Heboh, Dukun Dikerahkan Buru Emas Milik Raja Sriwijaya di Cengal yang Dulunya Disebut Jalur Neraka

"Warga desa menemukan barang-barang itu, ketika lahan gambut terbakar dan warga hendak melakukan penanaman padi, ala sonor,"

Penulis: Mat Bodok | Editor: Hendra Kusuma
dok. Warga Cengal
Keong emas yang ditemukan warga di Situs Talang Petai. Sayangnya keong emas ini sudah dijual ke pedagang emas di Palembang 

Senin pagi saya mendatangi hotel tempat menginap para arkeolog ini. Hotel ini satu di antara hotel terbaik di kota kecil ini. Tim ini terdiri dari tiga orang Novi Hari Putranto SS, Tarida Diami SS dan Muchlisin SPd.

Dari wajah masing-masing mereka masih kelelahan setelah menempuh perjalanan hingga 6 jam dari Jambi menuju Kayuagung.

Di sana juga menunggu Kepala Dinas Pariwisata OKI Ifna Nurlela, Kabid Kebudayaan, Nila Maryati satu orang staf dan sopir.

Setelah sedikit perbincangan dan perkenalan tepat pukul 07.15 WIB kami berangkat.

Perjalanan darat menuju Cengal membutuhkan waktu hingga tiga jam.

Waktu ini relatif lebih cepat seiring sudah diperbaikinya ruas Jalan Sepucuk sepanjang 38 Km yang menghubungkan Kayuagung dengan Pedamaran Timur membelah hamparan lahan gambut.

Sepanjang jalan kami masih menemui para pekerja yang sedang melakukan pengecoran jalan.

Perbaikan jalan Sepucuk memang menjadi prioritas Bupati sekarang, H Iskandar SE karena jalan ini merupakan akses utama bagi warga di empat kecamatan; Pedamaran Timur-Sungai Menang-Cengal dan Mesuji Raya.

Bertahun-tahun jalan ini menjadi jalur neraka bagi warga yang melintasi karena licin ketika ditimpa hujan dan berdebu di musim panas.

Namun kini Jalan Sepucuk sudah mulus hingga menghemat jarak tempuh kami menjadi sekitar 1 jam saja.

Perjalanan mulai terasa berat ketika melewati Jembatan Desa Kayulabu Kecamatan Pedamaran Timur.

Jalan bergelombang dan berdebu membuat perjalanan sedikit tidak nyaman.

Namun kami tetap terhibur menyaksikan hamparan gambut yang selama ini terbakar tampak mulai dihijaukan.

Rumput liar dan pohon gelam serta melihat aktivitas warga setempat yang ber mata pencaharian utama dari kebun sawit dan karet.

Memasuki Kecamatan Cengal, perkebunan sawit berubah menjadi perkebunan karet. Perkebunan karet ini selain milik perusahaan, juga masyarakat.

Sumber:
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved