Ingat Blogger yang Tulis 'Halo Selingkuhan Suami Saya'? Kabarnya Jadi Begini; Dear, Mantan Tersayang

ia membeberkan kisah tentang suaminya yang berselingkuh dengan wanita lain, hingga akhirnya mereka bercerai.

Editor: Darwin Sepriansyah
http://kucinghitamjalanjalan.blogspot.co.id
Curhat seorang blogger 

SRIPOKU.COM - Awal bulan lalu atau tepatnya 6 Maret 2017, seorang blogger wanita bernama Ary Yogeswary menceritakan kisah rumah tangganya yang retak akibat perselingkuhan.

Melalui blog yang ia beri nama Black Cat Wanders, ia membeberkan kisah tentang suaminya yang berselingkuh dengan wanita lain, hingga akhirnya mereka bercerai.

Berikut kisah lengkapnya:

Halo Mbak yang memacari suami saya. Nggak risih gitu Mbak?

Santai Mbak, saya nggak berusaha nge-judge Mbak kok, apalagi merebut kembali mantan suami saya. Dia boleh buat Mbak kok, saya rela. Saya menulis ini buat Mbak-mbak yang lain yang sedang atau berpikiran untuk memacari pasangan orang. Selingkuh itu mahal lho.

Buat saya yang diselingkuhi, kisah asmara kalian membuat saya rugi:

-1588 hari bersamanya. Ini jumlah hari saya bersama mantan suami, dari kami pertama bertemu sampai saat saya pergi dari rumah

-216 weekend bersama anak-anaknya. Ini kurang lebih jumlah weekend plus hari libur yang kami habiskan bersama anak-anaknya.

-5 hari ulang tahun, 4 hari natal, 5 hari Ayah, 3 Thanksgiving.

-Sekian banyak mainan, buku cerita, baju, tiket nonton/game, bentuk-bentuk hadiah atau hiburan lainnya untuk dia dan anak-anaknya.

-Sekian banyak amarah, kesedihan, frustasi, tangisan yang saya alami, serta yang dia alami dan berusaha saya bantu tanggung

-Karir saya, karena saya berhenti kerja demi persiapan pindah untuk bersamanya

-Keluarga dan teman-teman saya, yang juga harus saya tinggalkan

-Umur saya, yang jelas nggak bertambah muda

Pasangan saya adalah investasi saya untuk masa depan yang saya rawat dengan baik dan benar, dan Mbak dengan sukses menjebolnya. Bangga Mbak?

ya, Mbak tahunya dari mantan suami saya bahwa saya tidak cinta lagi sama dia, bahwa hubungan kami sudah tidak terselamatkan, bahwa kami akan bercerai. Mbak jelas nggak tahu kalau:

-Saat kalian bertemu saya yang membelikan tiket pergi ke kota Mbak, karena saya takut dia sebagai orang asing ditipu di negara orang

-Saya sibuk dag dig dug berharap dia baik-baik saja karena jarang dengar kabar dari dia saat seminggu dia di kota Mbak, alasannya sih ga dapat sinyal

-Keluarga saya yang walaupun nggak mengerti kenapa dia pulang kampung tanpa saya tetap menyambutnya dengan hangat

-Saya mengirimkan bunga ke makam ibunya untuk Hari Ibu plus bunga untuk ibu-ibu anak-anaknya, saat dia asyik masyuk dengan Mbak di negara asal saya

-Sebelum dia pergi untuk liburan (baca: selingkuh) dan sampai saya minta cerai, saya masih tinggal serumah dengannya, masih menjalankan hubungan suami istri normal; walaupun dia bilang ke Mbak saya hanya datang untuk minta ‘jatah’.

-Setelah kalian ‘berteman’ di Facebook (yang saya nggak tahu), saya masih: membawa dia kencan ke resto cihui untuk merayakan hari jadi kami, menyiapkan kukis ulang tahun untuknya, sampai membelikan hadiah Hari Ayah untuk dia dan anaknya plus dinner seru lengkap dengan penari Samba. Yang Hari Ayah ekstra spesial karena 3 hari sebelumnya saya menemukan bukti perselingkuhan kalian.

Kebayang nggak Mbak jadi saya? Kebayang nggak saya menemukan “Baby I miss you” di Facebook dia? Kebayang nggak saya membaca “I love your son” dari Mbak? Saya lho Mbak yang disitu bersama dia, yang mengeloni anak-anaknya, dan Mbak nggak ada angin nggak hujan bisa dengan entengnya bilang ‘Love your son’? Kebayang nggak saya yang mati-matian minta dia melepas Mbak, berusaha mengingatkan soal anak-anaknya? Kebayang nggak anak-anaknya yang bingung karena ibu tirinya mendadak hilang, dan tiba-tiba ada yang baru dijejalkan ke mereka? Ini hasil selingkuhan Mbak. Ini keluarga yang hancur karena pilihan Mbak. Puas, Mbak?

Selengkapnya Baca di Sini: Bikin Kagum . Demi Selamatkan Sebuah Desa, Veteran Perang ini Rela Lakukan Hal Ini.

Lantas setelah beberapa bulan, Ary Yogeswary masih aktif menulis di blognya. 

Bahkan tanpa disangka-sangka, pada 3 Oktober lalu dia malah menerbitkan sebuah buku dengan judul "Dear, Mantan Tersayang", yang disebutnya berkat kinerja bersama rekan-rekannya.

Judulnya diakui Ary memang dirasa sedikit 'aneh' dengan pengalaman hidup yang dirasakannya, tapi ternyata isinya tidak seperti yang dipikirkan banyak pihak. Berikut tulisan lengkapnya:

"ini ceritanya, jadi saya tuh punya buku. Bikin buku. Well, sebenarnya tim penerbit dari Grasindo yang membuat bukunya, tugas saya memasukkan dan menyusun transkripnya. Berkat kinerja kita bersama (#Jyahhh) jadilah buku ini yang cantik, warna-warni, seru, enak dibaca, dan yang paling penting: Bermanfaat!

Seriusan. Walau judulnya "Dear, Mantan Tersayang", memang anda pikir saya cuma bakalan nyampah menghina-dina mantan saya? Ish… Kalau iya dari awal kan saya nyampah aja ya, seperti banyak 'seleb' sosmed yang beken karena tulisannya yang (uhuk-uhuk) sakit. Tapi ini bukan soal nyampah. Ini bukan soal "Liat gue, kasihanin gue". Ini tentang move on, tentang lepas dari masa lalu. Ini tentang kemampuan untuk bersuara.

Waktu tulisan saya viral, banyak lho yang mengingatkan saya: "Jangan buka aib". Sampai sekarang buku ini terbit, lebih heboh teman-teman saya disini (yang nggak bisa baca bukunya karena nggak ngerti Bahasa Indonesia) daripada mayoritas teman-teman saya di Indonesia. Beberapa teman dan satu-dua keluarga malah pura-pura nggak ngeh buku ini terbit. Pas saya curhat, jawabannya selalu sama: "Yah mungkin karena isinya" . Wait, tapi isinya itu self-improvement…

Kalau kata orang jangan menilai buku dari covernya, mungkin ini kasus yang lumayan telak hahaha. Padahal isi buku saya itu bagaimana mencintai diri sendiri, bagaimana mencintai seseorang dengan sepantasnya, bagaimana mendapatkan/membina hubungan yang sehat, dan sebagainya. Bukan karena saya jadi viral berkat menulis tentang selingkuhan suami saya lalu itu saja yang saya tulis. Yang rajin mantengin/baca tulisan saya di Fesbuk pasti tahu, karena saya membahas berbagai hal.

Disisi lain, inilah wajah sebenarnya di Indonesia, dimana perceraian dan (atau) kegagalan hubungan dianggap tabu dibicarakan, dianggap memalukan. Setelah tulisan saya viral, sekian banyak orang mendadak menghubungi di social media dan curhat syalala. Yang bisa saya bantu, saya bantu lho. Namun saya tetap shock. Ternyata sebegitu perlunya sosok seseorang yang mau mendengarkan dan tidak menghakimi. Gimana nggak, saat sepupu laki-laki saya membeli buku ini si mbak SPG toko buku mesem-mesem melihatnya. Udahan kali menghakiminya.

Buku ini peluk erat saya bagi semua orang yang sedang atau pernah dirundung kesedihan dalam hubungan. You are worth it. Kamu itu berharga. Kegagalan dalam hubungan bukanlah akhir dunia. Baca buku saya dan mengerti kalau kamu itu, kalau setiap orang itu sangat spesial. Jangan terus menunduk kebawah dan meneteskan airmata. Dongakkan kepala dan tersenyumlah untuk dunia. Bukan pilihanmu ini semua terjadi.

Buku ini salam jari tengah saya bagi semua pencibir dan penyinyir yang sibuk menghakimi dibelakang. Diselingkuhi itu bukan sesuatu yang memalukan. Ada juga yang selingkuh yang harusnya malu. Hubungan kandas pun bukan sebuah aib. Baca buku saya agar mengerti berbagai faktor penyebab perselingkuhan itu terjadi. Kalau anda masih melihat buku saya (atau orang yang membeli buku saya) dengan tatapan sinis, anda bagian dari permasalahan ini. Lho, iya dong. Selingkuh itu marak karena tekanan terhadap si korban (dan sang selingkuhan) lebih kuat daripada tekanan terhadap si pelaku. Dubes Norwegia untuk Indonesia ditarik pulang tahun ini karena dituduh melakukan 'Perbuatan tidak terpuji' (baca: selingkuh), sementara perempuan Indonesia yang diselingkuhi malah diingatkan "Jangan buka aib!"

Buku ini tamparan dan pe-er besar buat saya, yang masih malu-malu kucing (baca: nggak pede) sama hasil karya saya. Yang masih menganggap ini bukan apa-apa makanya promosinya juga malu-malu kucing. Kalau kata presiden Amrik terkini: This is huge. Ini besar banget. Saya nggak bikin buku ini demi saya, agar saya tenar. Saya menulis buku ini untuk berkoneksi dengan sekian pembaca diluar sana yang selama ini hanya mampu merasa dalam diam. Saya berhak dan harus bangga dengan diri saya, dengan karya saya, walau sejuta suara diluar sana menentang saya. Kalau saya nggak bangga dengan siapa saya, bagaimana saya bisa memotivasi orang lain untuk bangga dengan diri mereka?

Jadi begitulah.
- Kalau anda seseorang yang ingin mengenal lebih jauh tentang diri anda dan berusaha mendapatkan plus membina hubungan yang sehat, beli buku saya.
- Kalau anda sedang terpuruk dan ingin keluar dari lubang gelap kesedihan anda dan move on, beli buku saya.
- Kalau anda merasa pihak yang diselingkuhi pada khususnya, dan para wanita pada umumnya, berhak didengar suaranya, beli buku saya.
- Kalau anda merasa perasaan anda valid dan sudah penat mendengar kata-kata: "Jangan bikin malu!", beli buku saya.

Karena kita berhak bersuara. Kita berhak merasakan apa yang kita rasakan. Kita berhak mencintai diri kita. Kita berhak tahu bahwa kita berhak mendapatkan yang lebih baik.

Dan situ-situ yang merasa saya adalah contoh perempuan yang memalukan dan tidak seharusnya berada di Bumi Indonesia dan kalau perlu kewarganegaraannya dicabut, beli buku saya. Jangan cuma satu, tapi pastikan semua grup arisan dan peserta grup WA anda kebagian satu-satu. Bedah buku deh rame-rame, agar semua waspada bahaya laten orang yang menolak tahu malu. Kalau beli via manajer saya di Jakarta dapat bonus postcard yang ada tanda tangan saya lho.

Terimakasih banyak yang sudah membeli buku saya. Terimakasih banyak tim Grasindo yang sudah membuat buku ini seindah mungkin, dan tak kenal lelah mempromosikannya. Terimakasih manajer dadakan saya Mbak Ayu yang percaya pada saya dan karya saya. Kita semua berhak bersuara. Kita semua berhak merasa. Dan nggak, kita nggak memalukan. Peluk erat!

- "Dear, Mantan Tersayang" bisa didapatkan di berbagai toko buku besar, Grasindo online, atau kontak Ayu di 0817 816 341 (sama Mbak Ayu kayanya masih ada stok postcard + tanda tangan saya-

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved