Harga Minyak Dunia

Dollar AS Melemah Akibatkan Harga Minyak Terhempas

Harga minyak pada perdagangan Kamis (16/3/2017) sedikit berubah karena dollar AS melemah, meskipun pasokan minyak Amerika Serikat (AS) tetap tinggi, d

Editor: Bedjo
http://img.bisnis.com
Ilustrasi. 

SRIPOKU.COM, NEW YORK - Harga minyak pada perdagangan Kamis (16/3/2017) sedikit berubah karena dollar AS melemah, meskipun pasokan minyak Amerika Serikat (AS) tetap tinggi, di tengah upaya OPEC menurunkan produksi.

Berita Lainnya:  Banjir Stok, Harga Minyak Jatuh ke 54,01 Dollar AS

Dikutip dari CNBC pada Jumat (17/3/2017), patokan harga minyak AS atau West Texas Intermediate (WTI) berakhir lebih rendah 11 sen dibandingkan perdagangan sehari sebelumnya di level 48,75 dollar AS per barel.

Sementara itu, patokan Brent juga turun 11 sen menjadi 51,70 dollar AS per barel.

Meski turun namun level ini masih lebih baik dibandingkan Selasa yang berada di posisi 50,25 dollar AS per barel, yang merupakan level terendah sejak 30 November ketika OPEC mengumumkan perjanjian pemotongan produksi.

"Fokus pasar tetap berpusat pada peningkatan pertumbuhan produksi AS dan peningkatan pasokan dalam negeri, tetapi ini bukan mewakili seluruh dunia. Pasokan tersebut menunjukkan beberapa daerah penting lain," kata analis RBC Capital Markets dalam sebuah catatan.

"Meskipun berita utama berbasis dari sana, namun kami berpendapat bahwa pasar tertentu seperti Asia tetap defisit. Sementara, daerah seperti Atlantik Basin dan AS tetap surplus," imbuhnya.

Negara-negara eksportir minyak (OPEC) dan beberapa produsen non-OPEC memangkas produksi mulai 1 Januari untuk mengurangi kelebihan pasokan global. Namun, reli harga minyak setelah kesepakatan tertatih-tatih akibat data yang menunjukkan terus meningkatnya stok AS.

Badan Informasi Energi AS menyampaikan pada Rabu waktu setempat, bahwa persediaan minyak mentah pekan lalu jatuh setelah sembilan minggu meningkat, namun hanya turun 237.000 barel dari rekor tertinggi.

Di sisi lain, beberapa dukungan datang dari bank sentral AS pada Rabu yang menekan dollar AS terhadap sekeranjang mata uang dan mengangkat harga minyak berdenominasi dollar AS.

"Saya tidak berfikir itu akan menjadi penrauh besar pada saat ini, kecuali ada gangguan global di mana uang perlu pindah ke tempat yang aman," kata Mark Watkins, analis strategi investasi daerah di Client Group di Bank AS di Park City, Utah.

Dukungan lebih lanjut datang pada hari Rabu dari Badan Energi Internasional (IEA). Meskipun persediaan global meningkat pada bulan Januari, lembaga itu mengatakan pasar minyak bisa defisit dengan 500.000 barel per hari pada semester pertama 2017.

dollar AS Melemah

Kurs dollar AS berakhir lebih rendah terhadap mata uang utama lainnya pada Rabu (Kamis pagi WIB), setelah keputusan Federal Reserve menaikkan suku bunga untuk kedua kalinya dalam tiga bulan.

"Mengingat realisasi dan ekspektasi kondisi-kondisi pasar tenaga kerja dan inflasi, bank sentral memutuskan untuk menaikkan kisaran target untuk suku bunga federal fund sebesar 25 basis poin menjadi 0,75-1,0 persen," komite pembuat kebijakan Fed mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dirilis setelah pertemuan dua hari, dikutip dari kantor berita Antara, Jumat.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved