zuriat melakukan penggalian khususnya diarea makam utama yang luasnya sekitar 20 x 20 meter persegi. Pada sekeliling area tengah makam utama, dilakukan penggalian dengan kedalaman setengah meter dan ditemukan tumpukan batu bata kuno yang tersusun rapi dan juga ada lantainya.
Pada bawah bagian salah satu makam, ditemukan lemengan batu bata kuno yang terukir bermotif Bungo Cino. Dilihat dari bentuk gambarnya, motif Bungo Cino yang terukir di lempengan batu bata, sama persis yang biasa dijadikan motif kain songket khas Palembang.
"Awal penggalian itu sekitar dua bulan lalu di depan pintu masuk dan sekedar bersih-bersih makam. Saat itulah kita menemukan susunan batu bata kuno dan ada jalannya. Lalu kemudian kami lanjutkan penggalian diareal pemakaman utama," ujar Heri Susanto, Humas Zuriat Kironggo Wirosentika yang ditunjuk sebagai Ketua Tim
Pengawasan Penggalian.
Heri mengatakan, sudah dipastikan temuan susunan batu bata kuno yang tersusun rapi dan juga ada batu bermotif dan batu profil, menunjukan bahwa Kironggo Wirosentiko adalah seorang arsitek pada jaman Kesultanan Palembang Darussalam.
Bentuk bangunan area pemakaman atau yang biasa disebut Gubah Pengantin ini merupakan hasil rancangan Kironggo Wirosentiko. Kemungkinan areal makam yang menjadi makam Kironggo Wirosentiko,
diperuntukan untuk SMB I sebagai tempat peristirahatan terakhir.
Namun menurut ceritanya SMB I tidak berkenan dan lokasinya diindahkan ke kawasan 3 Ilir. Jadi di lokasi Talang Keranggo diperuntukan sendiri untuk Kironggo Wirosentiko beserta zuriat dan kerabatnya.
"Kita ketahui bahwa Kironggo Wiro Sentiko itu arsiteknya pembangunan Masjid Agung Palembang. Jadi Kironggo Wirosentiko itu memang seorang arsitek pada jamannya.
Di dalam Gubah Pengantin sebagai lokasi makam utama, ada sembilan makam dan salah satunya adalah makamnya Kironggo Wirosentiko," ujar Heri.
Ditemukannya lempengan batu bata kuno motif Bungo Cino, menurut Heri, memang dulunya motif Bungo Cino sebagai ciri khas pada masa Kesultanan Palembang Darussalam. Sehingga sampai saat ni diakui sebagai motif kain songket Palembang.
"Selain itu banyak makam lainnya yang kami temukan. Makanya kami terus melakukan penggalian dan akan menata kembali sesuai bentuk aslinya. Penggalian ini sudah kami laporkan kepada Dinas Kebudayaan Palembang dan telah ditinjau. Bahkan diminta untuk terus dilanjutkan penggaliannya," ujar Heri.
Mengenai temuan susunan batubata kuno apakah ada kaitannya dengan peninggalan masa Kerajaan Sriwijaya, Heri sebagai salah seorang zuriat Kesultanan Palembang Darussalam membantahnya. Susunan batu bata kuno yang ditemukan tidak ada kaitannya dengan peninggalan masa Kerajaan Sriwijaya. Dikarenakan di lokasi sejak dari dulu sama sekali tidak ditemukan arca atau bentuk barang peninggalan lainnya yang berbau Kerajaan Sriwijaya.
"Kami keberatan jika bangunan makam ini dulunya candi. Kita lihat saja pada gerbang gapura yang penanggalannya ditulis angka arab. Jadi ini benar-benar bangunan arsiteknya Kironggo Wirosentiko. Kita lihat saja bukti susunan batu bangunan sudah ada batu yang berbentuk profil dan berciri khas Kesultanan Palembang
Darussalam," jelas Heri.
Ciri Khas Kesultanan Palembang
TERKAIT temuan susunan batubata kuno dan adanya batu bermotif Bungo Cino diarea Pemakaman Kironggo Wirosentiko di Talang Keranggo, arkeolog Retno Purwanti menilai memang temuan adalah peninggalan masa Kesultanan Palembang.
"Saya sudah ke lokasi dan juga melakukan penelitian. Dilihat dari susunan batunya memang masa Kesultanan Palembang. Terutama batu motif bunga itu memang ciri khas Kesultanan Palembang dan motifnya mirip pada kain songket, cuma nggak tahu namanya," ujar Retno Purwanti yang juga sebagai Ketua Tim Pendokumentasian
Situs-situs Arkeolog Palembang.
Retno mengatakan, bangunan makam dan temuan susunan batu bata kuno yang baru di lokasi memang peninggalan masa Kesultanan Palembang abad 17 dan 18.
"Tapi kita ketahui bahwa dulunya Kerajaan Sriwijaya berkuasa dari abad ke 9 sampai abad ke 14. Kita tidak pernah mengaburkan sejarah dan kita selalu melakukan penelitian," ujar Retno.
Mengenai bentuk bangunan pemakaman dan sudah terlihat bentuk bangunan bawahnya, Retno mengatakan, dilihat dari skalanya itu bisa disebut bagian kaki bangunan sebagai pondasi bangunan. "Kalau dilihat bagian profil kaki bangunan itu memang mirip kaki candi gaya Jawa Tengah sekitar abad ke 9-10 Masehi. Namun aslinya
untuk batu motif bunga adalah khas kesultanan Palembang," ujarnya.
Destinasi Wisata Religi
KEPALA Dinas Kebudayaan Kota Palembang Sudirman Teguh mengatakan, lokasi temuan susunan batu bata kuno di area makam Kironggo Wirosentiko merupakan aset budaya yang ternilai. Bahkan aset kebudayaan ini harus tetap terjaga dan terus dilestarikan. Pemkot Palembang sudah turun langsung melakukan pemantauan di lokasi makam.
"Temuan ini adalah aset budaya Palembang. Maka itu kita sudah memprogramkan kedepannya bahwa di lokasi bakal menjadi destinasi wisata yang baru untu wisata religi," ujar Sudirman.
Dikatakannya, aset budaya di Palembang memang perlu tetap dijaga dilestarikan. Maka itu perlu peran serta masyarakat untuk mendukung kelestarian budaya yang ada di Palembang.
"Area pemakaman Kironggo Wirosentiko adalah salah satu bagian sejarah Palembang. Kita kenal Kironggo Wirosentiko adalah seorang arsitek pada jamannya dan banyak peninggalan yang masih tersisia belum ditemukan. Jadi kita tetap terus jaga kelestariannya," ujarnya.