Selalu Diolok-olok, Kematian Pemuda Bermata Biru Ini Bikin Geger Penduduk. Banyak Kejadian Aneh

Pada zaman Nabi Muhammad S.A.W, ada seorang pemuda bermata biru, rambutnya merah, pundaknya lapang panjang, berpenampilan cukup tampan.

Editor: Candra Okta Della
IST
Ilustrasi 

SRIPOKU.COM-- Pada zaman Nabi Muhammad S.A.W, ada seorang pemuda bermata biru, rambutnya merah, pundaknya lapang panjang, berpenampilan cukup tampan.

Kulitnya kemerah-merahan. Dagunya menempel di dada kerana selalu melihat pada tempat sujudnya. Tangan kanannya menumpang pada tangan kirinya.

Ahli membaca al-Quran dan selalu menangis, pakaiannya hanya dua helai dan sudah kusut yang satu untuk penutup badan dan yang satunya digunakannya sebagai selendang.

Tiada orang yang menghiraukan, tidak terkenal dalam kalangan manusia,namun sangat terkenal di antara penduduk langit.

Tatkala datangnya hari Kiamat, dan tatkala semua ahli ibadah diseru untuk memasuki Syurga, dia justru dipanggil agar berhenti dahulu dan disuruh memberi syafa'atnya.

Ternyata Allah memberi izin padanya untuk memberi syafa'at bagi sejumlah bilangan qabilah Robi'ah dan qabilah Mudhor, semua dimasukkan ke Syurga dan tiada seorang pun ketinggalan dengan izin-Nya.

Dia adalah 'Uwais al-Qarni', siapakah dia di mata manusia?
Tidak banyak yang mengenalnya, apalagi mencari tahu tentang kehidupnya. Banyak suara-suara yang mentertawakan dirinya, mengolok-olok dan menyakiti hatinya.

Tidak kurang juga yang menuduhnya sebagai seorang yang membujuk, seorang pencuri serta berbagai macam umpatan demi umpatan, celaan demi celaan daripada manusia.

Suatu ketika, seorang fuqoha' negeri Kuffah, datang dan ingin duduk bersamanya. Orang itu memberinya dua helai pakaian sebagai hadiah. Namun, hadiah pakaian tadi tidak diterima lalu dikembalikan semula kepadanya. Uwais berkata:

"Aku khawatir, nanti orang akan menuduh aku, dari mana aku mendapatkan pakaian itu? Kalau tidak daripada membujuk pasti daripada mencuri."

Uwais telah lama menjadi yatim. Beliau tidak mempunyai sanak saudara, kecuali hanya ibunya yang telah tua renta dan lumpuh tubuh badannya. Hanya penglihatan kabur yang masih tersisa.

Uwais bekerja sebagai pengembala kambing. Upah yang diterimanya hanya cukup-cukup untuk menampung keperluan hariannya bersama ibunya.

Apabila ada uang berlebihan, Uwais menggunakannya untuk membantu tetangganya yang hidup miskin dan serba kekurangan.

Kesibukannya sebagai pengembala dan merawat ibunya yang lumpuh dan buta, tidak mempengaruhi kegigihan ibadahnya. Dia tetap melakukan puasa di siang hari dan bermunajat di malam harinya.

Uwais al-Qarni Dikenal Rasulullah Tanpa Bertemu

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved