Patungan Tugu Front Tanggamus di Buay Sandang Aji OKU Selatan, Kini 'Menangis'

Lampu yang terpasang di atas patung seorang pejuang yang memegang senjata itu sudah tidak ada lagi, hanya menyisahkan kabelnya saja.

Penulis: Alan Nopriansyah | Editor: Sudarwan
SRIPOKU.COM/ALAN NOPRIANSYAH
Beginilah kondisi bangunan bersejarah Front Tanggamus di Desa Gunung Terang, Buay Sandang Aji (BSA), OKU Selatan, Jumat (25/8/2017). 

Laporan wartawan Sriwijaya Post, Alan Nopriansyah

SRIPOKU.COM, MUARADUA - Di Desa Gunung Terang, Buay Sandang Aji (BSA), Kabupaten OKU Selatan, terdapat sebuah bangunan sejarah yakni Front Tanggamus.

Tugu ini dibangun oleh pemerintah setelah Indonesia merdeka sebagai penghargaan kepada para pejuang.

Bangunan berbentuk tugu itu lebih dikenal dengan patungan tugu oleh masyarakat sekitar.

Pada tugu tersebut terdapat 3 buah patung yang bertemakan pejuang kemerdekaan.

Pada bagian tugu bawah terdapat tulisan tanda tangan pengesahan dari gubernur pada zaman itu yang bertuliskan samar-samar.

"MONUMENT", Kenang-kenangan dan terima kasih rakyat pada para pahlawan yang telah gugur sebagai kesuma bangsa yang telah memperjuangkan tanah air  yang diresmikan oleh Gubernur Sumsel.

Beginilah kondisi bangunan bersejarah Front Tanggamus di Desa Gunung Terang, Buay Sandang Aji (BSA), OKU Selatan, Jumat (25/8/2017).
Beginilah kondisi bangunan bersejarah Front Tanggamus di Desa Gunung Terang, Buay Sandang Aji (BSA), OKU Selatan, Jumat (25/8/2017). (SRIPOKU.COM/ALAN NOPRIANSYAH)

Pada badan bagian Front Tanggamus terdapat lukisan aktivitas orang-orang dahulu, gambaran pertempuran hari kemerdekaan, gambar pejuang sedang tiarap, maupun gambar pejuang yang telah gugur.

Namun sangat disayangkan, bangunan yang memiliki makna sejarah itu telah melapuk dan sudah tidak terawat.

Gambar pada bangunan tersebut kini telah memudar karena sudah lama tak dirawat ataupun dicat ulang.

Lampu yang terpasang di atas patung seorang pejuang yang memegang senjata itu sudah tidak ada lagi, hanya menyisahkan kabelnya saja.

Sekeliling bangunan juga banyak sampah yang berserakan.

Adapun besi pembatas yang dikelilingi dengan rantai sudah lenyap dicuri orang.

"Dulunya ada besi tiang pancang dan rantai di sekeliling bangunan bersejarah itu," ujar Ani, warga sekitar.

Akan tetapi besi maupun rantai tersebut tidak tahu entah dimana, diduga dicuri orang.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved