Diterjang Peluru Senjata Api Kecepek Laras Panjang, Kepala Heri Belah
Diduga korban depresi dengan penyakit yang dialaminya tak kunjung sembuh. Sementara obat penenangnya sudah habis.
Penulis: Ahmad Farozi | Editor: Tarso
SRIPOKU.COM, MUSIRAWAS -- Suara letusan senjata api rakitan (senpira) yang berasal dari kediaman Heri Suanto (38) di Dusun III Desa Prabumulih II Kecamatan Muaralakitan Kabupaten Musirawas, Kamis (9/2) sekitar pukul 10.00 wib, mengejutkan warga sekitar.
Rudi Hartono (41), salah seorang tetangga yang rumahnya persis disebelah kiri rumah Heri Suanto, mendengar suara letusan itu tak berani beranjak dari tempatnya.
Setelah gema letusan lenyap, barulah ia mencoba memberanikan diri menelpon Joni Persela (40) yang merupakan kakak kandung Heri Suanto dan tinggal di Dusun V desa setempat.
Ia mengabarkan kepada Joni Persela bahwa, ada suara letusan senjata api dari rumah Heri Suanto, adiknya.
"Dengar suara letusan dari rumah Heri itu, aku tak berani langsung datang menghampiri. Tapi kutelpon dulu saudara misan aku, Joni Persela, karena dia kakak kandung Heri," ujar Rudi Hartono, kepada Sripoku.com, Kamis (9/2/2017).
Sembari menunggu Joni Persela datang, Rudi Hartono juga mengabarkan peristiwa tersebut kepada kerabatnya yang lain.
Sekitar 15 menit kemudian, Joni Persela dan kerabatnya yang lain datang, barulah mereka bertiga masuk ke rumah Heri Suanto. Ternyata, didalam rumah, Heri Suanto ditemukan dalam kondisi tergeletak di lantai rumah dan sudah meninggal dunia.
Kepalanya rusak berlobang besar. Didekatnya ada senjata api rakitan laras panjang. Diduga, kepalanya pecah tertembak senjata api rakitan tersebut.
"Begitu kami masuk, Mariam (65) ibunya Heri yang jugo bibik aku, nangis. Lalu lihat kondisi Heri, sudah berdarah dan meninggal, aku nggak berani lihat, kondisinya mengenaskan," ujar Rudi Hartono.
Dilanjutkan, peristiwa itu kemudian dilaporkan ke Polsek Muaralakitan. Lalu kapolsek bersama anggotanya langsung meluncur ke lokasi untuk melakukan pengecekan.
Menurut Rudi Hartono, selama ini korban memang mengalami gangguan jiwa. Pada tahun 2011 lalu, korban pernah dirawat di rumah sakit jiwa di Palembang.
Setahun kemudian, yaitu pada tahun 2012 ia dibawa pulang ke desa karena kondisinya mulai membaik dan dirawat jalan.
Namun, selama pulang ke desa korban tetap mengonsumsi obat-obatan.
"Heri ini memang kurang sehat, pernah dirawat di RSJ Palembang selamo setahun. Di desa ia tingal dengan ibunya yang sudah tua," ujarnya.
Kapolres Musirawas AKBP Hari Brata melalui Kapolsek Muaralakitan AKP Nasharudin mengatakan, dugaan sementara, korban diduga bunuh diri dengan cara menembak kepalanya sendiri hingga pecah.