Bakti Anak Shaleh

Bakti Anak Shaleh pada Ibunya yang Keterbelakangan Mental

Salah seorang dokter bercerita tentang kisah sangat menyentuh yang pernah dialaminya… hingga aku tidak dapat menahan diri

Penulis: Salman Rasyidin | Editor: Salman Rasyidin
zoom-inlihat foto Bakti Anak Shaleh pada Ibunya yang Keterbelakangan Mental
IST/Ilustrasi
Anak yang shaleh dan baktinya pada sang Ibu

Bakti Anak Shaleh pada Ibunya yang Keterbelakangan Mental


SRIPOKU.COM -- Salah seorang dokter bercerita tentang kisah sangat menyentuh yang pernah dialaminya…
Hingga aku tidak dapat menahan diri saat mendengarnya…
Aku pun menangis karena tersentuh kisah tersebut…

Seperti yang diviralkan Hikmah Hidayah Dokter itu memulai ceritanya dengan mengatakan :“Suatu hari, masuklah seorang wanita lanjut usia ke ruang praktek saya di sebuah Rumah Sakit.

mental
Ilustrasi Perempuan dengan keterbelakangan Mental  (IST)

Wanita itu ditemani seorang pemuda yang usianya sekitar 30 tahun.

Saya perhatikan pemuda itu memberikan perhatian yang lebih kepada wanita tersebut dengan memegang tangannya, memperbaiki pakaiannya, dan memberikan makanan serta minuman padanya…

Setelah saya menanyainya seputar masalah kesehatan dan memintanya untuk diperiksa.

Saya bertanya pada pemuda itu tentang kondisi akalnya, karena saya dapati bahwa perilaku dan jawaban wanita tersebut tidak sesuai dengan pertanyaan yang ku ajukan.

Pemuda itu menjawab :“Dia ibuku, dan memiliki keterbelakangan mental sejak aku lahir”

Keingintahuanku mendorongku untuk bertanya lagi : “Siapa yang merawatnya?”Ia menjawab : “Aku”

Aku bertanya lagi : “Lalu siapa yang memandikan dan mencuci pakaiannya?”

Ia menjawab :

“Aku suruh ia masuk ke kamar mandi dan membawakan baju untuknya serta menantinya hingga ia selesai.

Aku yang melipat dan menyusun bajunya di lemari.

Aku masukkanpakaiannya yang kotor ke dalam mesin cuci dan membelikannya pakaian yang dibutuhkannya”

Aku bertanya : “Mengapa engkau tidak mencarikan untuknya pembantu?”

Ia menjawab : “Karena ibuku tidak bisa melakukan apa-apa dan seperti anak kecil, aku khawatir pembantu tidak memperhatikannya dengan baik dan tidak dapat memahaminya, sementara aku sangat paham dengan ibuku”

Sumber:
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved