Jangan Sekali-kali Melakukan Seks Sedarah Kalau Anda Tak Mau Terkena Bahaya Mengerikan ini

Dari sisi kesehatan, perkawinan sedarah bisa menimbulkan resiko bagi anak-anak yang dilahirkan. Seperti cacat atau penyakit bawaan.

Penulis: ewis herwis | Editor: ewis herwis

Pengakuan Mickenzie ini diungkapkan di depan Chyna (adik Jhon) dan Michaell (Ibu tirinya).

Namun, ungkapan Mickenzie ini membuat mereka marah besar.

4. John – Jenny Deaves

ist

Pernikahan sedarah John dan Jenny ini juga menghebohkan dunia.

Mereka berdua in mmrupakan ayah dan putri kandung.

Pernikahan mereka ini terjadi pada April 2008 dimana kisah cinta mereka ini berawal ketika sang ayah John ini bercerai dengan istrinya dengan membawa lari Jenny.

Pada saat itu si anak Jenny belum mengerti akan perceraian.

Dan pada akhirnya mereka berdua bertemu kembali setelah berpisah selama 30 tahun lamanya dan tertarik akibat nafsu seksual.

Walaupun pada saat itu mereka berdua telah mempunyai pasangan masing–masing, namun keduanya rela memutuskan hubungan mereka masing–masing dan menikah dengan dikaruniai satu putri yang bernama Caleste.

Namun bukanlah akhir yang menyenangkan, mereka berdua diputuskan bersalah dan terlibat kasus inses.

Dan pada akhirnya mereka berjanji untuk tidak berhubungan seks lagi sampai saat ini.

5. Patrick Stuebing – Susan Karolewski

Istimewa
(Istimewa)

Pernikahan sedarah terakhir yang juga menghebohkan dunia ini terjadi pada pernikahan Patrick dan Susan.

Mereka ini merupakan kakak adik yang hidup terpisah akibat si Patrick ini diadopsi oleh keluarga lain.

Saat beranjak dewasa dan berumur 23 tahun, Patrick kini mencari jejak keluarga aslinya, dan bertemu dengan keadaan terharu.

Sampai akhirnya mereka hidup bersama hingga si ibu Leipzig meninggal.

Pada saat itulah cinta Patrick dan Susan tumbuh bersemi dan berujung pada pernikahan.

Dan kini pernikahan mereka dikaruniai 4 anak , namun 2 dari mereka cacat.

Akibat pernikahan sedarah ini diketahui oleh pihak hukum dan akhirnya Patrick dipenjara selama 2 tahun.

Bagaimana perkawinan sedarah ini menurut hukum Islam?

Berdasarkan firman Allah Ta’ala:

حُرِّمَتْ عَلَيْكُمْ أُمَّهَاتُكُمْ وَبَنَاتُكُمْ وَأَخَوَاتُكُمْ وَعَمَّاتُكُمْ وَخَالَاتُكُمْ وَبَنَاتُ الْأَخِ وَبَنَاتُ الْأُخْتِ وَأُمَّهَاتُكُمُ اللَّاتِي أَرْضَعْنَكُمْ وَأَخَوَاتُكُمْ مِنَ الرَّضَاعَةِ وَأُمَّهَاتُ نِسَائِكُمْ وَرَبَائِبُكُمُ اللَّاتِي فِي حُجُورِكُمْ مِنْ نِسَائِكُمُ اللَّاتِي دَخَلْتُمْ بِهِنَّ فَإِنْ لَمْ تَكُونُوا دَخَلْتُمْ بِهِنَّ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ وَحَلَائِلُ أَبْنَائِكُمُ الَّذِينَ مِنْ أَصْلَابِكُمْ وَأَنْ تَجْمَعُوا بَيْنَ الْأُخْتَيْنِ إِلَّا مَا قَدْ سَلَفَ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ غَفُورًا رَحِيمًا

“Diharamkan atas kamu (menikahi) ibu-ibumu, anak-anak perempuanmu, saudara-saudara perempuanmu, saudara-saudara perempuan ayahmu, saudara-saudara perempuan ibumu, anak-anak perempuan dari saudara laki-lakimu, anak-anak perempuan dari saudara perem-puanmu, ibu-ibu yang menyusuimu, saudara-saudara perempuan yang satu susuan denganmu, ibu-ibu isterimu (mertua), anak-anak perempuan dari isterimu (anak tiri) yang dalam pemeliharaanmu dari isteri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum mencampurinya (dan sudah kamu ceraikan) maka tidak berdosa atasmu (jika menikahinya), (dan diharamkan bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu), dan (diharamkan) mengumpulkan (dalam pernikahan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” [An-Nisaa’ : 23]

Berdasarkan hadits diatas, jelaslah sudah kalau penikahan sedarah ini sangat dilarang dalam Islam.

Berdasarkan hasil penelitia, adanya peningkatan risiko tambahan kematian sekitar 1,2 persen dibandingkan pernikahan bukan saudara dekat.

Sementara untuk cacat lahir terdapat peningkatan risiko 2 persen pada populasi umum dan 4 persen pada pernikahan yang orangtuanya memiliki hubungan darah.

Bagaimana di Indonesia?

Ternyata di Indonesia juga sudah sering terdengar ditelinga Anda tentang pernikahan sedarah ini bahkan sudah menjadi tradisi.

Seperti yang terjadi di Gorontalo.

Keluarga Suku Polahi di Pedalaman Gorontalo
Keluarga Suku Polahi di Pedalaman Gorontalo

Tradisi menyimpang itu masih dipegang teguh oleh suku Polahi di pedalaman Gorontalo.

Di suku tersebut, seperti dilansir Tribunnews, ayah bisa menikahi putrinya dan anak laki-laki bisa menikahi ibunya sendiri.

Aneh memang, dan siapapun yang mendengarnya pasti heran dan tak menyangka di Indonesia ini masih ada fenomena pernikahan sedarah.

Tapi ini nyata dan benar-benar terjadi hingga kini.

Adalah Mama Tanio, salah satu perempuan Suku Polahi yang ditemui di Hutan Humohulo, Pegunungan Boliyohuto, Kecamatan Paguyaman, Kabupaten Boalemo mengatakan jika pernikahan sedarah ini sudah menjadi tradisi di kampungnya.

“Tidak ada pilihan lain. Kalau di kampung banyak orang, di sini hanya kami. Jadi kawin saja dengan saudara,” ujar Mama Tanio.

Suku Polahi merupakan suku yang masih hidup di pedalaman hutan Gorontalo dengan beberapa kebiasaan yang primitif.

Mereka tidak mengenal agama dan pendidikan, serta cenderung tidak mau hidup bersosialisasi dengan warga lainnya.

Suku  ini bisa saja disebut dengan kebiasaan nomaden karena kebiasaan yang hidup berpindah-pindah. 

Tradisi paling tidak bisa dihentikan yakni seorang ayah mengawini anak perempuannya sendiri, begitu juga seorang anak laki-laki kawin dengan ibunya.

Kondisi seperti ini sudah diakui oleh satu keluarga Polahi yang ditemui di hutan Humohulo.

Keluarga Suku Polahi Gorontalo
Keluarga Suku Polahi Gorontalo

Seperti kisah yang ada di keluarga kepala suku bernama Baba Manio ang kini telah memiliki istri Mama Tanio dan Hasimah.

Dari perkawinan dengan Mama Tanio, lahir Babuta dan Laiya.

Babuta yang kini mewarisi kepemimpinan Baba Manio memperistri adiknya sendiri, hasil perkawinan Baba Manio dengan Hasimah.

Hasimah sendiri merupakan saudara dari Baba Manio. Kelak anak-anak Babuta dan Laiya akan saling kawin juga.

“Kalau mau kawin, Baba Manio membawa mereka ke sungai. Disiram dengan air sungai lalu dibacakan mantra. Sudah, cuma itu syaratnya,” ujar Mama Tanio dengan polos

Tradisi  tradisi perkawinan sedarah ini merupakan salah satu cara untuk mempertahankan keturunan Polahi.

Yang mengherankan, tidak ada dari turunan mereka yang cacat sebagaimana akibat dari perkawinan satu darah pada umumnya.

Suku Polahi ini masih menganut adat primitif dan tempat tinggalnya berada di pedalaman di Indonesia. (berbagai sumber)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved