Suami Ditanya Selalu Mengelak, Wanita ini Kaget Pas Tidur Ada yang Bobol Kamarnya, Ternyata

Semakin lama sebuah pernikahan berjalan, maka semakin kuat pula cobaan yang dirasakan.

CEN
Ilustrasi. 

Kami berkenalan di pulau Bali dan memutuskan menikah dan hidup di Jawa.

Tepat di hari pernikahanku, air mata itu tak henti menetes, penyesalan dan keraguan dalam diri sendiri terus menghantui.

Entah apa yang sedang saya pikirkan, yang ada saya terus saja ingin menangis dan berteriak.

Hari berganti, waktu terus berputar, saya jalani hidupku sewajarnya sebagai istri dalam rumah tanggaku.

Tak ada kehangatan di dalam rumah tanggaku, saya seperti hidup dalam kesunyian padahal ada suamiku di rumah.

http://fuenlabradanoticias.com/wp-content/uploads/2015/11/frecuencia-relaciones.jpg

Suamiku sangat keras dan dingin, dia tak mau tau urusan dapur apalagi wanita.

Di usiaku yang masih muda, dan masih ingin disayang atau dimanja, sama sekali tak pernah ku dapatkan dari suamiku.

Dia beranggapan itu semua tak terlalu penting untuknya.

Cek cok terus terjadi di usia pernikahanku yang masih terhitung muda saat itu, sampai pada akhirnya suami saya memutuskan pergi dari rumah dan meninggalkan cincin kawin kami di lemari kamar.

Hancur seketika hatiku, sebagai istri yang tak pernah dihargai saya terus bertahan untuk anak dan rumah tanggaku.

Terlebih lagi masa mudaku yang telah ku korban untuk menikah dengannya serasa hancur lebur tiada arti.

Sebulan lamanya saya ditinggal suami, akhirnya dia memberi kabar melalui mertua saya bahwa dia sedang di Bali bersama kedua anaknya.

Akhirnya saya putuskan untuk menyusulnya ke Bali berdua dengan anak saya yang saat itu masih berusia 1 tahun.

Singkat cerita kami hidup kembali berdua di Bali, dan yang saya harapkan hanya perubahan terbaik untuk keutuhan rumah tanggaku dan anak.

Halaman
1234
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved