Sedih! Wanita Hamil Ini Rela 'Bunuh Diri' Demi Bayinya.Dokterpun Menangis Ternyata Bayinya

Seorang ibu di Inggris tepatnya di Swansea City memilih meninggal demi bisa melahirkan bayinya. Wanita itu bernama Tasha Trafford, wanita cantik beru

Penulis: Candra Okta Della | Editor: Candra Okta Della
Metro.co.uk
Tasha dan bayinya 

SRIPOKU.COM - Hati seorang ibu merupakan kebaikan yang tak terbalas bagi seorang anak. 

Ibu rela melakukan apapun, termasuk bunuh diri jika diperlukan asal anaknya bahagia. 

Banyak kisah tentang pengorbanan seorang ibu demi anak. Seperti kisah berikut ini yang terjadi di Inggris begitu menyedihkan. 

Seorang ibu di Inggris tepatnya di Swansea City memilih meninggal demi bisa melahirkan bayinya.

Wanita itu bernama Tasha Trafford, wanita cantik berusia 30 tahun.

Ia belum menikah, namun ia ingin sekali memiliki seorang anak.

Di usianya menginjak 30 tahun, ia mencoba menjalani program kehamilan dengan sistem penyuntikan sperma dari pendonor yang dipilih.

3 Minggu setelah penyuntikan itu, Tasha positif dinyatakan hamil.

Tasha dan ayahnya Dai Gallivan
Tasha dan ayahnya Dai Gallivan ()

Ia begitu senang, karena ia memang mengidamkan untuk memiliki seorang anak.

Setiap hari ia rutin mengkonsumsi makanan bergizi dan olahraga ringan untuk bayinya.

Tasha pernah menjalin hubungan dengan pria yang ia sayangi.

Baca:

Ingat Kisah Nyata Dokter 9 Tahun Tiduri Jasad Gundik Cantik. Ternyata Ini Kenikmatan yang Ia Dapat

Beli Pernikahan 200 Juta Demi Wanita Cantik, Setelah Menikah Pria Ini Syok Ternyata Istrinya

Sayangnya, hubungan itu tak bertahan lama dan karena tak cocok keduanya memilih jalan sendiri-sendiri.

Ketika 3 minggu kehamilannya, Tasha menjalani pemeriksaan karena ia merasakan sakit berbeda.

Ia memeriksakan ke dokter dan betapa terkejut, rupanya ia mengidap kanker di punggungnya.

Tasha dan bayinya
Tasha dan bayinya (Metro.co.uk)

Dia menjalani kemoterapi dan radioterapi di Singleton Hospital, Swansea, dan setelah dua tahun dia diberitahu bahwa dia sudah sembuh.

Tapi kemudian 16 minggu kehamilannya, kankernya kembali dan dia dihadapkan pada sebuah pilihan, akhiri kehamilannya untuk segera memulai kemoterapi atau kehilangan nyawanya sendiri.

Tasha, seorang perawat A & E, dan ia memutuskan untuk melanjutkan kehamilannya.

Baca:

Mantan Dosen Tewas Mengenaskan di Cinde. Keluarga Punya Firasat Lain Terkait Motif Pembunuhannya

Mantan Dosen Unsri yang Tewas Mengenaskan di Cinde Dikenal sebagai Sosok seperti Ini

"Saya tidak akan membahayakan anak saya dan jika itu akan dilakukan sungguh saya tak bisa membayangkannya. Ini adalah mimpi saya dan saya sangat menyayanginya," ucapnya yang dikutip dari Metro.co.uk.

Ibu Tasya menemaninya selama kehamilan.

Tasha dan bayinya
Tasha dan bayinya ()

Sampai akhirnya ketika 9 bulan bayinya keluar, Tasha begitu bahagia melihat anaknya begitu lucu.

Bahkan ketika dokter yang membantu persalinanya menangis saat bayinya keluar. 

Dokter mengaku begitu terharu dengan yang dilakukan Tasha. Seperti 'bunuh diri'. Tapi ia tak kuasa karena itu adalah pilihan Tasha. 

Ia berjuang sekuat tenaga dan bertahan 11 bulan bersama bayinya ketika melawan kanker.

Tasha telah menetapkan tujuannya untuk dicapai, dan dia sangat ingin melihat anaknya tumbuh dengan baik.

"Dia memilikinya selama 11 bulan," ucap ayahnya Dai Gallivan

Baca:

Kasihan, Baru Melahirkan Secara Caesar, Tubuh Ibu ini Terbelah jadi Dua karena Terjepit Lift

Ingat Kisah Nyata Istri Melahirkan Dalam Kubur, Ternyata Begini Wujud Anaknya, Subhanallah

"Dia tahu apa yang terjadi tapi kami tidak banyak membicarakannya. Itu adalah penyakit yang sangat panjang dan sangat sulit bagi Tasha," ucap ayahnya lagi

Pada hari dia meninggal, ayahnya telah terbang untuk menyelesaikan pendakian amal Gunung Kilimanjaro untuk Perawatan Kanker Tenovus.

Sebulan sebelumnya, setelah melihat kondisi putrinya memburuk, dia memutuskan untuk menyerahkan tempat tinggalnya ke saudara laki-laki Tasha, David.

"Aku tahu aku tidak bisa pergi. Saya tahu di hati saya jika saya pergi maka Tasha tidak akan berada di sini saat saya kembali '.

David sedang duduk di bandara, dua jam sebelum penerbangannya, saat ayahnya menelepon untuk memberitahunya bahwa saudara perempuannya telah meninggal.

David bisa melihat adiknya sehari sebelum dia pergi.

Apa yang dilakukan Tasha merupakan kisah sedih dan bukti cinta seorang ibu.

Tak peduli ancaman bahkan nyawa, seorang ibu akan tegar menghadapi ancaman itu demi anaknya.

Tasha meninggal setelah 11 bulan merawat anaknya.

Ia berjuang saat hamil dan ia berjuang melawan kanker. Itulah cinta ibu, benar bukan?. (Candra/Sripo)

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved