Ternyata Ini Dampak Mengerikan Mama Selalu Memarahi Anak, Awas Hal Mengerikan Ini Terjadi
Tidak jarang kita dengar dalam kehidupan sehari-hari rumah tangga, seorang ibu yang jengkel atas kenakalan atau kesalahan anak-anaknya
Penulis: Salman Rasyidin | Editor: Salman Rasyidin
Dampak Mengerikan Mama Selalu Memarahi Anak, Awas Apa yang Bakal terjadi
SRIPOKU.COM -- Mama sering memarahi anak? Sudah sebaiknya mengurangi kebiasaan itu mulai sekarang.
Tidak jarang kita dengar dalam kehidupan sehari-hari rumah tangga, seorang ibu yang jengkel atas kenakalan atau kesalahan anak-anaknya sehingga melaknat atau menyumpahi mereka.
Baik dengan kata-kata yang kotor (tidak pantas) ataupun do’a yang tidak baik. Sehingga sudah menjadi kebiasaan yang mendarah daging.
Sang ibu tidak pernah merasa bersalah ataupun berdosa atas perbuatannya tersebu yang secara psikologis sangat berdampak. Sambil bersungut-sungut dan mengumpat ia pun berlalu, meninggalkan buah hatinya dalam keadaan menangis.
Apalagi bila Mama termasuk memarahi anak dengan membentak dan memukul.
Karena itu bila Mama punya kebiasaan itu, Dan bagi yang belum terlanjur sebaiknya mengamati ini dengan ini baik-baik.
Setidaknya ada 6 Dampak Buruk Jika Anak Sering Dimarahi
Kadang memarahi anak tidak bisa dihindari, bahkan karena beban kerja yang dimiliki orang tua disulut karena berbagai macamnya perangai anak-anak kita. Namun, sebelum Mama memarahi anak sehingga menjadi kebiasaan yang terus menerus. Perlu diingat beberapa dampak buruk jika anak sering dimarahi :
1. Kerusakan/kematian sel-sel otak anak
Seorang Neuroscientist di Chicago Medical School, Lise Eliot, Phd, dalam bukunya "Whats going on in There? How The Brain and Mind Develop in The First Five Years of Life. Menceritakan sebuah fakta yang begitu mencengangkan. Ia melakukanpenelitian perkembangan otak terhadap bayinya sendiri. Lise memasang seperangkat alat khusus di kepala bayinya.
Alat itu dihubungkan dengan kabel-kabel komputer agar dia bisa melihat setiap perubahan yang terjadi dalam perkembangan sel otak anaknya melalui layar monitor. Saat bayinya bangun, dia memberinya ASI. Ketika bayinya minum ASI, Lise melihat gambar-gambar sel otak anaknya di layar monitor sedang membentuk rangkaian yang indah.
Ketika sedang asyik menyusui, tiba-tiba bayi Lise menendang kabel komputer. Si ibu sontak kaget dan berteriak, "No!" Ternyata teriakan si ibu membuat bayinya kaget, saat itu juga Lise melihat gambar sel otak anaknya di layar monitor terus menggelembung seperti balon, semakin membesar dan akhirnya pecah.
Selanjutnya terjadi perubahan warna yang menandai kerusakan sel otak.
2. Penurunan kepercayaan diri ; Anak-anak yang sering dimarahi cenderung akan berpikir, bahwa penyebab dia dimarahi adalah karena melakukan kesalahan. Semakin sering anak dimarahi, maka semakin kuat opini pada diri anak bahwa semua tindakannya adalah salah, sehingga takut melakukan hal-hal yang baru, merasa minder, dan pada akhirnya anak akan kehilangan rasa percaya diri, dan Anak akan menjadi pasif karena cendrung memilih diam dan tidak berbuat daripada dimarahi.
3. Depresi ; Anak yang sering dimarahi bisa mengalami tekanan mental atau depresi. Anak akan jadi lekas marah atau frustasi, egois, agresif, merasa sedih, merasa tidak berharga atau bersalah, dan lambat dalam berpikir, berbicara, atau bergerak.
4. Trauma ; Kemarahan tidak mengajarkan apa-apa terhadap perkembangan si kecil, justru membuat renggang ikatan batin antara orang tua dan anak, anak akan merasa tidak nyaman dan takut karena perilaku orang tuanya. Anak yang sering kena marah bisa mengalami trauma