Kisah Mati Suri, Kakek Ini Diajak Sosok Ini Lalu Katakan Sesuatu Yang Buat Warga Rajin Ke Masjid
Tiba-tiba pelayat terhenyak, sebab dari dalam keranda terdengar suara batuk dan kain penutup keranda itu seperti ada yang menarik dari dalam.
Penulis: ewis herwis | Editor: ewis herwis
Mbah Ngadio memang orang yang ramah dan supel,semua orang menyukainya.
Ia juga dikenal sangat murah hati dan sering menolong orang yang kesusahan.
Semua orang merasa kehilangannya, sehingga wajar jika isak tangis menyertai prosesi pemandian jenazahnya.
Semua orang yang hadir melayat mbah Ngadio tak pernah mengira sebelumnya jika pada hari itu, mereka akan menjadi saksi kebesaran Allah.

Menjadi saksi dari kisah nyata mati suri yang tak semua orang bisa mengalaminya.
Jenazah Mbah Ngadio usai dikafani dan disholat, anak-anaknya dari kota pun sudah kumpul semua.
Kini tiba waktunya untuk mengantarkan beliau ke rumah terakhirnya.
Liang kubur yang sunyi dan gelap.
Iring-iringan pelayat yang tak henti mengumandangkan tahlil mengantar kepergian Mbah Ngadio.
Perjalanan dari rumah duka ke areal pemakaman sekitar 20 menit.
Pemanggul jenazah berganti-gantian.
Sawuran beras dan uang logam juga terus berulang, seperti layaknya prosesi pemakaman pada umumnya.
Tiba-tiba pelayat terhenyak, sebab dari dalam keranda terdengar suara batuk dan kain penutup keranda itu seperti ada yang menarik dari dalam.
Mbah Ngadio bangun dan hidup kembali.
Semua orang terhenyak lari tunggang langgang ketakutan melihat mayat hidup di atas keranda.
