Keluarga Memaki dan Menangis Menyaksikan Rekonstruksi Pembunuhan Pasutri Kakek dan Nenek

"Mati, mati, matilah kau Gusti, kau tuh cucu yang paling disayang tapi kenapo kau tega bunuh nyai kau," ungkap kesal keluarga sambil menangis.

Editor: Tarso
SRIPOKU.COM/ANDI WIJAYA
Salah satu adegan dalam rekonstruksi kasus perampokan disertai pembunuhan terhadap pasutri kakek dan nenek yang dilakukan cucu mereka sendiri digelar penyidik di Mapolresta Palembang, Kamis (8/12) 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG--Guna membuat terang, dan melengkapi berkas,  jajaran reskrim Polresta Palembang menggelar rekontruksi kasus perampokan disertai pembunuhan oleh dua bersaudara terhadap kakek dan nenek mereka sendiri.

Rekontruksi ini digelar di halaman Mapolresta Palembang dengan menghadirkan saksi dan dilakukan sebanyak 37 adegan, Kamis (8/12).

Keluarga pelaku dan sekaligus korban yang datang melihat pelaku yang masih keluarga sendiri, tak kuasa menahan tangis, ketika menyaksikan proses ketiga tersangka yang tega menghabisi nyawa kedua korban.

Apalagi dua dari tiga tersangka yakni Gusti (18) dan Agung (16) yang merupakan cucu korban pun membuat keluarga semakin sedih.

Keluarga korban hanya bisa pasrah dan menangis saat adengan demi adegan digelar mulai pukul 10.00 hingga pukul 11.00.

"Mati, mati, matilah kau Gusti, kau tuh cucu yang paling disayang tapi kenapo kau tega bunuh nyai kau," ungkap kesal keluarga sambil menangis.

Seperti yang diketahui pembunuhan terhadap dua pasangan suami isteri yakni Kadir (80) dan Cik Nura (78) yang temukan tewas di dalam kamar rumahnya di Jalan KH Wahid Hasyim, Lorong Mutiara II, Kelurahan 5 Ulu, Kecamatan SU I Palembang, Kamis (1/11), malam membuat heboh masyarakat 5 lu.

Dua pasutri tersebut ditemukan bersimbah darah dengan luka tusukan yang cukup parah di bagian leher kedua korban. 

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved