Anjal dan Gepeng Marak di Kayuagung OKI

Andi Wijaya, warga Kelurahan Paku mengaku, maraknya keberadaan anjal dan gepeng belakangan ini menimbulkan perspektif negatif di mata masyarakat.

Penulis: Lepass | Editor: Tarso

SRIPOKU.COM, KAYUGUNG --Keberadaan anak jalanan (Anjal), gelandangan dan pengemis (Gepeng) di Kota Kayuagung menjadi permasalahan yang harus disikapi secara bijak oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ogan Komering Ilir (OKI), khususnya Dinas Sosial.

Terlebih, belakangan ini anjal dan gepeng cukup marak berkeliaran di ibukota kabupaten ini.

Bukan hanya merusak citra pemerintah daerah, namun mereka ini terkadang membuat masyarakat dan pengguna jalan resah dan was-was, karena mereka kerap mendatangi kantor-kantor pemerintahan dan mangkal di pinggir Jalan Lintas Timur (Jalintim) OKI untuk meminta belas kasihan pengemudi yang melintas, dengan modus membawa anak-anak yang masih berusia balita.

Andi Wijaya, warga Kelurahan Paku mengaku, maraknya keberadaan anjal dan gepeng belakangan ini menimbulkan perspektif negatif di mata masyarakat.

"Terkadang kami kasihan dengan keberadaan anjal dan gepeng ini, karena mereka ini dimanfaatkan oleh orang tuanya untuk mencari nafkah. Seharusnya di usianya itu anak-anak tersebut bermain dan sekolah, bukan merasakan debu dan panas terik demi sesuap nasi," Andi, Rabu (15/2/2017).

Masih kata Andi, dirinya sangat menyayangkan tidak adanya solusi dari Dinas Sosial untuk menampung mereka atau minimal memberikan bimbingan kepada orang tua anjal dan pengemis ini untuk bisa mencari nafkah tanpa melibatkan anak-anak mereka.

"Selama ini, memang aparat Satpol PP sering melakukan penertiban, namun karena tidak adanya solusi dan tempat khusus untuk menampung anjal dan gepeng ini, setelah ditertibkan mereka kembali dipulangkan. Tapi setelah beberapa hari, mereka kembali melakukan rutinitasnya," terangnya.

Maraknya anjal dan gepeng di Kota Kayuagung inipun mendapat sorotan dari Satpol PP Pemkab OKI. Pihaknya berjanji dalam waktu dekat akan melakukan penertiban.

"Akan kita koordinasikan dengan Dinas Sosial terlebih dahulu, sebab jika kita tertibkan, namun tidak ada solusi juga kami rasa percuma," tegas Kasat Pol PP dan Damkar Pemkab OKI, Alexander Bustomi.

Alex juga menyatakan, dalam melakukan penertiban anjal dan gepeng ini, pihaknya berpedoman pada Peraturan Daerah (Perda) tentang Ketertiban Umum (Tibum).

"Satpol PP merupakan stakeholder penegakan Perda. Jadi sangat jelas, jika keberadaan anjal dan gepeng menganggu Tibum dan Tranmas, maka kita siap menertibkannya," ujarnya.

Sementara Kepala Dinas Sosial OKI, Ir Ifna Sahara didampingi Ketua Umum PSM Welly Tegalega SH mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan keberadaan anjal di wilayah OKI. Memang ada anjal yang kerap kali meresahkan warga yang sedang makan di warung maupun pernah datang ke kantor-kantor. Tentunya hal ini menjadi perhatian dinas sosial untuk melakukan pendataan.

"Ya benar, nanti akan kita koordinasikan dengan lembaga dibawa dinas sosial yang telah berpengalaman," kata Ifna.

Ditambahkan Welly, pihaknya belum melakukan pendataan terhadap anak jalanan yang berada di wilayah OKI, karena pihaknya masih berkoordinasi dengan dinas sosial. Insyaallah dalam waktu dekat pihaknya segera melakukan pendataan," ujar Welly didampingi Sekjen PSM Edi Johan.

Terpisah, Anggota DPRD OKI, H Subhan Ismail mengatakan, keberadaan anjal dan gepeng ini merupakan permasalahan sosial yang harus disikapi secara serius dan terarah, sehingga kedepan tidak ada lagi anjal dan gepeng yang hilir mudik ke kantor pemerintahan serta rumah-rumah warga untuk meminta uang.

"Kami ucapkan terima kasih atas informasi ini. Hal ini akan menjadi pembahasan kami di DPRD OKI bersama anggota lainnya untuk mencarikan solusi dengan dinas terkait. Mudah-mudahan ada solusi yang bisa menguntungkan mereka, namun tidak memberatkan pemerintah daerah," singkat Subhan. 

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved