Diamankan Polisi, Mahaguru Dimas Kanjeng Malah Tertawa

Abdul Karim alias Abah Sulaiman, satu mahaguru abal-abal yang direkrut Dimas Kanjeng Taat Pribadi, tertawa saat diboyong lima polisi.

SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ
Sebanyak tujuh maha guru Dimas Kanjeng yang merupakan perekrut massa pengajian saat gelar perkara di Mapolda Jawa Timur, Surabaya, Senin (7/11/2016). Tujuh orang yang dianggap sebagai Maha Guru Dimas Kanjeng, mempunyai beragam profesi pekerjaan. Latar belakang mereka berbeda-beda, yaitu kuli bangunan, tukang bengkel, penjual kopi, pengangguran, serta pemulung atau gelandangan. 

"Emas batangan apaan? Sama sekali nggak dapat. Nggak dapat emas apalagi uang gepokan seperti di tv. Mungkin kalau diteruskan iya kali dapat," sambungnya.

Dahro mengungkapkan, seorang putri dari anak Abdul Karim kerap pingsan setiap kali melihat pemberitaan ayahnya di televisi.

"Anak cewek yang bungsu suka pingsan kalau ada berita bapak. Dia kepikiran bapak sudah tua dan takutnya nanti susah makan di kantor polisi," ungkapnya.

Sementara itu, anak Murjang alias Abah Nogososro, Nur, mengaku telah berkomunikasi melalui telepon genggam dengan ayahandanya yang berada di Mapolda Jawa Timur. Dan Murjang menyampaikan kabar dalam kondisi sehat dan tidak ditahan. Meski begitu, ia tetap khawatir kelanjutan nasib ayahandanya. Terlepas itu, Nur mengaku ayahandanya mendapatkan pelajaran atas kasus yang menimpanya ini.

"Nanti aku mau bilang ke bapak, harus hati-hati berteman, kalau diajak-diajak yang nggak jelas begitu jangan mau," ucap Nur. (abdul qodir/valdy)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved