Stan Lee, 'Bapak' Pahlawan Super yang Jadi 'Wajah' Marvel

Stan Lee adalah legenda bagi Marvel. Ia ada bahkan sebelum perusahaan komik dan film asal AS itu bernama Marvel.

Editor: Budi Darmawan
(REUTERS/Kevork Djansezian)
Stan Lee merupakan komikus di balik pahlawan-pahlawan super Marvel. 

SRIPOKU.COM - Jika para pahlawan super dari dunia Marvel punya sosok ayah, itu Stan Lee. Bersama Jack Kirby dan Steve Ditko, komikus asal Amerika itu menciptakan karakter seperti Spider-Man, Hulk, Doctor Strange, Fantastic Four, Iron Man, Daredevil, Thor, X-Men, dan pahlawan-pahlawan super lainnya.

Stan Lee adalah legenda bagi Marvel. Ia ada bahkan sebelum perusahaan komik dan film asal AS itu bernama Marvel. Pemilik nama asli Stanley Martin Lieber itu mengawali karier di divisi komik perusahaan majalah pulp dan buku Martin Goodman pada 1939, hanya sebagai asisten. Itu didapatnya berkat bantuan sang paman, Robbie Solomon. Kelak, perusahaan itu berkembang jadi Marvel Comics.

Debut komik Stan Lee adalah Captain America Foils the Traitor's Revenge, dalam komik berjudul Captain America Nomor 3 (Mei 1941). Saat itu pulalah ia pertama kali menggunakan nama samaran 'Stan Lee.’ Hingga kini, ia akhirnya menggunakan sebutan itu sebagai nama resminya di dunia hiburan.

Pada pertengahan 1950, perusahan Martin Goodman mulai dikenal sebagai Atlas Comics. Saat itu Stan Lee banyak membuat cerita romansa, humor, sampai petualangan. Tapi Julius Schwartz editor DC Comics—perusahaan pesaing—menghidupkan kembali kehidupan pahlawan super di komik-komik mereka.

Salah satu karakternya Flash. Lewat karakter itu, DC Comics mencapai keberhasilannya. Apalagi ada super-tim Justice League of America.

Hal itu kemudian mendorong penerbit Martin Goodman untuk merespons keberhasilan DC Comics dengan meminta Stan Lee membuat tandingannya.

Dengan bantuan dan desakan sang istri, Stan Lee menciptakan cerita-cerita yang banyak disukai. Kondisi sosial saat itu menjadi latar ceritanya.

Stan Lee berhasil karena menciptakan sesuatu yang kontroversial. Kalau sebelumnya pahlawan super dikenal sebagai sosok idealis nan sempurna, di tangan Stan Lee itu menjadi kebalikannya. Karakter-karakternya lebih natural. Ia memberi ‘bumbu’ sikap buruk, melankolis, dan sombong. Lebih humanis.

Kelompok pahlawan super pertama yang diciptakannya bersama Kirby adalah Fantastic Four. Berkat itu, popularitas Marvel langsung meranjak naik.

Dengan Kirby, Lee juga menciptakan Hulk, Thor, Iron Man, dan X-Men. Sementara dengan Bill Everett ia menciptakan Daredevil. Bersama Ditko, ia membuat Doctor Strange. Karakter tersukses dari Marvel bikinannya adalah Spider-Man.

Menjadi 'wajah' Marvel

Tapi awal 1970-an, Stan Lee memutuskan berhenti menulis rutin setiap bulan.

Kisah terakhir yang ditulisnya yakni The Amazing Spider-Man seri 110 (Juli 1972) dan Fantastic Four seri 125 (Agustus 1972). Sejak itu ia bukan lagi komikus, melainkan wajah publik bagi Marvel. Stan Lee tampil mengajar di sejumlah perguruan tinggi dan menggelar diskusi panel, atas nama Marvel.

Kelamaan, peran Stan Lee bagi pencinta Marvel bukan sekadar sosok di balik lahirnya karakter-karakter yang mereka idolakan. Ia juga identitas. Apalagi Stan Lee belakangan selalu ada—meski hanya sebagai kameo—di film Marvel.

Penampakannya memang hanya beberapa detik. Tapi perannya selalu unik, seolah sutradara dan kamera berusaha menyorot wajahnya sebagai tokoh penting. Meskipun, bagi yang bukan penggemar Marvel, mereka tak pernah menyadari.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved