Siapakah Manusia Yang Paling Sibuk Pada Saat Hari Kiamat ?
ada manusia yang tidak henti-hentinya kesana kemari memohon kepada Allah untuk keselamatan manusia lainnya.
SRIPOKU.COM - Hari kiamat merupakan peristiwa kehancuran alam semesta dan menjadi awal bagi kehidupan yang kekal. Sebelum menuju surga atau neraka, umat manusia akan dibangkitkan lalu dikumpulkan di Padang Mahsyar untuk menjalani pengadilan dari Allah SWT.
Pada hari itu, semua manusia hanya akan memikirkan dirinya sendiri.
Bahkan, ketika orang tua, suami, dan anak disebelahnya diseret oleh malaikat, mereka tidak akan saling menolong karena lebih mementingkan nasibnya sendiri.

Namun, ada manusia yang tidak henti-hentinya kesana kemari memohon kepada Allah untuk keselamatan manusia lainnya. Pada saat matahari begitu teriknya, Beliau memanggil manusia untuk diberi minum. Siapa dia sebenarnya?
Beliau adalah Baginda Rasulullah SAW.
Sang Nabi terakhir ini menjadi satu-satunya manusia yang paling sibuk luar biasa pada saat itu. Disebutkan dalam sebuah hadist, dari Abbas R.a, bahwa Rasulullah S.a.w bersabda: “Orang yang pertama kali dibangkitkan dari kubur di hari kiamat nanti adalah Muhammad S.A.W”.
Nantinya, Malaikat Jibril A.s datang kepada Nabi dengan membawa buraq, lalu malaikat Israfil membawa bendera dan mahkota, sedangkan Malaikat Izrail datang dengan membawa pakaian-pakaian syurga.
Israfil A.s bersuara “Wahai Roh yang baik, kembalilah ke tubuh yang baik", maka kubur terbelah dua.
Pada seruan yang kedua pula, kubur mulai terbongkar. Pada seruan yang ketiga, ketika Rasulullah S.a.w berdiri. Sang nabi membersihkan tanah dari atas kepala dan janggutnya.
Kemudian dilihatnya kondisi disekitar yang sudah rata dengan tanah. Nabi Muhammad kemudian menangis sehingga mengalir air matanya ke pipi.
Beliau S.a.w bersabda “Kekasihku Jibril, gembirakanlah aku”.
Jibril berkata “Lihatlah apa yang ada di hadapanmu”.
Rasulullah bersabda “Bukan seperti itu pertanyaanku”. J
ibril kembali berkata “Adakah kau tidak melihat bendera kepujian yang terpasang di atasnya”.
Rasulullah S.a.w bersabda “Bukan itu maksud pertanyaanku, aku bertanya kepadamu akan umatku. Dimana perjanjian mereka? Niscaya akan kuatlah pertolongan pada hari ini. Aku akan mensyafa'atkan umatku”.