Update SFC

Usai Menang 4-1, Begini Pesan Manajer Persib untuk Manajer Sriwijaya FC Begitu Menyentuh

Kang Umuh sapaannya mengatakan bahwa dia tidak pernah meremehkan Sriwijaya FC, tetapi untuk memompa semangat para pemain

Penulis: Hendra Kusuma | Editor: Hendra Kusuma

SRIPOKU.COM, PALEMBANG-Dipermalukan, dermain anti klimaks, Sriwijaya FC akhirnya mencatat kekalahan terbesar di musim ini usai ditaklukkan Persib Bandung dengan skor 1-4, Senin (4/9) malam, di stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring Palembang.

Dengan hasil ini, laskar wong kito masih tertahan di peringkat 12 klasemen sementara kompetisi Liga 1 Indonesia 2017 dengan poin 28, sementara Maung Bandung naik ke peringkat 9 dengan torehan poin 32 dari 22 pertandingan yang sudah dimainkan.

Perang urat syarat antara manajer Sriwijaya F Nasrun Umar dan manajer Persib Umuh Muchtar sebelum pertandingan dimulai sudah berakhir.

Namun sisa-sisa dari perseteruan itu berujung kepada permintaan maaf Umuh kepada SFC.

Kang Umuh sapaannya mengatakan, bahwa dia tidak pernah meremehkan Sriwijaya FC. Justru dia memberikan pesan yang sangat menyetuh bagi anak-anak Persib, terutama Sriwijaya FC. Bahwa dia berkata seperti itu, demi  untuk memompa semangat para pemain dia selalu mengatakan, di manapun dan bermain ditempat apapun, Persib harus merebut kemenangan.

Manajer Persib Bandung Umuh Muchtar dan Manajer Sriwijaya FC Nasrun Umar
Manajer Persib Bandung Umuh Muchtar dan Manajer Sriwijaya FC Nasrun Umar (SRIPOKU.COM/HENDRA KUSUMA)

Karena Persib berada di papan bawah hal inilah yang membaut Persib selalu memasang target itu, bukan jadi bukan karena sesumbar atau sombong dan lain sebagainya.

Hal ini menjawab pernyataan, dari manajer SFC yang mengatakan bahwa bola itu bulat bukan petak, jadi Persib jangan over confindent.

"Tidak ada lawan yang dianggap enteng, karena kita berada di papan bawah dan ini sebagai bagian dari keinginan kita untuk memperbaiki posisi, jadi ketika sudah unggul 2-0 di babak pertama itu, saya katakan, kita belum kitabelum menang, alhamdulillha anak-anak disiplin dan mampu mempertahankan keunggulan," ujarnya.

"Diakuinya sebelum berangkat dia dan pemain terus berdoa. Kepada anak-anak saya minta menang dan membawa poin penuh, alhamdulillah Dengan Riiho Allah, kami dikasih kemenangan, termakasih kepada semua, dan kami mohon maaf, dengan Sriwijaya kita tetap bersahabat dan tidak ada masalah, namanya pertandingan ada kalah ada menang," jelas Umuh.

Manajer Persib Bandung Umuh Muchtar, Pelatih Emral Abus dan Pemain Febri Haryadi
Manajer Persib Bandung Umuh Muchtar, Pelatih Emral Abus dan Pemain Febri Haryadi (SRIPOKU.COM/HENDRA KUSUMA)

JALANNYA PERTANDINGAN
Sempat menekan dan mencatat sejumlah peluang di awal babak pertama, SFC akhirnya harus kebobolan 2 kali lewat Ezechiel Ndouasel di menit 17 dan Michael Essien di menit 31. Skor 0-2 pun menutup 45 menit babak pertama.

Memasuki  babak kedua, Persib bahkan memperlebar keunggulan melalui aksi individu Febry Hariyadi di menit 59.

Saat wasit Abdul Rahman Salasa seakan sudah akan mengakhiri pertandingan, 2 gol kembali tercipta, Billy Keraf memberikan mimpi buruk bagi publik Palembang sebelum akhirnya Tijani Belaid mencetak gol hiburan di penghujung laga.

Pelatih Persib Bandung, Emral Abus mengaku sangat puas dengan pencapaian anak asuhnya di laga ini.

"Saya sangat puas karena dapat mencapai target yang sudah diberikan. Tren positif sejak lawan Arema lalu juga terus terjaga, kemenangan ini juga bernilai lebih karena diraih dengan cara yang luar biasa dan banyak gol tercipta," ujarnya usai pertandingan.

Pelatih Hartono Ruslan dan Ichsan Kurniawan
Pelatih Hartono Ruslan dan Ichsan Kurniawan (SRIPOKU.COM/HENDRA KUSUMA)

Sementara Umuh Muchtar, Manajer Persib juga memberikan apresiasi terhadap hasil yang diraih Atep dkk. Ini sejarah baru karena sebelumnya tidak pernah menang dengan skor seperti ini di Palembang sejak 2015 silam. Sejak awal saya sudah katakannya bahwa, masih di papan bawah dan mesti terus berjuang.

"Tadi pun saat sudah unggul 2-0, saya katakan ini belum aman karena wasit belum meniup peluit tanda berakhirnya pertandingan. Walau tadi sempat kecolongan, namun secara umum saya senang," jelasnya.

Dia pun menyebut bahwa ke depan akan menargetkan untuk membawa Persib mengakhiri kompetisi di papan tengah klasemen kompetisi Liga 1 Indonesia 2017.

"Syukur-syukur bisa ke 5 besar, namun papan tengah itu wajib. Soal SFC, mereka adalah saudara kami dan mendoakan semoga bisa sama-sama bangkit," ujarnya.

PELATIH SRIWIJAYA FC AKUI FINISHING BERMASALAH

Sementara itu, pelatih SFC Hartono Ruslan mengaku timnya sudah berusaha maksimal di laga ini.

"Di babak kedua, kami mengurung mereka dan mencetak banyak peluang, namun semuanya gagal berbuah gol. Finishing touch yang buruk menjadi pembeda di laga ini, saya mencatat Persib punya 8 peluang dan 4 menjadi gol, sementara SFC saya hitung ada 11 kali kesempatan namun cuma 1 yang bisa dimanfaatkan," ujarnya.

Selain itu, dia menyebut lini belakang SFC kembali mudah ditembus oleh lawan di laga ini.

"Gol mereka cukup mudah, dan ini harus diperbaiki secepatnya. Kurangnya komunikasi antar pemain menjadi penyebab kami kebobolan di laga ini," ungkapnya.

Buruknya kepemimpinan wasit Abdul Rahman Salasa saat laga Sriwijaya FC menjamu Persib Bandung, Senin (4/9) malam di stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring (GSJ) Palembang membuat berang Hartono Ruslan. Bahkan pelatih laskar wong kito ini mengaku wasit yang juga berprofesi sebagai prajurit aktif TNI tersebut merusak jalannya pertandingan.

"Terutama di babak pertama, saya pun siap tadi meminta dan siap jika diputar kembali rekamannya. Banyak kejadian yang menurut saya wasit sangat memihak Persib Bandung," keluhnya. Pelatih asal Solo mencontohkan bagaimana 2 kejadian di babak pertama yang merugikan pihaknya akibat keputusan buruk wasit.

"Nur Iskandar ditebas di kotak penalti, namun didiamkan oleh wasit. Bahkan ada momen dimana Yanto Basna juga dihajar oleh striker asing Persib, namun justru hukuman diberikan kepada SFC, ini sangat menggelikan," katanya.

Hartono mengatakan, usai babak pertama dirinya sempat berkomunikasi dengan wasit dan berpesan agar dirinya memperbaiki kepemimpinan di babak kedua.

"Di babak kedua lebih netral, saya pun selama ini silahkan dicek sangat jarang atau tidak pernah mengomentari wasit," katanya.

Kejadian seperti ini pun disebutnya bukan yang pertama kali dialaminya sejak menjabat sebagai pelatih kepala SFC.

"Melawan Bhayangkara, Hilton yang berdiri dan berjalan mundur namun berbenturan dengan kiper dihadiahi kartu kuning sehingga kemudian absen karena akumulasi, lalu gol Ichsan Kurniawan yang tidak offside sewaktu bertemu Semen Padang juga dianulir," ujarnya.

Namun dia juga tidak terlalu setuju bila penggunaan wasit asing merupakan jalan keluar terkait masalah ini."Dua kejadian saat melawan Bhayangkara dan Semen Padang itu dipimpin wasit asing, mereka juga manusia biasa. Tetapi mungkin tidak separah pengadil lokal," ujarnya.

Sumber:
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved