Mahasiswi Dibunuh Kekasih
Soniya Dimakamkan Di TPU Soak Simpur, Ini Kata Bapak Almarhum Mengenai Pelaku
Jenazah mahasiswi semester dua jurusan Ilmu komputer Universitas Bina Darma Palembang itu, diamankan di Tempat Pemakaman Umum Soak Simpur.
SRIPOKU.COM, PALEMBANG --- Setelah sempat disemayamkan di rumah duka di Jalan TPA Sukawinatan Lorong Canda RT 36/10 Sukawinatan Kelurahan Sukajaya Kecamatan Sukarami Palembang, jenazah Sonya Priska Pratiwi (19) korban penusukan yang dilakukan oleh pacarnya sendiri, Suryanto alias Kempol (24), akhirnya dimakamkan.
Jenazah mahasiswi semester dua jurusan Ilmu komputer Universitas Bina Darma Palembang itu, diamankan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Soak Simpur Kelurahan Sukajaya Kecamatan Sukarami Palembang.
Para keluarga, tetangga termasuk teman-teman dan dosen korban dari tempatnya berkuliah pun tampak hadir langsung mengiringi dan mengantar jenazah korban ke tempat peristirahatannya terakhir.
Sebelumnya, perwakilan pihak keluarga Sonya, H Johan Anwar, mengucapkan banyak terima kasih kepada keluarga dan pelayat yang hadir.
"Semoga keluarga bisa menerima dengan sabar," tuturnya.
Atas nama keluarga Soniya, ia pun memohon maaf jika ada kehilafan sengaja dan tidak disengaja. "Bila ada hutang janji yang belum dapat terselesaikan dapat menghubungi pihak keluarga," jelasnya.
Sementara itu, Dekan Ilmu Komputer UBD Palembang, Isman yang turut hadir pun menyebut atas nama pribadi dan keluarga besar UBD Palembang dan pihaknya juga tak lupa menyampaikan duka cita sedalam-dalamnya kepada keluarga besar korban. "Ini adalah musibah yang kita tidak tahu kapan datangnya," ungkapnya.
Selain itu, pihaknya pun mendoakan agar almarhumah khusnul khotimah. "Soniya merupakan mahasiswi yang baik dan di hari terakhirnya masih menyelesaikan kuliah jam pertama pukul 08.00 WIB sampai akhirnya kami mendengar kabar duka ini," tuturnya.
Dengan kejadian itu pula, pihaknya pun berharap kejadian seperti ini menjadi bahan pelajaran dan tidak terulang lagi di masa mendatang.
Ayah Sonya, Damris (45), mengatakan, dengan adanya kejadian ini, pihaknya pun meminta kepada pihak Kepolisian agar menghukum pelaku sesuai dengan hukum yang benar-benar berlaku, tidak dilebih-lebihkan maupun dikurangi.
"Menurut saya, kejadian itu memang sudah direncanakan dan itu dilakukan pelaku sengaja dengan menjemput anak saya ini di kampus secara paksa yang juga disaksikan para teman-temannya," jelasnya.
Bahkan, dikatakan Darwis, saat anaknya dijemput pelaku di kampus secara paksa tersebut, anaknya sempat meminta tolong kepada pihak Satpam di kampus dan itu disaksikan oleh teman-temannya. Namun, permintaan tolong dari anaknya tersebut tidak direspon dengan baik dan seakan malah diacuhkannya.
"Mereka malah menjawab itu urusan pribadi. Dan menurut saya itu prosedurnya sudah tidak sesuai. Tapi ini sudah saya sampaikan langsung kepada dosen anak saya yang juga tadi sempat hadir," terangnya.
Selain menyesalkan dari pihak kampus tempat anaknya berkuliah, dikatakan Darwis, pihaknya pun juga menyesalkan tindakan dari orangtua pelaku yang hanya diam saja saat mengetahui anaknya tersebut melakukan perbuatan tersebut terhadap anaknya.
"Pas kejadian di rumah pelaku itu, kedua orangtua pelaku ada di rumah tapi malah diam saja. Karena itu menurut saya kedua orangtuanya juga bisa ikut diproses secara hukum karena mengetahui perihal kejadian tersebut," ungkapnya.